JAKARTA – SEGARIS.CO.- Guru Besar Filsafat STF Driyarkara, Franz Magnis Suseno, memberikan sorotan terhadap keinginan calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, untuk menyatukan semua partai politik dalam pemerintahan.
Franz Magnis Suseno berpendapat bahwa langkah tersebut mungkin dilakukan agar pemerintahan Prabowo-Gibran tidak terganggu oleh DPR.
Pendapat tersebut disampaikan Franz Magnis dalam refleksinya mengenai masa depan Indonesia setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan sengketa pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dari pasangan calon nomor urut 1 dan 3.
Vandiko Timotius Gultom dan Martua Sitanggang mendaftar ke Partai Demokrat dan PDI Perjuangan
“Dari yang saya lihat, kecenderungannya adalah untuk mengumpulkan semua partai menjadi pendukung pemerintah baru, yaitu pemerintahan Prabowo.
Kemungkinan PKS dan mungkin juga PDI-P tidak akan ikut. Tapi partai-partai lain akan ikut, sehingga kemungkinan besar pemerintah tidak akan terganggu oleh DPR,” ujar Franz Magnis dalam acara “Dialog Kebangsaan: Semangat Keindonesiaan Pasca Pemilu, Harapan dan Tantangan” di Jakarta Timur, Senin (29/04/2024).
Franz Magnis juga mengkritik kinerja DPR yang dinilai telah memalukan.
Menurutnya, DPR terlalu sibuk memikirkan bagaimana mengembalikan modal yang telah dihabiskan selama menjadi calon anggota legislatif.
“Mereka mewakili siapa? Dewan Perwakilan Rakyat. Tentu saja kalau harus bayar 5-10 miliar rupiah satu orang untuk masuk ke dalam DPR, jangan dikira bahwa mereka peduli pada orang kecil,” tegasnya.
Franz Magnis juga menyatakan bahwa saat ini banyak harapan pada dua partai politik yang kemungkinan akan menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PDI-P.
Menurutnya, partai-partai lainnya cenderung hanya mengikuti dinasti tertentu tanpa memiliki profil ideologis yang jelas. [RE/***]