ANGGOTA Komisi I DPR RI, Junico BP Siahaan menyoroti kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatikan terkait maraknya kebocoran data yang terjadi di Indonesia dalam waktu berdekatan sebanyak 1,3 miliar data.
Ia menilai peristiwa tersebut sangat memalukan karena sudah terjadi dalam satu bulan terakhir
“Yang baru saja terjadi, data breach tiga kali dalam satu bulan menurut saya ini sudah keterlaluan. “Ini bukan pointing fingers, maksudnya ini harusnya menjadi lampu merah buat kita semua. Bahwa bagaimana kita menjaga data ini harus menjadi catatan yang sangat baik,” imbuh Junico Siahaan saat Rapat Kerja dengan Menkominfo di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (07/09/2022)
Lebih lanjut, Junico Siahaan pun mempertanyakan soal rencana dan bagaimana cara menjaga data yang ada di Pusat Data Nasional (PDN), yang rencananya akan diselesaikan pada tahun 2024. Ia menyinggung dugaan kebocoran data registrasi kartu SIM dan PLN yang terjadi baru-baru ini.
Baca juga :
Bangga atas kiprah Tuan Guru Batak, H Novri Aritonang mewakafkan satu gedung
“Sebenarnya itu menurut saya adalah data khusus punyanya Kominfo yang kita diminta semuanya nomor harus didaftarkan supaya bisa nyala, tapi justru data ini yang bocor. Begitu pula data PLN, data Indihome. “Artinya terlalu hebatlah kemampuan para penerobos-penerobos ini sehingga mereka bisa menerobos semua yang bisa dibuat oleh lembaga-lembaga publik,” imbuhnya.
Baca juga :
Haul ke-13 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk QS, menjaga kemajemukan dan kebhinekaan
Lebih lanjut, Anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin menyebutkan, tiga kali kebocoran data yang terjadi dalam waktu berdekatan ini sebagai sebuah “mega-kasus.
“Ini menurut saya ‘mega-kasus’ sampai kita kebobolan 1,3 miliar data kartu SIM di breached forum dari akun bernama Bjorka,” kata Nurul.
Ia juga bilang, terdapat pelaku yang sama juga dengan dugaan kebocoran 26 juta data pelanggan Indihome. “Kemudian terakhir adalah sebanyak 17 juta pelanggan PLN diperjual belikan di situs online,” pungkasnya. (Parlementaria/***)