MEJA khusus di POJOK Coffee Café “NABALAU”, dimana biasanya Amani Ronggur dan Amani Padotdot, duduk berdua, masih belum terisi.
Amani Ronggur dan Amani Padotdot, belum kelihatan. Sementara itu, seorang ANAK MUDA, duduk bersebelahan dengan meja Amani Ronggur dan Amani Padotdot, sudah hampir setengah jam menunggu keduanya.
Amani Ronggur dan Amani Padotdot, akhirnya muncul. Pelayan Coffee Café “NABALAU” menggeser pot bunga yang sengaja diletakkan untuk menghindari pengopi lain menduduki meja tersebut.
“Sudah lama kamu sampai,” Amani Ronggur menyapa sembari tangan kanannya mengelus pundak ANAK MUDA itu.
“Belum, Pak,” jawab ANAK MUDA itu, yang kemudian bergeser dari duduknya dan bergabung bersama Amani Ronggur dan Amani Padotdot.
*****
“APA pesan yang ingin kamu sampaikan kepada teman-teman seusiamu soal siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan di negeri kita ini.”
Amani Ronggur membuka percakapan sembari menatap ANAK MUDA itu.
Kali ini, Amani Ronggur dan Amani Padotdot, memasuki topik bahasan yang agak seriusan, memasuki ranah politik dan jajal buah pikir ORANG MUDA dalam menentukan calon pemimpin negeri ini.
“Inikan soal siapa yang mau memimpin ke depan. Tentu, sekuat apa pun kemampuan kita melakukan kajian politik, yang lebih memahami tentang kepemimpinan ke depan, ya si calon pemimpin itu sendiri, Pak. Semisalnya, niatan tulusnya seperti apa. Kata kerennya, kepemimpinan itu SOAL HATI NURANI saja, Pak,” kata ANAK MUDA itu.
Amani Padotdot tersenyum-senyum. Dalam batinnya, boleh juga ANAK MUDA ini, saat membentangkan pemikirannya yang terstruktur dalam bahasa yang gampang dicernah.
“Menarik ini jika soal siapa pemimpin ke depan dikaitkan dengan hati nurani. Namun, yang agak mengganjal pikiran kita saat ini, adanya kesan perpolitikan sudah seperti kehilangan jati diri, terkesan suka-suka mengedepankan selera pribadi, sehingga lahirlah perkataan anak haram konstitusi, anak belimbing sayur, gimik politik, tidak berbasis data dan tanpa gagasan. Bagaimana pula itu ANAK MUDA ” kata Amani Padotdot.
“Penguasa kan pemilik mutlak kekuasaan dan keberkuasaan pada apa saja yang terjadi di kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Apalagi dengan dukungan (kolaborasi) partai politik yang cukup besar. Yakh, apa pun dapat diSKENARIOkan dan harus dinyatakan dengan cara apa pun. Tetapi, itu kan urusan partai politik yang barang tentu tidak rela melepaskan (apalagi meniadakan) yang namanya kepentingan pribadi, kepentingan kelompok dan kepentingan pribadi,” kata ANAK MUDA itu sembari menyeruput kopi di depannya.
“Enak kopinya ya Pak… pahitnya tidak segetir gerakan perpolitikan kita saat ini,” kata ANAK MUDA itu dan Amani Pardodot tersenyum.
*****
“LANTAS bagaimana kita bersikap dengan situasi kekinian dan terhadap tiga capres-cawapres,” kata Amani Ronggur.
ANAK MUDA itu kembali menyeruput kopi sebelum menyampaikan pandangannya.
“Kita tetap kembali ke HATI NURANI, Pak. Kita harus segencar-gencarnya mengingatkan setiap orang, bahwa produk kekuasaan dan partai politik bukanlah serta merta produk rakyat sebagai kekuatan yang disebut bahwa SUARA RAKYAT adalah SUARA TUHAN. Partai politik punya kewenangan penuh dalam menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden. Itu produknya partai politik yang keputusan dan penetapannya ditentukan HATI NURANI pemilik SUARA RAKYAT adalah SUARA TUHAN. Nah, kita tetap berpedoman pada HATI NURANI yang menjadikan seorang CALON PRESIDEN dan wakilnya memang layak memimpin negeri ini,” kata ANAK MUDA itu.
“Bagaimana kalau HATI NURANI tidak memilih satu pun dari ketiga calon,” kata Amani Ronggur.
“Maksudmu jadi GOLPUT…” kata Amani Padotdot. Amani Ronggur menganggukkan kepala, mengiyakan.
“Menjadi GOLPUT tidaklah keputusan yang baik. HATI NURANI, harus kita kemas untuk setidaknya mendekati HATI NURANI salah satu calon. Tidak memilih, sama dengan memberi kesempatan kepada pihak jahat untuk memanfaatkan suara kita bagi kepentingan pihak lain. Jangan terpikir untuk GOLPUT, pak,” kata ANAK MUDA itu.
Ya…. semuanya kan tentang HATI NURANI saja.
MARI kita seruput habislah kopi kita ini, karena tidak ada yang gratis saat BICARA di Coffee Café “NABALAU”.
#SalamPeduliSesama
Pematang Siantar, 14 Desember 2023
Penulis, Ingot Simangunsong Anaxi Murlan boru Silitonga, pimpinan redaksi segaris.co