STUNTING MERUPAKAN kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani saat menghadiri acara Gerakan Ibu Hamil Sehat Kota Pematang Siantar Tahun 2022, di Puskesmas Martoba, Jalan TB Simatupang, Kecamatan Sianțar Utara, Kamis (23/12/2022).
Menurut Hj Susanti Dewayani, stunting juga dipengaruhi status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, mau pun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan.
Pemeriksaan kehamilan menjadi salah satu intervensi yang dilakukan untuk menghindari resiko terjadinya stunting.
Salah satu faktor resiko yang berkontribusi pada kematian ibu dan stunting adalah anemia pada ibu hamil.
Baca juga :
Launching Produk Air Minum Kemasan “ULI”, Hj Susanti Dewayani: “LUAR BIASA RASA dan KUALITAS AIR KOTA PEMATANG SIANTAR”
Baca juga :
Siantar “ULI” dan WISATA EDUKASI
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan yaitu 37,1 persen di tahun 2013 menjadi 48,9 persen di tahun 2018.
Pelayanan kesehatan ibu hamil
Dalam rangka percepatan penurunan AKI dan prevalensi balita stunting, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) menjadi 6 kali seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual.
Pesan kunci Gerakan Bumil Sehat, adalah Pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali dan 2 kali di antaranya USG oleh dokter; Mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali; Konsumsi Tablet Tambah Darah setiap hari; makan sesuai rekomendasi dan pantau peningkatan berat badan; serta melakukan persalinan di fasyankes.
“Gerakan Bumil Sehat diimplementasikan dalam mewujudkan ibu hamil yang sehat dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sejak sebelum bayi dilahirkan,” kata Hj Susanti Dewayani.
Baca juga :
Hj Susanti Dewayani, MEMOTIVASI dan MULAI PANDAI BUAT PUISI
Baca juga :
Di Musda MUI Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani: “MUI tetap memberikan solusi dan dorongan yang baik bagi umat”
Mewujudkan ibu yang sehat
Plt Kadis Kesehatan Kota Pematang Siantar, Yuliana Sara Erika Silitonga menerangkan, dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian lbu (AKI) dan prevalensi balita stunting, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dari empat kali menjadi enam kali.
Sebagai lokus penurunan AKI, AKB, dan stunting, Kota Pematang Siantar telah melakukan berbagai program dalam percepatan penurunan AKI, AKB, dan Stunting.
Beberapa hal yang telah dilakukan di Kecamatan Siantar Utara yaitu: pengadaan USG Portable di Puskesmas Martoba; persiapan Puskesmas Martoba, Singosari, Kesatria. dan Tomuan sebagai Puskesmas Mampu PONED; Aksi Jumat CERIA di tingkat SMP dan SMA; Aksi Bergizi (Sarapan Bersama) di SMP Negeri 7 Pematang Siantar; Validasi Data Stunting di Puskesmas Kahean; pemberian PMT pada ibu hamil, balita gizi buruk, gizi kurang, dan stunting
Dikatakannya, Gerakan Ibu Hamil Sehat diimplementasikan dalam mewujudkan ibu yang sehat dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan, sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sejak sebelum bayi dilahirkan.
Baca juga :
Terima 275 Sertifikat Tanah Jalan Kota Pematang Siantar dari BPN, Hj Susanti Dewayani: “INI SUATU HAL YANG LUAR BIASA”
Baca juga :
Serahkan BLT DBH-CHT, Hj Susanti Dewayani: “MEMBERIKAN RASA KEADILAN DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN”
“Sebagai rangkaian peringatan Hari Ibu yang jatuh tanggal 22 Desember, Kementerian Kesehatan mengadakan Gerakan Nasional Bumil Sehat melalui Kampanye #BumilSehat,” katanya.
Tujuan kegiatan tersebut, lanjutnya, menurunkan Stunting dan Angka Kematian Ibu (AKI); meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali dan 2 kali di antaranya USG oleh dokter; mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali; konsumsi Tablet Tambah Darah setiap hari; makan sesuai rekomendasi dan pantau peningkatan berat badan serta melakukan persalinan di fasyankes; mendorong peran keluarga, lingkungan kerja, dan komunitas dalam pendampingan ibu hamil; meningkatkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor terkait dalam rangka penyelenggaraan Bumil Sehat; serta menyebarluaskan informasi, edukasi, dan penggerakan melalui sosial media. (Samsudin Harahap/***)