PELAYAN gereja di Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ressort Bakara, Pdt. Tony Nainggolan, S.Th menyampaikan rasa peduli terhadap bencana banjir bandang dan tanah longsor yang dialami warga Desa Simangulampe, Huta Godang – Huta Sosos, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatra Utara, Jumat (01/12/2023).
Kepedulian yang disampaikan Pdt Tony Nainggolan, yakni dengan membuka kotak DONASI tanggap cepat yang dapat disampaikan melalui Rekening Gereja HKBP Sinambela Simanullang Ressort Bakara, Bank BRI an HKBP SINAMBELA SIMANULLANG, No. Rekening: 5389-01-010962-53-0.
Tepat hari Jumat malam, pukul 21.45 WIB, terjadi bencana banjir bandang – tanah longsor di Desa Simangulampe, Huta Godang – Huta Sosor, Kecamatan Baktiraja – Kabupaten Humbang Hasundutan. Kejadian tersebut menimpa korban sekitar ± 50 KK, 1 gereja, 1 sekolah dan 1 Poskesdes/Pustu.
Sedangkan korban hilang sebanyak 12 orang berdasarkan laporan sementara dari petugas BNPB yang sedang bekerja di lokasi kejadian.
Ke-12 korban hilang tersebut yaitu:
- Pintar Simanullang
- Juni Silaban
- Adriano Silaban
- Tiamin Sinambela
- Lasroha Simanullang
- Eva Purba
- Kriston Siregar
- Desman Sihombing
- Op. Gomgom
- Inang br. Banjarnahor
- Inang br. Lubis
- Inang br. Simanjuntak
Sedangkan data rumah yang tertimbum penuh oleh lumpur dan batu yang dibawa banjir bandang sampai saat ini sebanyak 14 rumah sudah termasuk 3 fasilitas umum, dengan kondisi berat dengan kondisi sebagian rata dengan tanah, yaitu:
- Rumah Ramses Simanullang
- Rumah Marlon Simanullang
- Rumah A. Sogun Simanullang
- Rumah Danni Situmorang
- Rumah Desman Sihombing
- Rumah Lasro Simanullang
- Rumah Lambok Simanullang
- Rumah Op. Rolando Simanullang
- Rumah T. Sinaga
- Rumah A. Parasian Sinaga
- Rumah Rapael Simanullang
- Hotel Senior Bakara
- SD Negeri Simangulampe
- Poskesdes
Menurut informasi, ada dua dugaan kuat penyebab terjadinya banjir bandang – tanah longsor tersebut.
Dugaan pertama, bencana ini diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi, sehingga mengakibatkan longsor.
Sedangkan dugaan kedua yaitu diakibatkan oleh muntahan perut bumi, mengeluarkan air, lumpur dan batu besar, hal ini dikuatkan oleh arus air yang masih mengalir sampai sehari setelah kejadian dan sumber keluarnya air, lumpur dan batu besar berbentuk liang/lubang besar seperti gua.
Ini artinya bahwa air, lumpur dan batu keluar dari dalam bumi, bukan longsoran perbukitan.
“Mari kita saling mendoakan, semoga seluruh korban diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi peristiwa banjir bandang – tanah longsor ini. Semoga Tuhan Yesus melindungi dan menguatkan kita semua,” kata Pdt. Tony Nainggolan,. (Rilis/***)