Oleh | HERRY CHANDRA ST
PEMERINTAHAN Presiden Prabowo di tahun 2025 diproyeksikan akan menghadapi berbagai isu nasional yang berdampak besar di bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Setiap isu memiliki potensi dampak baik maupun buruk, tergantung pada implementasi kebijakan dan situasi eksternal.
Berikut adalah uraian detail, akurat, dan terukur tentang isu-isu utama tersebut beserta dampak yang mungkin terjadi:
1. Politik
Isu Utama: Stabilitas politik, reformasi birokrasi, dan pemberantasan korupsi.
Kebijakan yang diharapkan: Prabowo kemungkinan akan memperkuat birokrasi yang bersih dan berorientasi pelayanan dengan menindaklanjuti reformasi sistem pemerintahan.
Fokus pada pemberantasan korupsi juga diharapkan menjadi salah satu agenda utama melalui kolaborasi dengan lembaga hukum.
Dampak Baik: Jika reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi berjalan efektif, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor. Birokrasi yang bersih dapat mendorong efisiensi pelayanan publik dan mempercepat investasi.
Dampak Buruk: Jika terjadi resistensi internal, terutama dari oknum yang memiliki kepentingan tertentu, bisa menimbulkan konflik politik internal.
Selain itu, ketegangan politik juga bisa meningkat jika ada perbedaan pandangan dengan pihak oposisi atau lembaga penegak hukum lain.
Indikator Pengukuran: Indeks Persepsi Korupsi (CPI) dari Transparency International dan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
2. Ekonomi
Isu Utama: Ketahanan ekonomi, swasembada pangan dan energi, serta ketergantungan pada ekspor.
Kebijakan yang diharapkan: Pemerintahan Prabowo mungkin akan berfokus pada swasembada pangan dengan meningkatkan produksi lokal serta mendukung investasi di bidang energi terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, dan biomassa.
Selain itu, Prabowo bisa mendorong hilirisasi industri untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Dampak Baik: Jika berhasil, ketahanan pangan dan energi dapat menurunkan harga komoditas dasar, mengurangi beban subsidi energi, dan meningkatkan ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi guncangan global.
Dampak Buruk: Kegagalan dalam mencapai target swasembada bisa menyebabkan ketergantungan impor tetap tinggi, sehingga rentan terhadap fluktuasi harga global. Ini juga berpotensi memicu inflasi dan merugikan daya beli masyarakat.
Indikator Pengukuran: Laju pertumbuhan ekonomi (PDB), tingkat inflasi, ketahanan pangan (indeks ketahanan pangan), dan volume impor pangan serta energi.
3. Sosial
Isu Utama: Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan, dan peningkatan akses pendidikan serta kesehatan.
Kebijakan yang diharapkan: Pemerintah Prabowo mungkin akan mendorong program bantuan sosial yang lebih terukur dan menargetkan pengembangan ekonomi berbasis UMKM di daerah tertinggal.
Program pendidikan dan kesehatan juga mungkin akan diperkuat untuk meningkatkan kualitas SDM di seluruh wilayah.
Dampak Baik: Pengurangan kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di daerah terpencil.
Peningkatan akses pendidikan dan kesehatan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan daya saing nasional.
Dampak Buruk: Jika terjadi ketidaktepatan sasaran dalam program bantuan sosial, ketimpangan ekonomi bisa meningkat, menyebabkan perasaan ketidakadilan sosial. Ini berpotensi memicu gejolak sosial atau protes.
Indikator Pengukuran: Tingkat kemiskinan, indeks gini (ketimpangan pendapatan), dan indeks pembangunan manusia (IPM).
4. Budaya
Isu Utama: Penguatan identitas nasional dan pelestarian budaya lokal.
Kebijakan yang diharapkan: Prabowo mungkin akan mengupayakan program yang memperkuat nilai-nilai nasionalisme serta mempromosikan kebudayaan lokal melalui pendidikan dan diplomasi budaya.
Program untuk melindungi dan melestarikan budaya lokal diharapkan menjadi bagian penting dari pembangunan nasional.
Dampak Baik: Menguatnya identitas nasional dapat mempererat persatuan di tengah keragaman.
Jika budaya lokal dipromosikan dengan baik, hal ini bisa mendukung sektor pariwisata dan membuka peluang bagi ekonomi kreatif.
Dampak Buruk: Jika kebijakan ini terlalu ditekankan tanpa memperhatikan pluralitas, dapat menyebabkan homogenisasi budaya yang mengesampingkan keragaman.
Ini juga bisa memicu protes dari kelompok-kelompok yang merasa budaya mereka kurang dihargai.
Indikator Pengukuran: Tingkat partisipasi budaya, jumlah wisatawan di destinasi budaya, dan survei indeks nasionalisme.
5. Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim
Isu Utama: Pengendalian emisi karbon, konservasi hutan, dan mitigasi bencana alam.
Kebijakan yang diharapkan: Pemerintah Prabowo diharapkan untuk memperkuat kebijakan pro-lingkungan dengan menekan laju deforestasi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Peningkatan upaya mitigasi bencana juga akan sangat penting mengingat tingginya potensi bencana alam di Indonesia.
Dampak Baik: Pelestarian lingkungan dan pengendalian emisi dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat serta mengurangi dampak perubahan iklim. Program mitigasi bencana akan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Dampak Buruk: Jika kurangnya alokasi dana untuk konservasi lingkungan dan mitigasi bencana terjadi, kerusakan lingkungan dan risiko bencana bisa meningkat, berdampak buruk pada keselamatan dan ekonomi masyarakat.
Indikator Pengukuran: Tingkat emisi karbon nasional, luas area hutan yang dilindungi, dan indeks kerentanan bencana.
Presiden Prabowo perlu mengembangkan kebijakan yang terukur untuk mencapai target-target ini, yang membutuhkan pendekatan yang menyeluruh agar dampak positif dapat dirasakan secara luas.
Penulis, HERRY CHANDRA ST.
Founder/Pendiri BANTUAN HUKUM DESA INDONESIA, dan Ketua Umum BADAN UMKM INDONESIA