Oleh | Ingot Simangunsong
SUSANTI Dewayani — Wali Kota perempuan kedua di Sumatera Utara, setelah Rohani Darus mantan Wali Kota Tebingtinggi.
Perbedaan kedua perempuan tangguh ini, Rohani Darus sejak awal adalah petarung sebagai calon Wali Kota, sementara Susanti Dewayani, menggantikan posisi Asner Silalahi (Wali Kota) yang meninggal dunia sebelum pelantikan dilaksanakan.
Kesamaan kedua perempuan tangguh ini, ya sama-sama Wali Kota dan alumni UGM.
Susanti Dewayani — yang sebelumnya familiar di dunia kesehatan sebagai dokter spesialis anak — suka tidak suka atau senang tidak senang, menduduki kursi utama kepemimpinan Pemerintah Kota Pematangsiantar.
Pemimpin tertinggi — ibarat pohon yang menjulang — so pasti lebih sering diterpah kencangnya desiran angin. So pasti bersentuhan dengan pro kontra, suka tidak suka atau senang tidak senang.
Kata orang bijak, begitulah hukum alam. Makanya, ada pepatah yang mengatakan, “anjing menggonggong kafilah pun berlalu.” Apalagi politik itu, katanya dinamis dan selalu terselesaikan di meja kediplomasian.
Kota Pematangsiantar — menjadi salah satu daerah di negeri ini — yang ikut pesta demokrasi Pilkada Serentak yang akan digelar pada 27 November 2024.
Di DPRD Kota Pematangsiantar untuk periode 2024 – 2029, ada PDIP dengan 7 kursi, Golkar 5 kursi, NasDem 4 kursi, dan Gerindra, Demokrat, serta PAN masing-masing 3 kursi. Sementara Hanura dan PKS 2 kursi, dan terakhir Perindo 1 kursi.
Kursi yang sudah digadang-gadang
Yan Santoso Purba — yang pensiunan kantor Pajak itu, dan masih berhubungan saudara dengan Brigjen (Purn) Budi Raja Manggala Purba (putra Bupati Simalungun pertama, Brigjen (Purn) TNI Radjamin Purba yang akan ikut bertarung di Pilkada Simalungun 2024) — sudah digadang-gadang PDI Perjuangan dengan 7 kursi.
Jika PDI Perjuangan merestui Yan Santoso Purba, artinya dengan 7 kursi, dapat berjalan sendiri tanpa harus koalisi.
Mangatas Silalahi — ketua DPD Partai Golkar Pematangsiantar dengan 5 kursi, sudah merasa nyaman ketika berkoalisi dengan Partai NasDem yang memiliki 4 kursi.
Kemudian, Wesly Silalahi yang sudah bersama Demokrat pemilik 3 kursi, akan nyaman berkoalisi dengan Gerindra yang juga punya 3 kursi.
Jika, hitungan 6 kursi yang harus dipenuhi sebagai syarat, maka Yan Santoso Purba, Mangatas Silalahi dan Wesly Silalahi sudahlah di posisi nyaman.
Good or Bad News
Bagaimana dengan peluang Susanti Dewayani, dalam peraihan golden tiket untuk menjadi calon Wali Kota di Pilkada Pematangsiantar 2024. Good or bad news???
Di atas kertas, menurut data yang ada, Susanti Dewayani yang bersanding dengan Ronal Tampubolon, baru mendapatkan 4 kursi dari Partai Hanura dan PKS. Masih kurang 2 kursi lagi. Sementara kursi yang tersisa, di PAN 3 kursi dan Perindo 1 kursi.
Good news-nya, jika PAN dimana Susanti Dewayani sebagai ketuanya, memberikan golden ticket, maka muluslah jalannya dalam memasuki kancah pertarungan Pilkada Pematangsiantar.
Ketangguhan Susanti Dewayani untuk keterwakilan kaum perempuan akan diuji kembali.
Bad news-nya, berseliwirnya kabar bahwa Yan Santoso Purba akan bersandingan dengan Sugiarto suami Nurlela Sikumbang yang kader PAN dan terpilih kembali sebagai anggota DPRD Kota Pematangsiantar 2024-2029.
Nurlela Sikumbang dikabarkan sangat dekat sekali dengan Nasril Bahar anggota DPR RI (dari PAN Dapil Sumut 3).
Jika 3 kursi PAN tersebut diperuntukkan untuk koalisasi dengan PDI Perjuangan, maka pupuslah harapan Susanti Dewayani. Langkahnya pun terhenti menuju gelanggang Pilkada Kota Pematangsiantar.
Kursi Perindo yang satu itu, tidak akan memberikan makna apapun bagi pemulusan Susanti Dewayani.
Nah, Susanti Dewayani, good or bad news, tergantung pada 3 kursi PAN. Wait and see, whats next!!!
Pematangsiantar, 13 Agustus 2024
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi Segaris.co