Catatan | Ingot Simangunsong
SIMSALABIM. Abrakadabra!!!
Para tuan dan tuin – pengendali partai politik – di Negeri Antabarantah, mengeluarkan maklumat terhadap politisi-politisi pilihannya untuk memasuki “lorong-lorong tikus.”
Maklumat itu, menjadi sesuatu yang tidak dapat ditolak, karena sebagai kader partai, wajib hukumnya mengikuti atau menuruti perintah para tuan dan tuin, yang disebut sebagai bentuk loyalitas tingkat tinggi.
Para kader partai di “lorong-lorong tikus” itu, masuk untuk menjalankan pesan-pesan para tuan dan tuin, yang harus dikerjakan untuk mendapatkan data dan rekam jejak, yang hasilnya dapat dipergunakan sebagai “alat tekan” atau “negosiasi politik” dalam meloloskan misi partai.
Yang dilakukan di “lorong-lorong tikus” tersebut, adalah kerja nyata, dan kerja fakta dengan akurasi jelas. Dan, para politisi yang menjalankan perintah tuan dan tuin tersebut, tentu dibarengi kecerdasan politik kelas “dewa-dewi” yang merupakan anak kandung ideologis partai.
Baca juga :
Roy Savales Sidabalok: “Status A QUO kenapa CONSTATERING”
Mari kita perhatikan, hasil kerja politisi “lorong-lorong tikus”, yang satu per satu mulai dikeluarkan dari brankas data, dan menyeret nama sejumlah tokoh untuk penggiringan informasi “miring”.
Politisi “lorong-lorong tikus” itulah, yang bekerja dengan mentor para tuan dan tuin, dalam mengarahkan sasaran tembak, sehingga pusat perhatian bisa jadi tiga dimensi, atau fokus pada satu tujuan, “mematikan gerakan politik” yang dianggap bakal jadi benalu politik.
Bagaimana si politisi A punya pinjaman dengan politisi B, malah si C yang menyeruakkan informasi ke publik. Padahal A dan B, biasa-biasa saja, koq malah C yang grasa-grusu.
Baca juga :
GELAR Sosper, anggota DPRD TIDAK BOLEH TUTUP BADAN JALAN
Beberapa hal yang bersamaan dengan kasus A dan B, saat ini mulai bermunculan melalui data hasil kerja politisi “lorong-lorong tikus”.
Ada Menteri yang sudah memenuhi panggilan untuk diperiksa sebagai saksi. Yang kemudian, dihallo-hallokan, bakal ditingkatkan statusnya sebagai tersangka.
Ada ketua partai politik, yang biasa galak-melagak, tiba-tiba “diam”, seperti “kucing kesiram air keras”.
Kemudian, ada ketua partai politik, yang tampil “digagah-gagahkan”, padahal “pohonnya” sudah rubuh “diserodok”. Dan kabarnya, saat ini mereka sedang mempersiapkan formula tercepat untuk pertumbuhan pohon tersebut.
Ya…. Di pesta politik nanti, banyak hal yang akan dikeluarkan dari hasil kerja politisi “lorong-lorong tikus” tersebut.
Drama turgi-drama turgi yang menyakitkan gendang telinga para lawan politik, akan dipertontonkan atau dipertunjukkan di atas panggung “sandiwara” politiknya para tuan dan tuin.
Simsalbim. Abrakadabra!!!
Sebenarnya, di “lorong-lorong tikus” itulah, sebuah permainan politik dilakoni para politisi “anak mainnya” para tuan-tuin pengendali partai politik.
Sah-sah saja, mereka buat skenario “perang bintang” di “lorong-lorong tikus”, karena politik dapat diterjemahkan dengan kata pengantar yang berubah-ubah, sesuai dengan selera para tuan dan tuin.
Yang pasti, dari “lorong-lorong tikus” itu, tidak akan muncul “yang harum-harum”, dan yang keluar adalah “aroma tak sedap serasa jorok dan bau”.
Simsalabim. Abrakadabra!!!
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan dan pengurus DPP DGP #DulurGanjarPranowo,