SEKOLAH DASAR Negeri 094129 Bah Tobu, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera UTara, didirikan 31 Desember 1975 – yang kepala tukang pembangunannya, Pak Adil – orangtua dari Kepala Sekolah, Sutiani S.Pd.
“Sekolah ini punya kisah tersendiri bagi saya. Kenangannya sangat luar biasa. Orangtua saya yang ikut membangun, saya alumninya, selesai kuliah menjadi guru dan kemudian sejak 2019 hingga sekarang ini, diberi kepercayaan untuk menjabat Kepala SD Negeri 094129 Bah Tobu,” kata Sutiani kepada segaris.co di ruang kerjanya, Selasa (18/07/2023).
Hampir 4 tahun memimpin, Sutiani senantiasa tertantang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan anak didik di sekolah tersebut.
“Setidaknya, saya dapat mempertahankan jumlah anak didik di angka 115 siswa,” kata Sutiani.
Menurutnya, yang menjadi tantangan dalam meningkatkan jumlah siswa, adalah kehadiran sekolah swasta yang dilengkapi dengan fasilitas memadai serta ekstra kurikuler penguatan di bidang keagamaan.
Permasalahan lainnya, pihak sekolah swasta saat menerima siswa tahun ajaran baru, tidak berhadapan dengan pembatasan jumlah siswa.
“Kalau kita, kan ada ketentuan yang harus dipatuhi, yakni ketika sudah cukup, maka pendaftaran dapat diarahkan ke sekolah negeri terdekat,” kata Sutiani.
Menjaga kualitas sekolah dan pendidikan
Sutiani – memulai karir sebagai pendidik di sekolah tersebut dengan ijazah Sekolah Pendidikan Guru (SPG) – kemudian, tahun 2006 diangkat sebagai PNS. Tahun 2009, menyelesaikan Strata 1 (S1) dari Universitas Simalungun, tahun 2014 menerima sertifikasi dan tahun 2016 menyelesaikan sarjana pendidikan PGBI Universitas Terbuka.
“Saya harus menyesuaikan peningkatan kualitas pendidikan saya, yang kaitannya pada peningkatan kualitas sekolah dan anak didik di SD Negeri 094129 Bah Tobu,” kata Sutiani.
Sahrul Panjaitan: “Kami bersyukur, kondisi Yuda semakin membaik”
Kualitas sekolah yang dimaksud Sutiani, adalah berkaitan dengan masalah penataan (kebersihan) lingkungan sekolah, ruang kelas yang nyaman bagi peserta didik, ruang guru, kamar mandi, ruang ibadah dan ruang perpustakaan.
“Inovasi dan kreasi harus kita kembangkan, agar anak didik merasa aman dan nyaman saat mengikuti masa pendidikan. Kemudian, orangtua akan benar-benar ikhlas menyerahkan anak-anaknya untuk kita didik,” kata Sutiani.
Fokus penguatan bidang keagamaan
Salah satu terobosan yang dilakukan Sutiani bersama para guru lainnya, adalah bagaimana menjalankan penguatan di bidang keagamaan, khususnya pendidikan agama Islam bagi anak didiknya.
“Saya sedang fokus pada penguatan muatan pelajaran agama. Artinya, dalam pelajaran agama Islam, siswa tidak hanya menerima teori yang ada di buku, tetapi akan dikuatkan dengan praktik,” kata Sutiani.
Untuk penguatan tersebut, Sutiani sudah merenovasi rumah dinas guru menjadi ruang ibadah, layaknya musholah sekolah.
“Di sinilah anak-anak akan praktik sholat berjamaah, dan menerima arahan dari guru agama mereka,” kata Sutiani saat meninjau ruang ibadah tersebut.
Sampah menjadi masalah besar, Wali Kota berharap pabrik pengelolaan sampah segera terealisasi
Kenapa penguatan bidang agama? Sutiani melihat bahwa orangtua di kenagorian Bah Tobu sekitarnya, sudah sangat respek pada sekolah yang memprioritaskan pendidikan agama.
“Saya melihat hal itu yang menjadi perhatian orangtua, dan sekolah swasta memberikan prioritas pada bidang agama. Setidaknya kita ingin mengimbangi, agar orangtua tertarik menyekolahkan anaknya ke negeri,” kata Sutiani yang menyebutkan bahwa di sekolah yang dipimpinnya, saat ini ada 3 PNS, 4 PPPK dan 3 tenaga honor.
Kemudian, untuk penguatan di bidang agama, tidak hanya sebatas teori dan juga praktiknya, Sutiani sudah mempersiapkan seorang guru agama yang akan mulai bertugas pada Kamis, 20 Juli 2023.
“Guru agamanya sudah ada, dan kita pilih pria agar lebih leluasa berkomunikasi dengan anak didik. Mulai bertugas pada Kamis, 20 Juli. Saya berharap, anak-anak didik akan dapat penguatan bidang agama, dapat mempraktikan dan penguatan hafalan, sehingga orangtua merasa terwakili dalam penguatan keagamaan anak-anak mereka,” kata Sutiani.
Guru penggerak
Langkah lainnya yang dilakukan Sutiani untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan dan anak didik, adalah mendorong para guru untuk mengikuti seleksi calon guru penggerak.
“Saya terus memotivasi para guru untuk mengikuti seleksi guru penggerak,” kata Sutiani.
Menurutnya, saat ini ada dua guru yang sedang mengikuti proses rekrutmen PPG, yakni Leli Widiastuti SPd dan Mega Farida Sitanggang SPd. “Mereka tinggal tunggu jadwal panggilan pelaksanaan PPG agar dapat tunjangan profesi (sertifikasi),” kata Sutiani.
“Sementara Dewi Sartika Harahap S.Pd, sudah mengikuti Diklat guru penggerak angkatan 7, dan Nurjayanti Saragih S.Pd sudah hampir selesai pendidikan pelatihan PPG,” kata Sutiani.
Dengan peningkatan kualitas guru sebagai pendidik, Sutiani berharap akan berdampak pada peningkatan penerima siswa di tahun ajaran baru mendatang.
“Kita akan upayakan perbaikan-perbaikan yang tujuannya untuk peningkatan kualitas pendidik dan anak didik di sekolah ini,” kata Sutiani. (Ingot Simangunsong/***)