PKS pertanyakan koordinasi kampanye
Laporan | Nota Lase
GUNUNGAITOLI — SEGARIS.CO — Kunjungan Bobby Nasution ke Pulau Nias memicu polemik setelah sejumlah partai pengusung mengaku tidak mendapat informasi mengenai kehadirannya.
Ketua DPC PKS Kota Gunungsitoli, Imam Akbar, menyatakan kepada Segari.co bahwa partainya tidak menerima pemberitahuan dari internal terkait kegiatan Bobby di Pulau Nias.
“Saya baru mengetahui di hari itu juga dari teman di PKS, yang mendapat info dari sekretaris PAN, bahwa ada kegiatan kampanye Bobby di Gedung A’luck,” jelasnya.
Setelah menerima informasi itu, Imam memverifikasi langsung ke lokasi dan menemukan adanya spanduk, baliho, serta atribut kampanye Bobby Surya.
BPK Bidik Defisit APBD Kota Gunungsitoli Tahun 2023, INI tanggapan Damili R Gea
“Saya juga melihat postingan dari teman di Nasdem, dan ternyata memang ada kegiatan yang seolah diatur dengan salah satu pasangan calon wali kota Gunungsitoli, Karya Yunius. Padahal, meskipun PKS mendukung Bobby Surya di Pilgub Sumut, kami tidak mendukung pasangan Karya Yunius di Pilwalkot,” tegas Imam.
Ia menambahkan, DPC PKS Gunungsitoli memutuskan untuk tidak hadir di acara tersebut karena kegiatan itu dianggap framing yang bisa menimbulkan persepsi bahwa PKS mendukung paslon wali kota tersebut.
Imam menegaskan bahwa DPD PKS Kota Gunungsitoli mendukung pasangan nomor 2, SMART Sowa’a – Martinus, dalam Pilwalkot Gunungsitoli.
Imam juga merasa heran dengan adanya kabar bahwa tim kampanye Bobby Surya sudah dibentuk di Gunungsitoli tanpa melibatkan partai-partai pengusung, sebagaimana pernyataan Hadirat ST Gea di salah satu mediaonline.
Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa Ketua Tim Kampanye Bobby Surya di Kota Gunungsitoli adalah Karya Batee dengan Hadirat ST Gea sebagai sekretaris.
“Bagaimana mungkin tim kampanye tiba-tiba terbentuk tanpa melibatkan partai pendukung? Seharusnya pembentukan tim kampanye melibatkan partai pengusung seperti Gerindra dan Golkar sebagai tim utama,” ujar Imam.
Menurutnya, beberapa partai pengusung lainnya, seperti Gerindra, Golkar, Demokrat, Perindo, PAN, PKB, dan PKS, sama sekali tidak terlibat dalam pembentukan tim kampanye ini.
Saat melakukan pengecekan, Imam menemukan bahwa kantor tim kampanye yang diklaim berada di Mo’awo ternyata hanyalah posko relawan, bukan posko resmi tim kampanye.
“Ini menjadi bukti bahwa tim kampanye yang ada tidak resmi, dan kami menolak tim tersebut,” katanya. [***]