NILAI SEJARAH merupakan hal penting bagi setiap warga negara dalam menentukan arah bangsa ke depan.
Namun bagaimana menerjemahkannya dalam kehidupan, merupakan sebuah keniscayaan dengan dasar ilmu dan budi pekerti.
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, mengatakannya di hadapan ribuan pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan pimpinan lembaga pendidikan, pada Apel Akbar Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-92 Al-Jam’iyatul Washliyah di Kompleks Universitas Al-Washliyah (Univa), Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (30/11/2022).
Edy Rahmayadi mengatakan, pada momentum ini, dirinya tidak lagi bicara soal sejarah Al-Washliyah yang berdiri sejak 30 November 1930. Namun bagaimana menekankan pentingnya menanamkan, serta menerjemahkan tentang nilai dari ‘Washal’, yang bermakna menyambungkan atau menghubungkan.
Baca juga :
VISI dokter Jimmy Gultom, RSUD Parapat jadi RUMAH SAKIT PARIWISATA dan GO INTERNATIONAL
Baca juga :
Disparbud Simalungun siapkan SDM kepariwisataan, Fikri Damanik: “Para pelajar jadi DUTA WISATA”
“Saya ingin ke depan, bagaimana menerjemahkan apa itu Al-Washliyah. Apa yang harus kita isi, untuk membesarkan organisasi yang sudah besar ini dengan ilmu dan budi pekerti. Khususnya kepada para murid dan anak-anak kita,” kata Edy Rahmayadi yang menjadi Inspektur Upacara pada apel akbar tersebut.
Sebagai organisasi massa Islam, Gubsu menekankan bahwa Al-Washliyah harus menjaga pengkaderan, serta memelihara nilai agar umat Islam bisa terus berbuat untuk negara dan bangsa, khususnya di Sumut. Sebagaimana mars atau lagu yang dinyanyikan bersama, sebagai perhimpunan menuju untuk berbakti, hidup berjasa.
“Siapapun orangnya di sini, maupun di luar, termasuk saya, harus hafal dan memaknai lagunya. Pastikan itu menjadi lagu kebesaran bagi umat yang bernaung di bawah atap besar Al-Washliyah,” pesannya.
Baca juga :
DPD DGP dan MILENEAL Banyumas kerjasama dengan DISNAKER gelar BANYUMAS JOB FAIR 2022
Kepada para pelajar dan mahasiswa, Gubsu menyampaikan bahwa Al-Washliyah sebagai organisasi Islam, turut serta memerdekakan Republik Indonesia. Karena itu sebagai generasi penerus, ada amanah yang diemban bersama untuk mengisi kemerdekan, dengan dasar ilmu pengetahuan dan budi pekerti.
“Untuk guru saya, para guru dan dosen, lakukan yang terbaik dengan jujur, benar, berani, tulus dan ikhlas. Sehingga anak-anak kita bermanfaat untuk mengisi cita-cita kemerdekaan. Jadi kita tahu persis harus diperbuat,” kata Edy Rahmayadi, yang kemudian memimpin pembacaan Surah Al-Fatihah untuk mendoakan para pahlawan, syuhada dan pendiri Al-Washliyah yang telah mendahului.
“Jangan pernah berhenti menuntut ilmu hingga akhir hayat. Tanpa ilmu, kita akan mudah dipecundangi,” katanya, yang kemudian melepas balon udara sebagi tanda peringatan HUT ke-92 Al-Jam’iyatul Washliyah di kampus Univa Medan.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Harian Yayasan Univa, yang juga Ketua PW Al-Washliyah Sumut, Dedi Iskandar Batubara, mengucapkan terimakasih atas kehadiran Gubernur dalam rangkaian Apel Akbar Peringatan HUT ke-92 Tahun Al-Washliyah. Terlebih menjadi inspektur upacara yang dihadiri ribuan pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan pegawai di kompleks Univa Medan.
“Ini sebuah penghormatan, kami merasa bersyukur dan terima kasih, kepada Pak Gubernur atas waktu dan kesempatannya. Tentu saja hubungan yang sudah baik antara Univa dan Pemerintah Provinsi ini akan terus kita jaga dan kita rawat sedemikian rupa,” kata Dedi Iskandar Batubara yang juga berharap, Al-Washliyah khususnya Univa sebagai kampus bersejarah dan mencetak ulama, bisa terus berkontribusi bagi pencapaian pembangunan manusia, terutama di Sumut.
Usai gelaran tersebut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Dedi Iskandar Batubara berfoto bersama para peserta apel akbar sebelum meninggalkan lokasi. (Sipa Munthe/***)