Oleh | Sutrsino Pangaribuan
KEDATANGAN bakal capres Ganjar Pranowo di Sumatera Utara tepat pada peringatan hari pahlawan (10/11/2023), sungguh menarik.
Jika pada kunjungan pertama (11/6/2023), Ganjar menumpang di mobil menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wali Kota Medan yang kini mendukung Prabowo-Gibran, maka pada kedatangan hari ini Ganjar semobil dengan Ketua DPD PDI-P Sumut, Rapidin Simbolon.
Para kader, simpatisan, dan relawan lebih tertarik dengan pilihan merakyat Ganjar. Saat kedatangan pertama, banyak orang tidak tertarik melihat Ganjar nyaman bersama menantu Jokowi.
Ganjar ternyata kena prank, yakin didukung Jokowi dan keluarganya, ternyata kini malah jadi lawan tanding.
Peristiwa tersebut hendaknya membuat Ganjar sadar untuk tidak tergiur dengan “service elit, kooptasi penguasa.”
Ganjar harus konsisten dengan slogan “Tuanku Rakyat, Jabatan Hanya Mandat.” Slogan yang mengharuskan Ganjar live in dan love on rakyat.
Rakyat menjadi tempat berpijak, rakyat juga menjadi tempat berpihak. Maka Ganjar sebagai satu- satunya bakal capres yang berani menginap di rumah warga di berbagai daerah sejatinya bukan hanya untuk berbeda. Namun sebagai penegasan pilihan dan keberpihakan Ganjar kepada rakyat.
Melalui kunjungan kedua tersebut, kiranya Ganjar mampu menangkap pesan rakyat dan kebutuhan dan kepentingan rakyat.
Sebagai pusat informasi dan saluran aspirasi rakyat, GaMa Centre merekam dan mencatat pesan dan aspirasi rakyat sebagai berikut:
Pertama, bahwa rakyat Sumut menginginkan pemerintahan yang bersih, bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Bebas dari seluruh jenis mafia, yakni mafia hukum, mafia tanah, mafia bahan pangan dan kebutuhan pokok, mafia BBM, Gas, Obat, pupuk, yang tidak pernah serius diselesaikan pemerintah.
Kedua, bahwa rakyat Sumut menginginkan keadilan dalam hal pembagian langsung dari pajak hasil bumi yakni sawit, bukan berupa DAU, maupun DAK.
Pemerintah dapat menerapkan skema cukai tembakau yang diberlakukan bagi penghasil tembakau seperti Jawa Timur. Maka Sumatera dan penghasil sawit lain dapat diberi “cukai sawit” atau sebutan lain.
Ketiga, bahwa rakyat Sumut menginginkan aksi konkrit Pemerintah menghentikan illegal logging, illegal mining, serta seluruh aktivitas yang merusak keseimbangan lingkungan hidup. Membuat sistem tata kelola sampah, limbah nasional, serta pengelolaan air bersih.
Keempat, bahwa rakyat Sumut meminta moratorium pembentukan daerah otonomi baru (pemekaran) provinsi, kabupaten, kota segera dicabut untuk mengakomodasi program pemekaran yang tertunda.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah juga diminta mencabut moratorium pendirian perguruan tinggi negeri yang baru.
Kelima, bahwa GaMa Centre mengusulkan pembentukan Kementerian Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas, Penghapusan Kantor Staf Kepresidenan, Pembentukan Kementerian Koordinator Wilayah Sumatera dengan tugas koordinasi program seluruh kementerian/lembaga di seluruh provinsi pulau Sumatera dan provinsi kepulauan di sekitarnya, yang berkedudukan di Medan.
Keenam, bahwa GaMa Centre mengusulkan perubahan penentuan alokasi kursi DPR RI berdasarkan jumlah penduduk.
GaMa Centre mengusulkan alokasi kursi juga di dasarkan pada luas wilayah, dan kontribusi daerah berupa hasil bumi dan kekayaan alam terhadap keuangan negara.
Untuk dijadikan variabel dalam penentuan alokasi kursi DPR RI selain jumlah penduduk, sehingga DPR RI tidak didominasi wakil dari pulau Jawa.
Ketujuh, bahwa pemerintah harus diisi oleh orang- orang jujur dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Maka seluruh penerimaan pegawai pemerintah, baik ASN, PPPK, dan karyawan BUMN harus diambil alih oleh pemerintah pusat, baik BKN atau KemenPAN & RB.
Penerimaan PPPK melibatkan pemda membuka ruang KKN. Terjadi transaksi uang secara terstruktur, sistematis, dan massif pada penerimaan PPPK di sejumlah daerah.
Kedelapan, bahwa Bulog harus ditingkatkan menjadi Kementerian Urusan Pangan untuk memberi jaminan pengendalian kebutuhan pangan negara.
Negara tidak membiarkan urusan pangan kepada mekanisme pasar. Sehingga pasangan Ganjar- Mahfud tidak perlu memberi hadiah atau janji baik berupa uang atau sembako kepada rakyat jelang Pemilu.
GaMa Centre akan terus menggali aspirasi, merekam suara, dan memotret realitas untuk dijadikan bahan untuk menyempurnakan visi, misi, dan program politik GaMa.
Hanya satu jalan kemenangan Pilpres 2024, yakni memberi kepastian kepada rakyat bahwa ide perubahan dari pasangan Anies-Muhaimin, dengan ide Indonesia Maju dari pasangan Prabowo-Gibran akan dilengkapi dan disempurnakan pasangan Ganjar-Mahfud menjadi Indonesia BARU, Indonesia yang Bersih, Aman, Rukun, dan Unggul.
GaMa Centre mengusulkan nama Koalisi Indonesia Baru (KIBAR) untuk partai pengusung dan pendukung Ganjar-Mahfud. Sehingga pasangan GaMa senantiasa berkibar.
Penulis, Sutrisno Pangaribuan, adalah kader PDI-P dan Presidium GaMa Centre