Catatan | Ingot Simangunsong
ADA yang patut untuk sama-sama dijaga dan tidak lepas dari INGATAN, bahwa 14 Februari 2024 adalah PEMILIHAN PRESIDEN (Pilpres) untuk periode kepemimpinan 2024-2029.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sudah menetapkan 3 kandidat PRESIDEN yakni Anies Baswedan (Nomor urut 1), Prabowo Subianto (2) dan Ganjar Pranowo (3).
Tentu, sesuai peraturan yang sudah disepakati bersama bahwa ketiga kandidat telah lolos dan memiliki kekuatan yang tak terbantahkan sebagai calon tetap.
Selanjutnya, adalah tahapan penyampaian gagasan dan visi-misi ketiga Calon Presiden (Capres) yang akan menjadi referensi bagi rakyat yang memiliki hak suara dalam menentukan dan menetapkan pilihannya.
Edukasi politik
MENUJU Pilpres 14 Februari 2024, rakyat sangat berharap ketiga Capres bersama tim pemenangannya, dapat menyajikan gerakan-gerakan politik yang edukatif, bukan yang justru menampilkan topik-topik penggiringan rasa emosional menjadi lebih dominan.
Media sosial – memang alat kebebasan berekpresi dalam menyampaikan pendapat apa pun – dan juga menjadi media penguatan bergeraknya politik kepentingan bersama dalam mengedukasi rakyat.
Ketika ada yang terasa janggal dalam sebuah proses, gorengan-gorengan politik jangan dinuansakan pada tataran untuk menggelorakan emosional yang berdampak pada terbangunnya rasa apatis, kebencian dan tendensius.
Edukasi politik beradab dan beradat ketimuran, seharusnyalah terpelihara, agar PESTA DEMOKRASI gembirakan rakyat, dapat tersalurkan dalam suka citanya sebuah pesta. Jangan pula membalut kedemokrasian yang terkesan barbarian.
“Jadikanlah deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekali pun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” Ir. Soekarno
Hayati pesan Soekarno
MARI para Ketua Umum Partai Politik hingga kader, untuk menghayati apa yang disampaikan Presiden RI I, Ir Soekarno, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Apa yang tersampaikan tentang melawan bangsamu sendiri, adalah bagaimana para negarawan, politisi dan kalangan akademisi merapatkan barisan untuk mempersempit ruang gerak para politisi jahat.
Partai politik sejatinya, diharapkan sebagai rumah politisi yang mumpuni, dengan kaderisasi yang beretika, bermoral, dan beradab-adat.
Partai politik, sebaik-baiknya menjadi rumah pengemasan alur pikir politisi yang matang, terukur dan lebih mementingkan keutuhan berbangsa dan bernegara. Tidak saling membuka keburukan, kebobrokan atau ketidakbecusan rival politik.
Para politisi, jika masih terbalut HATI NURANI simak dan hayatilah dengan jeli, pesan moral apa yang terkandung pada “perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Area gagasan INDONESIA EMAS
PATUTLAH sama-sama mengingatkan tentang kesepakatan bahwa tujuan bersama ke depan, adalah capaian INDONESIA EMAS.
Tiga capres bersama partai pengusung, apakah itu dengan sebutan Koalisi Indonesia Maju mau pun Koalisi Perubahan, tetap dengan satu harapan tercapainya tujuan rakyat makmur dan sejahtera. Itu tadi, yang disebut sebagai INDONESIA EMAS.
Jadi, sepatutnyalah para capres menjadikan INDONESIA EMAS sebagai area adu gagasan atau visi-misi.
Karena, rakyat yang punya kuasa penuh dalam menentukan dan menetapkan pilihannya ke capres mana, sangat tergantung pada referensi gagasan atau visi-misi.
Rakyat pun perlu membuka alur pikir yang objektif dalam menilai capres yang hendak dipilih. Kompas yang harus dipahami adalah soal REKAM JEJAK, dan kekuatan DATA tentang ketiga capres, yang keputusannya didasari HATI NURANI.
Menentukan dan menetapkan pilihan capres, jangan karena penilaian subjektif, terbawa arus emosional dan ketidakcerdasan merangkum data mau pun rekam jejak.
Rakyat harus lebih memahami bahwa kita tidak sedang memilih yang terbaik, tetapi sedang berupaya agar yang terburuk tidak menguasai.
Ingat, SUARA RAKYAT, adalah SUARA TUHAN. Vox populi, vox dei.
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo