CHINA – SEGARIS.CO – China tiba-tiba menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk menentang upaya “decoupling” atau pemisahan yang sedang dilakukan oleh Barat terhadap China.
Salah satu langkah yang diambil Barat adalah dengan memindahkan pabrik-pabrik dari negara tersebut.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri China, Li Qiang, dalam sebuah forum internasional dan dimuat oleh sejumlah media asing pada Selasa.
Saat ini, China memang tengah menghadapi ketegangan ekonomi dengan Amerika Serikat (AS) dan Eropa, termasuk mengenai tarif impor kendaraan listrik Beijing.
“Kita harus berpikiran terbuka, bekerja sama dengan erat, meninggalkan pembentukan blok, dan menentang decoupling,” ujar Li Qiang, yang merupakan pejabat tertinggi kedua di China dan bertanggung jawab atas urusan ekonomi, dikutip dari AFP, Rabu (26/6/2024).
Menurut Li, industri di China saat ini berkembang pesat berkat keunggulan komparatif yang dimiliki oleh negara tersebut.
Ia mendesak pentingnya “stabilitas dan kelancaran operasi” rantai pasokan serta “liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi.”
Kekhawatiran tentang decoupling dari China oleh negara-negara Barat telah muncul setelah beberapa tahun terakhir kedua belah pihak berselisih dalam berbagai isu, termasuk perdagangan dan teknologi.
Bulan lalu, misalnya, AS menaikkan tarif impor senilai US$18 miliar dari China, menargetkan sektor-sektor strategis seperti kendaraan listrik, baterai, baja, dan mineral penting.
Beijing memperingatkan bahwa langkah ini akan “sangat mempengaruhi hubungan antara kedua negara adidaya tersebut.”
China juga menghadapi pengawasan ketat dari Uni Eropa (UE). UE berencana mengenakan tarif hingga 38% pada kendaraan listrik China pada 4 Juli mendatang dengan alasan kekhawatiran atas persaingan tidak sehat akibat besarnya subsidi negara.
Tarif tersebut akan bersifat sementara hingga November, tetapi kemudian akan diberlakukan secara penuh. UE menyatakan bahwa “subsidi yang tidak adil” yang diberikan Beijing kepada industri kendaraan listrik mengancam produsen kendaraan listrik di Eropa.
Hal ini juga menjadi alasan diberlakukannya tarif tinggi impor mobil listrik China di AS, di mana Washington menuduh Beijing berusaha “membanjiri” pasar Amerika dengan kendaraan listrik, panel surya, dan barang-barang lain yang disubsidi secara besar-besaran.
“Kendaraan listrik, baterai litium, dan panel surya China pertama-tama memenuhi permintaan domestik. Kemudian memperkaya pasokan di pasar internasional, mengurangi tekanan inflasi global, dan memberikan kontribusi positif China terhadap respons global terhadap perubahan iklim,” katanya.
Sementara itu, para pemimpin Eropa, termasuk ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, menegaskan bahwa blok tersebut tidak bermaksud memisahkan diri dari China, melainkan berupaya untuk “mengurangi risiko” perekonomiannya. [RE/***]