SAMOSIR – SEGARIS.CO – SEORANG anggota LSM berinisial JR disebut-sebut melakukan tindakan persekusi terhadap Pasu boru Sinaga (48), seorang bidan di Tamba Dolok, Kabupaten Samosir.
Menurut Pasu Sinaga, selama tiga bulan terakhir, sejak 28 Maret 2024, JR kerap memprovokasi masyarakat setempat terhadap dirinya.
Pada Minggu (23/06/2024), Pasu boru Sinaga mengungkapkan kepada media, terkait berbagai bentuk persekusi yang diterimanya dari oknum LSM tersebut.
“Salah satu oknum LSM di Desa Tamba Dolok, berinisial JR, adalah dalang utama yang membawa anggota LSM lainnya yang saya tidak tahu nama organisasinya,” kata Pasu boru Sinaga.
Bahkan, Pasu boru Sinaga menjelaskan bahwa JR sering menuduhnya meminta bayaran saat jam kerja dan tidak memberikan obat yang disediakan Dinas Kesehatan Samosir.
JR juga menuduh Pasu boru Sinaga lebih mementingkan urusan pribadi dibandingkan pelayanan di puskesmas pembantu (pustu), termasuk dalam kasus pelayanan gawat darurat.
JR bersama rekan-rekannya memprovokasi masyarakat untuk menuntut adanya pergantian tenaga kesehatan di Pustu Tamba Dolok.
Selain itu, Pasu boru Sinaga juga dituduh mengalihkan saluran air bersih masyarakat untuk kepentingan pribadi atau ternaknya, serta melakukan pelayanan kesehatan melalui anaknya sendiri. Tuduhan tersebut disebarkan JR secara tertulis kepada masyarakat.
“Atas dasar kesadaran ini, saya akan melaporkan kasus persekusi dan fitnah ini kepada pihak berwajib karena telah mencederai dan merusak mental anak-anak saya,” kata Pasu boru Sinaga.
Ia juga mengklarifikasi bahwa berita yang beredar di beberapa media adalah tidak benar. Demi meluruskan semua fitnah dan persekusi ini, Pasu boru Sinaga akan melaporkannya kepada penegak hukum untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.
Di tempat yang sama, seorang warga, Boru Lumban Raja, menyatakan bahwa selama 18 tahun, sejak 2006, Pasu boru Sinaga selalu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Tamba Dolok.
“Ibu Bidan tidak pernah bermasalah dalam pelayanannya, termasuk kepada saya. Ia selalu melayani dengan baik ketika saya sakit atau berobat,” kata Boru Lumban Raja. [RE/***]