Catatan | Ingot Simangunsong
SUDAH setahun (Mei 2022-Mei 2023) usia bibit durian “MUSANG KING” yang dibagikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Nagori/Desa (DPMPN) – yang ketika itu dipimpin Jonni Saragih dan saat ini dipimpin Sarimuda Purba – ke 386 pangulu/kepala desa. (Sementara Kepala Bidangnya masa itu, Lamhot Sihaloho yang kemudian sudah digantikan Kennedy Silalahi.)
Menurut data yang terpublikasi di media massa (cetak mau pun online), bibit yang disediakan 386.000 pohon (terkemas di dalam polyback), dan setiap nagori menerima alokasi pembagian 1.000 bibit.
Jika di setiap nagori (desa), rata-rata terdapat 4 huta (perkampungan), maka di setiap huta tertanam 250 bibit durian “MUSANG KING”.
Sesungguhnya, angka 386.000 bibit tersebut, adalah jumlah yang sangat spektakuler dan “menggiurkan”. Apalagi jika keseluruhan bibit tersebut, selamat perjalanan “hidupnya” hingga masa berbuah (panen) 2 kali dalam setahun.
Jika setiap pohon menghasilkan 30 buah saja, dari 386.000 pohon, panennya 11.580.000 buah durian “MUSANG KING”. Kemudian dengan masa panen dua kali setahun, Kabupaten Simalungun menghasilkan 23.160.000 buah durian “MUSANG KING”.
Itu kalau ke-386.000 bibit tersebut, bertumbuh sehat dan tidak digerogoti hama, serta penanamannya mengikuti aturan pola tanam durian “MUSANG KING”.
(catatan: seiring perjalanan tulisan ini, disampaikan ke redaksi melalui aplikasi WhatsApp berupa penjelasan, bahwa Bibit musang king itu adalah kegiatan di Nagori sepenuhnya….. tidak ada arahan/campur tangan DPMN).
*****
Gamot Huta I, Sudarno: “Mohon Pak Bupati Simalungun prioritaskan bangun jalan 12 kilometer”
TAHUKAH anda, durian “MUSANG KING” pertama sekali diperkenalkan tahun 1990, dan sangat populer di Malaysia dan Singapura.
Durian asal Malaysia ini terkenal enak, berdaging tebal, manis dan legit. Saking enaknya, kepopuleran durian ini bahkan mampu menyaingi durian MONTHONG asal Thailand yang lebih dulu populer.
Di Malaysia, durian “MUSANG KING” dikenal dengan sebutan MAO SHAN WANG yang artinya RAJA KUCING.
Daging buah “MUSANG KING” memiliki ciri khas antara lain dagingnya yang berwarna kuning, teksturnya lembut creamy dan tidak berserat. Untuk rasanya, “MUSANG KING” populer dengan rasa manis legit dengan sedikit semburat pahit.
Durian “MUSANG KING” terkenal dengan harga mahal, namun di Singapura kini harganya sedang paling rendah dalam 4 tahun terakhir. Per kilogram (kg) durian manis legit ini dibanderol hanya Rp 114 ribu!
Berkat keistimewaan ini, harga durian “MUSANG KING” termasuk mahal, apalagi ketika sudah diimpor.
Di Indonesia, harganya bervariasi mulai dari Rp 400 ribuan per kotak dalam kondisi beku hingga jutaan rupiah untuk satu buah durian utuh.
Sungguh menggiurkan!!!
*****
Sudarno: “Tahun 2016 jalan utama dibeton, kemudian ditetapkan jadi jalan kabupaten”
Menurut data yang dihimpun segaris.co, durian “MUSANG KING”, dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian sekitar 400-1000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Namun disarankan, menanam durian “MUSANG KING” di daerah dengan ketinggian 400-600 mdpl untuk hasil yang lebih banyak dan maksimal.
Selain itu lahan tanam dipilih yang memiliki jenis tanah subur, lembab, gembur, memiliki kedalaman air tanah yang tidak lebih dari 1 m dan penuh dengan nutrisi serta lahan tanam memiliki tingkat curah hujan yang tinggi.
Pemanenan durian “MUSANG KING” dapat dilakukan setelah pohon berumur 5-7 tahun setelah tanam, dan di umur 3 tahun dengan tinggi 1.5 meter.
PETANI durian asal Gangga, Jabat Manjulu menyebutkan, “Untuk durian ‘MUSANG KING”, satu kilogram harganya Rp250.000. Makanya satu pohon itu bisa menghasilkan Rp30 juta.”
Selain itu, durian “MUSANG KING” juga terkenal akan ketebalan dengan tekstur kering, lembut, dan tidak berserat. Durian ini juga punya aroma khas yang tidak menyengat.
”Jadi meskipun harganya mahal tetap dibeli dan banyak juga yang kecanduan sehingga datang lagi ke rumah membeli,” katanya.
Bahkan, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah juga pernah menyambanginya untuk mencari durian Musang King.
”Respons pak gubernur luar biasa. Dia senang sekali sampai memanggil dinas-dinas terkait untuk mencobanya,” katanya.
Keluhan seorang janda, 3 bulan tak selesai ngurus AKTE KELAHIRAN di Disdukcapil Simalungun
Kendati terlihat menguntungkan, namun perlu perawatan ekstra dan ketelatenan untuk merawat pohon durian sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sebab pohon durian yang ditanam membutuhkan waktu lima hingga tujuh tahun untuk bisa berbuah.
”Kita konsep alamnya, kita jaga kesuburan dan kita tambah dengan pupuk yang komplit,” kata Jabat Manjulu seperti yang dilansir lombokpost.jawapos.com.
*****
NAH, memasuki masa tanam tahun kedua, apakabar durian “MUSANG KING” Kabupaten Simalungun? Masihkah tegak lurus pertumbuhannya? Bagaimanakah pola perawatan yang dilakukan para warga atau nagori (desa) terhadap tanaman durian “MUSANG KING” tersebut.
Harapan kita, proyek yang menelan biaya cukup besar ini, tidak menjadi proyek mubazir dan justru dapat berdampak besar bagi pertambahan penghasilan warga 386 nagori, juga menumbuhkan sektor usaha lainnya.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Nagori/Desa (DPMPN) punya tanggungjawab moral untuk mengontrol pertumbuhan durian “MUSANG KING” agar tidak berubah nama menjadi durian “MUSANG yang tidak KING”.
Proyek pembagian bibit durian “MUSANG KING” yang menelan dana miliaran rupiah tersebut, jangan pula berakhir, menjadi proyek “mubazir”. “MUSANG hilang, KING menjadi tak bermahkota”
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi mediaonline segaris.co