catatan | ingot simangunsong
MEMILIH — kata orangtua — harus lebih mengedepankan AKAL SEHAT, bukan karena akal – akalan, yang disehat – sehatkan.
Memilih — kata orangtua — adalah menentukan atau memutuskan sesuatu dengan ketenangan jiwa, tidak karena dorongan amarah, tidak karena emosi sesaat, tidak karena membabi-buta, tidak karena iming – iming dan tidak karena dipengaruhi.
Memilih itu, kedemokrasian yang tidak terbelenggu oleh keterikatan atau balas jasa. Memilih itu, tidak akan diikuti rasa penyesalan.
Karena itu, kenali CALON dengan akal sehat, akal budi, dan adab.
Kenali CALON dengan rekam jejaknya (apakah kaitannya dengan sosial kemasyarakatan, hukum pidana, adab, moral, sikap mau pun tutur kata).
Rekam jejak itu penting, karena di sanalah tersimpan rapi langkah demi langkah perjalanan hidup dan kehidupan CALON. Rekam jejak itulah, sebagai barometer, layak tidaknya CALON itu, dipilih untuk mengemban amanah memimpin.
AKAL sehat itu, tidak dapat DIKERANGKENG dengan apa yang pernah dinikmati atau didapat dari sang CALON. Akal sehat itu, BEBAS berekspresi, bebas BERINTERAKSI, dan BEBAS menentukan sikap.
Jika karena ada jasa, jika karena ada utang budi, jika karena ada iming – iming, AKAL SEHAT menjadi mati rasa, maka CALON yang dipilih itu tanpa disengaja atau memang sengaja, dijerumuskan masuk ke ruang gelap.
Padahal, akal SEHAT, menyatakan bahwa CALON itu, tidak layak, tidak kapabel atau tidak cakap untuk menjadi pimpinan.
Pilkada itu PESTA DEMOKRASI untuk gembirakan rakyat. Kenapa demikian, ya karena dari hati GEMBIRAlah, akan lahir CALON pemimpin yang diharapkan mampu membangun satu daerah.
Jika pesta diwarnai dengan “mabok” kekuasaan, saling hujat, saling lempar, saling cibir, maka segagah apapun CALON yang dipilih. akan ada yang terlukai, usai pesta digelar.
Makanya, DEBAT itu, pintu masuknya AKAL SEHAT, dalam menentukan dan menetapkan CALON yang akan dipilih.
DEBAT itulah ruang penyampaian visi misi, gagasan atau buah pikir dalam memajukan sebuah wilayah pemerintahan. Bukan teriak – teriakin borok lawan politik. Bukan omon – omon tentang “angin sorga”.
Tinggal 14 hari lagi menuju bilik suara, yukkk kenali CALON dengan AKAL SEHAT, agar hasilnya melahirkan pemimpin yang SEHAT, bukan yang diSEHAT-SEHATkan.
Pilkada itu PESTA DEMOKRASI gembirakanlah RAKYAT. Semoga!!!
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi Segaris.co