Oleh | Sabar Mangadoe/DGP
“SEMUA partai di negara penganut demokrasi di dunia ini wajib lakukan Program Pengkaderan Partai, bahkan partai di negara komunis.. untuk ditugaskan oleh partai melayani rakyat, bangsa dan negaranya berdasarkan ideologi partainya.
Kader partai adalah Petugas Rakyat, Bangsa dan Negaranya.
Setiap kader partai ditugaskan oleh partai untuk pertama yaitu mengurus partai itu sendiri.
Kedua ditugaskan oleh partai di lembaga legislatif ( DPR-RI, DPRD Propinsi/Kabupaten/Kabupaten/Kota).
Ketiga ditugaskan oleh partai di Lembaga Eksekutif (Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota).
oooOooo
Megawati kader dan petugas partai PDI-P
Megawati adalah kader PDI-P yang ditugaskan oleh PDI-P mengurus partai sebagai Ketua Umum PDI-P.
Jokowi adalah seorang kader partai PDI-P yang bertugas sebagai Presiden Indonesia untuk bekerja melayani Rakyat, Bangsa dan Negara Indonesia berdasarkan Ideologi PDI-P yaitu ideologi sosialisme ala marhaenisme, bukan berdasarkan ideologinya PKS atau pun ideologinya partai-partai Neo-ORBA.
Partai yang tidak punya kader sendiri untuk ditugaskan menjadi petugas partai adalah wadah kumpulan bagi Para Calo dan Koruptor serta Mafia Ekonomi dan Hukum!! Mereka Semua adalah Partai Neo-ORBA!!!
Contohnya PSI, dimana KAESANG anaknya Jokowi baru 2 hari jadi anggota, tapi langsung dilantik jadi Ketum PSI. Apakah Kaesang kader PSI yang ditugaskan sebagai Ketum PSI??!! Jelas bukan!!!
KAESANG menjadi Ketum PSI karena pengaruh kekuasaan atau cawe-cawe bapaknya, Jokowi, Presiden Indonesia.
Lalu Gibran anaknya Jokowi juga, baru 2 tahun jadi Wali Kota Solo langsung dipaksakan oleh Mahkamah Keluarga Jokowi menjadi Cawapres dengan bantuan Paman atau Ipar Jokowi. Kutak Katuk MK sampai dipecat sebagai Ketua MK.
“Cawapres Gibran adalah anak haram konstitusi, mendampingi Prabowo Subianto, Capres warisan ORBA Pelanggar HAM Berat yang sudah 2X kalah melawan bapak-nya Gibran sendiri!!!
oooOooo
Drama Korea ala JOKOWI
Jokowi adalah kader partai PDIP sejak tahun 2005. Namun setelah ditolak permintaannya oleh PDI-P untuk mengubah konstitusi agar Presiden 3 periode, dan kemudian ditolak juga minta perpanjangan masa jabatan Presiden, Jokowi pun berulah.
Kemudian Jokowi menggelar berbagai “Drama Korea” dengan halalkan segala cara.
Jokowi bermanuver politik karena berambisi besar untuk membangun Dinasti Politik bersama Jaringan Kekuatan Neo-ORBA. Pengen seperti Raja, berkuasa dan terus berkuasa.
“Jokowi dan keluarganya, bersama kekuatan Neo-ORBA mau bikin Indonesia negara yang berbentuk Republik tapi rasa Kerajaan. Raja pertamanya Jokowi!!!
Akan berhasilkah mereka??? Semuanya tergantung pada Rakyat Indonesia sendiri, terutama Kaum Milenial Indonesia!!! Tergantung hasil Pemilu Serentak 2024 saat ini.
oooOooo
MESTAKUNG
Dulu, di era 32 tahun Rejim Otoriter ORBA/Soeharto hanya ada 3 partai, yakni Golkar selalu nomor urut 2, PPP nomor 1 dan PDI nomor 3. Kini Paslon Prabowo GEMOY/Gibran SANTUY juga nomor urut 2… kok bisa sama nomor urut-nya, ya??!!
Jangan lupa, dulu PDI (kini PDI-Perjuangan) juga selalu nomor urut 3.
Kini Paslon Ganjar/Mahfud juga dapat nomor urut 3. Kini PDI-Perjuangan juga selalu dapat nomor urut 3. Dan ternyata Paslon Ganjar/Mahfud nomor 3. Jadi dapat nomor 3 nya sampai 3 kali!!! Kebetulan kah???
Mestakung, ternyata Seluruh Alam Semesta Mendukung, Salam Demokrasi!!
oooOooo
REFORMASI JILID-2
Kini jelas bahwa Jokowi itu bukan lagi hanya seorang kader PDI-P yang sedang berkhianat pada PDI-Perjuangan yang mengkader dan membesarkannya sejak tahun 2005, tapi juga berkhianat pada amanat Reformasi 1998, yaitu berkhianat pada Demokrasi dan agenda berantas KKN!!!
Kini Rakyat Semesta bangkit dan bergerak melakukan Reformasi Jilid-2, melawan “Dinasti PoliTikTok OWI/OWO BEO Neo-ORBA!!! Diam bukan Pilihan!!
#KitaSemuaMUAK
Merdekaaa.. !!
Jakarta, 13-12-2023
Penulis, Sabar Mangadoe, adalah Pendiri dan Penasehat DPP DGP #DulurGanjarPranowo