SAYA berharap kerukunan umat beragama, etnis, suku, dan ras di Kota Pematang Siantar lebih baik lagi ke depan.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani saat silaturahmi hari pertama Tahun Baru China 2574 Kongzili atau Imlek, ke sejumlah vihara, Minggu (22/01/2023).
Kehadiran Hj Susanti Dewayani bersama suami, Ketua Dekranasda, H Kusma Erizal Ginting Wali bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), menjadi pusat perhatian, karena Bu Wali mengenakan pakaian adat etnis Tionghoa, QIPAO.
SEJARAH QIPAO
Baju adat tradisional Cina yang pertama adalah Qipao, yang usianya sudah cukup tua. Hal ini menjadikan Qipao adalah inspirasi dari terbitnya baju tradisional lain, yaitu Cheongsam.
Qipao sendiri memiliki sejarah yang cukup unik. Pada zaman dahulu, para perempuan dari dinasti atau klan Han memakai baju yang bernama manchu.
Namun, para perempuan ini dipaksa untuk mengganti pakaian mereka ke baju Qipao, dan jika tidak, mereka akan dihukum mati.
Baju adat Qipao memiliki desain yang elegan. Hal ini terlihat dari desainnya yang menutup ujung leher hingga ujung kaki dengan model baju yang menggantung serta press body.
Bentuk rok bagian bawah qipao kecil pada bagian atas, namun melebar pada bagian bawah hingga ujung kaki.
Baju yang tertutup ini memiliki tujuan untuk menyamarkan usia orang yang menggunakan Qipao. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, baju Qipao memiliki beberapa modifikasi diantaranya adalah potongan ramping dan belahan rok bagian bawah hingga ke bagian betis atas.
Bu Wali, kelihatan anggun mengenakan Qipao, sehingga menjadi pusat perhatian masyarakat Tionghoa yang merayakan serta berdoa di vihara. Tidak sedikit, dari warga Tionghoa yang meminta kesediaan Bu Wali untuk foto bersama.
Vihara Avalokitesvara
Hj Susanti Dewayani, bersama rombongan, pertama sekali mengunjungi Vihara Avalokitesvara di Jalan Pematang SK 1/77.
Di vihara yang terkenal dengan Patung Dwi Kwan Im itu, Ketua DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kota Pematang Siantar, Susanto melalui Sekretarisnya Chandra Yau mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bu Wali dan Forkopimda, serta tokoh Sumatera Utara,Parlindungan Purba.
Chandra Yau berharap silaturahmi tetap terjaga di Kota Pematang Siantar, sehingga Pematang Siantar bisa kembali menjadi kota paling toleran di Indonesia.
“Semoga tahun Kelinci Air ini membawa kedamaian dan ketenangan di Kota Pematang Siantar,” harapnya.
Pada kesempatan itu, sejumlah tokoh etnis Tionghoa menyerahkan kue khas etnis Tionghoa, yakni kue keranjang atau kue bakul kepada dr Susanti, Forkopimda, dan Ketua Dekranasda.
Menurut Chandra Yau, perayaan Tahun Baru Imlek tidak lepas dari budaya kue keranjang atau kue bakul, sebagai bukti satu keluarga.
Mengunjungi patung Dwi Kwaan Im
Selanjutnya, Hj Susanti Dewayani menyempatkan diri mengunjungi Patung Dwi Kwan Im di komplek Vihara Avalokitesvara.
Patung tersebut berdiri sejak tahun 2005. Patung ini memiliki tinggi 22,8 meter dan berat sekitar 1.500 ton dan ditetapkan MURI sebagai patung tertinggi di Asia Tenggara.
Hj Susanti Dewayani mengatakan, kegiatan di Tahun Baru Imlek tersebut merupakan silaturahmi kepada saudara-saudara etnis Tionghoa yang sedang merayakan Imlek.
“Juga memastikan situasi aman, nyaman, dan damai ketika saudara-saudara kita merayakan Imlek, dan tentunya Kota Pematang Siantar adalah kota yang toleran,” kata Hj Susanti Dewayani.
