SAMOSIR — SEGARIS.CO — Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, bersama Wakil Bupati Martua Sitanggang, menjalin kerja sama strategis dengan Gabungan Komisi DPRD Samosir dalam rangka mendorong pembangunan di wilayahnya, khususnya di sektor kesehatan.
Salah satu proyek prioritas adalah pembangunan Gedung Puskesmas Buhit di Desa Pardomuan I, yang dirancang dengan type standar nasional.
Gedung Puskesmas ini merupakan satu-satunya di Kabupaten Samosir yang memenuhi kriteria nasional, baik dari sisi desain arsitektur maupun fasilitasnya, sesuai dengan regulasi Kementerian Kesehatan.
“Kami bersyukur atas kolaborasi yang solid antara Bupati dan Wakil Bupati dengan DPRD, sehingga pembangunan Puskesmas ini dapat terealisasi,” ujar Kabid Yankes Dinas Kesehatan Samosir, Buha Purba, saat melakukan monitoring lapangan, Senin (14/10/2024).
Buha menyebutkan bahwa bangunan ini akan menjadi contoh bagi puskesmas lain di Kabupaten Samosir.
“Puskesmas ini telah memenuhi standar nasional, dan kami berharap puskesmas lainnya bisa menyusul,” katanya.
Rombongan DPRD Samosir bersama Dinas Kesehatan kembali melakukan kunjungan ke lokasi proyek, yang dijadwalkan rampung dalam 150 hari kalender, dengan tanggal mulai 17 Juli 2024.
Namun, ada beberapa tantangan, terutama terkait dengan penentuan titik sumber air dan tingginya curah hujan yang menghambat pekerjaan.
Kepala proyek, Riko, menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
“Meskipun hujan sering turun, kami tetap optimis proyek ini akan selesai sesuai jadwal. Ini adalah tanggung jawab kami sesuai kontrak,” kayaya.
Sementara itu, anggota DPRD, Jonner Simbolon, mengungkapkan bahwa proyek telah mencapai progres 35%, meningkat dari 25% pada kunjungan pertama.
Ia berharap cuaca lebih bersahabat ke depannya, agar proyek dapat diselesaikan sesuai rencana.
“Kami berharap cuaca di siang hari cukup cerah untuk memperlancar proses pembangunan,” katanya.
Jonner menegaskan bahwa pihak terkait, termasuk vendor dan Dinas Kesehatan, terus bekerja keras untuk mengatasi kendala sumber air yang ada, dengan mencari alternatif sumber yang lebih dekat dan lebih layak. [Sri Intan Sinaga/***]