DIREKTUR RSUD Parapat, dokter Jimmy Gultom memaparkan, berdasarkan data yang ada di rumah sakit tersebut, ada 455 kasus kecelakaan yang ditangani dan harus diteruskan ke rumah sakit di Kota Pematang Siantar, karena ketiadaan fasilitas (peralatan) untuk menanganinya.
Hal tersebut disampaikannya saat rehat di acara Pelatihan Basic Trauma Cardiovascular Life Support (BTCLS) yang didampingi Wakil Ketua Bidang OKK DPW PPNI Sumut, Aswin Syahputra, Ketua DPD PPNI Kabupaten Simalungun, Syahrul Nasution dan Manager Operasional Pelatihan Pro Emergency, Rozi Buana di Hotel Atsari, Kota Turis Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (29/11/2022).
Data tersebut, memperkuat visi-misi Jimmy Gultom – seperti yang diminta Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga – terkait apa langkah yang akan dilakukannya untuk perkembangan RSUD Parapat ke depan.
Baca juga :
Pelatihan BTCLS RSUD Parapat, Jimmy Gultom: “Peningkatan SDM untuk menuju pelayanan lebih baik”
Disebutkannya, sudah disiapkannya blue-print rencana perpindahan RSUD Parapat ke lokasi seluas sekira 1,2 hektar masih di kawasan Kota Turis Parapat, yang selama ini dimanfaatkan sebagai rumahsakit bagi pasien terdampak pandemi Covid-19. Lokasi tersebut, menurut Jimmy Gultom, sudah dua kali ditinjau Bupati.
Baca juga :
Ketua FUTASI, Tio Merly boru Sitinjak: “Bermula dari hadirnya OKNUM NGAKU dari BPN PUSAT”
Rumah sakit pariwisata dan go international
Menurut Jimmy Gultom, RSUD Parapat yang berada di kawasan destinasi wisata Danau Toba sebagai kawasan wisata skala prioritas, sudah layak dipersiapkan sebagai Rumah Sakit Pariwisata dan go international.
“Wisatawan mancanegara ketika hendak mengunjungi daerah tujuan wisata, yang paling utama mereka butuhkan adalah informasi pelayanan kesehatan. Jika ada rumah sakit dengan standar internasional, maka mereka merasa aman dan nyaman,” kata Jimmy Gultom.
Harapannya, rencana memindahkan dan membangun RSUD Parapat, dapat direalisasikan pada tahun 2024. Jika hal terwujud, maka RSUD Parapat dengan fasilisitas standard internasional akan menjadi rumah sakit alternatif.
Sesuai blue-print yang sudah disiapkan Jimmy Gultom – bahkan berkasnya sudah sampai ke Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Komisi IX DPR-RI, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan kementerian yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan – di lahan seluas sekira 1,2 hektar itu, akan dibangun gedung berlantai 4 dengan view menghadap ke kawasan Danau Toba.
Baca juga :
KASUS pengosongan lahan di Pematang Siantar, Tio Merly boru Sitinjak: “Bu Wali, TOLONG DATANG dan PERHATIKAN KAMI…“
Baca juga :
PPPT minta 30 anggota DPR-RI Dapil Sumut II pergunakan HAK INISIATIF
Patut diberi dukungan
Wakil Ketua Bidang OKK DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Sumatera Utara, Aswin Syahputra menyebutkan, gagasan ini patut diberi dukungan.
“Kawasan Danau Toba yang merupakan kawasan wisata skala prioritas, memang sudah selayaknya memiliki rumah sakit pariwisata standar internasional. Jika dibandingkan dengan Bali yang sudah memiliki beberapa rumah sakit pariwisata, kenapa RSUD Parapat tidak bisa,” kata Aswin Syahputra yang mengapresiasi buah pikir Jimmy Gultom tersebut.
“Jarang kita ketemu dengan pimpinan rumah sakit yang memiliki visi dan misi seperti dokter Jimmy ini. Jadi, selayaknya kita memberikan dukungan,” kata Aswin Syahputra yang menyatakan kesiapannya bersama Ketua DPD PPNI Kabupaten Simalungun, Syahrul Nasution untuk menyampaikan niat baik Jimmy Gultom ke salah seorang anggota Komisi IX DPR-RI yang merupakan Ketua DPW PPNI Jawa Tengah.
Meninjau lokasi
Dokter Jimmy Gultom pun mengajak Wakil Ketua Bidang OKK DPW PPNI Sumatera Utara, Aswin Syahputra, Ketua DPD PPNI Kabupaten Simalungun, Syahrul Nasution dan Pimpinan Redaksi Segaris.co, Ingot Simangunsong meninjau lokasi lahan di mana direncanakan pembangunan RSUD Parapat sebagai rumah sakit pariwisata bertaraf internasional.
Syahrul Nasution setelah melihat kondisi gedung yang sudah ada – yang selama masa pandemi Covid-19 dipergunakan untuk tempat perawatan dan pemulihan pasien tersebut – menyampaikan pandangan, bahwa masih perlu dilakukan pembenahan dan sekaligus penataan.
Pemilihan dan penetapan lokasi tersebut, menurut Syahrul Nasution, cukup representative dan dari ketinggian posisi, apalagi berlantai empat, akan lebih leluasa menikmati keindahan Danau Toba.
“Yang lebih menariknya, jika rumah sakit ini terwujud, akan memiliki peran lebih luas, khususnya menjadi rumah sakit alternatif bagi pasien yang berada di Kabupaten Toba, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara, serta sebagian dari Sumatera Barat,” kata Syahrul Nasution kepada segaris.co dalam perjalanan dari Parapat menuju Kota Pematang Siantar, Selasa (29/11/2022).
Bagi Syahrul Nasution, gagasan dari dokter Jimmy Gultom yang sudah dituangkan dalam blue-print rencana pembangunan dan capaian ke depan itu, adalah hal yang sangat brilian.
“Kita sudah pernah membicarakan hal ini dengan direktur sebelumnya, tentang peluang menjadikan RSUD Parapat sebagai rumah sakit pariwisata dengan taraf internasional, namun tidak mendapatkan respon. Sekarang, kita ketemu dengan direktur yang visioner dan memiliki capaian-capaian ke depan yang cukup baik. Tentu, kita dari DPD PPNI Simalungun, menyambut baik dan memberikan dukungan, serta patut ikut memperjuangkannya,” kata Syahrul Nasution. (Ingot Simangunsong/***)