Dari Vihara Avalokitesvara, rombongan mengunjungi Vihara Samiddha Bhagya di Jalan Thamrin.
Di tempat tersebut, dr Susanti dan rombongan disambut hangat oleh tokoh etnis Tionghoa.
“Kami atas nama pribadi dan Pemko Pematang Siantar mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. Gong Xi Fa Cai. Semoga di Tahun Kelinci Air ini, kebahagiaan dan rezeki semakin mengalir,” kata Hj Susanti Dewayani, yang kemudian melanjutkan silaturahmi ke Vihara Samiddha Bhagya, dan Vihara Vajra Bumi Simalungun di Jalan Cokroaminoto.
Di vihara tersebut, Hj Susanti menyampaikan dirinya bersama Forkopimda hadir untuk turut serta berbahagia dalam perayaan Tahun Baru Imlek dengan shio Kelinci Air.
“Harapannya, ke depan agar kemakmuran dan kebahagiaan ada pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. Kerukunan umat beragama dan etnis merupakan modal dalam membangun Kota Pematang Siantar Bangkit dan Maju serta Pematang Siantar Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas,” katanya.
Tak jauh dari Vihara Vajra Bumi Simalungun, dengan berjalan kaki, Hj Susanti Dewayani dan rombongan melanjutkan kunjungan ke Vihara Dharma Prathama, yang juga di Jalan Cokroaminoto.
Baca juga :
Kehadiran MUI sangat dibutuhkan, DI BAWAH KEPEMIMPINAN Hj Susanti Dewayani, KERUKUNAN TETAP TERJAGA
Baru Hj Susanti Dewayani
Chandra Yau, pengurus vihara, mengakui baru Hj Susanti Dewayani, Wali Kota Pematang Siantar yang berkunjung ke vihara tersebut.
“Selamat datang kepada Wali Kota bersama Forkopimda dan Ketua Dekranasda Pematang Siantar,” sambutnya.
Di Vihara Dharma Prathama, Hj Susanti Dewayani berharap perayaan Tahun Baru Imlek dapat dilaksanakan dengan aman dan damai.
“Semoga di tahun baru ini, kemakmuran dan kebahagiaan menyertai kita semua,” katanya.
Terakhir, dr Susanti dan rombongan berkunjung ke Maha Vihara Vidya Maitreya di Jalan Ade Irma Suryani. Begitu tiba, rombongan disambut dengan atraksi Barongsai.
Gunawan, salah seorang pengelola Maha Vihara Vidya Maitreya menyampaikan, merupakan suatu kebanggaan atas kehadiran Hj Susanti Dewayani bersama rombongan.
Baca juga :
Pesan Moral: APAKAH KITA (masih) SATU PERAHU?
“Di Tahun Kelinci Air ini, saya berharap kita semua diberi kemurahan rezeki,” sebutnya.
Hj Susanti Dewayani mengucapkan terima kasih atas sambutan yang ramah. Ia berharap di Tahun Kelinci Air ini, kemakmuran dan kebahagiaan akan dirasakan seluruh masyarakat Kota Pematang Siantar.
“Dengan demikian, Kota Pematang Siantar yang dihuni oleh masyarakat yang heterogen menjadi modal bagi kita dalam mewujudkan dan meningkatkan toleransi,” katanya.
Di seluruh vihara yang dikunjungi, Hj Susanti Dewayani menyerahkan bantuan kepada pengurus vihara. Selain itu, sebagai bentuk satu keluarga, Hj Susanti dan Erizal Ginting Wali bersama Forkopimda menerima kenang-kenangan atau pun cenderamata.
Turut hadir, Kakan Kesbangpol Pematang Siantar Sofie M Saragih, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Johannes Sihombing, Plt Kepala Dinas Perhubungan, Julham Situmorang, camat, dan tokoh etnis Tionghoa. (Samsudin Harahap/***)