“DATANGLAH hari Kamis (25/08/2022),” kata Kepala Puskesmas Silau Malaha, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Yenny Rading Silalahi S.Tr.Keb, MKM kepada segaris.co, yang hendak melihat kondisi bayi di bawa lima tahun (balita) yang butuh perhatian khsusus.
Ketemu Yenny Rading Silalahi di kantornya, diinformasikan bahwa ada tim yang dipimpin Jenny Marpaung sedang melakukan kunjungan ke warga Nagori (Desa) Silau Manik, yang jaraknya sekitar 6 kilometer dari Puskesmas Silau Malaha.
Di Silau Manik, ada Puskesmas Pembantu (Pustu) yang dipimpin Mediana Simanjuntak.
Di Pustu itulah, ketemu dengan tenaga kesehatan, Jenny Marpaung, Suremi, dan Risma Rina Lumban Tobing yang disebut Yenny Rading Silalahi sebagai tim dari Puskesmas Silau Malaha. Kemudian, ada boru Saragih yang “kocak”, bertugas di Pustu bersama Mediana Simanjuntak.
Menuju Dusun V dan suara burung Elang
Setelah beberapa menit kongkow-kongkow, dengan diselingi canda-gurau ala boru Saragih, segaris.co bersama Jenny Marpaung, Suremi, dan Risma Rina Lumban Tobing bergegas dengan tujuan Dusun V, Nagori Silau Manik.
Sebelum menuju ke Silau Manik, saat mengisi tanki sepedamotor, sudah diingatkan penjual minyak, jalan menuju ke nagori itu, kondisinya jalan bebatuan, dan tanah. Jika turun hujan, berlumpur dan licin.
“Mari bergerak.. Suara burung Elang sudah beri tanda, bakal turun hujan,” kata Risma Rina Lumban Tobing.
Dengan tiga sepedamotor, kami bergerak. Tujuan, untuk mengunjungi balita Siti Khodijah usia 2 tahun 8 bulan, putri kedua dari pasangan Karim Maradona Saragih (36) dan Desni Rahmadani (24) di Dusun V.
Suremi yang berboncengan dengan Jenny Marpaung, membuka jalan. Sementara Risma Rina Lumban Tobing berada di belakang segaris.co.
Suremi yang sudah sangat familiar dengan kondisi jalan bebatu dan tanah, enak saja meluncur. Seru juga melihat semangat para tenaga kesehatan Puskesmas Silau Malaha, menyusuri jalanan sepi. Tak tebayangkan, di saat hujan dan jalanan berlumpur dan licin, mereka tetap menjalankan tugas kunjungan ke setiap dusun.
“Ada lima dusun yang dinaungi Pustu Silau Manik,” kata Kepala Pustu, Mediana Simanjuntak.
Baca juga : Semarak Hari Koperasi, Hj Susanti Dewayani: “Pemko Pematang Siantar mendukung penuh pemulihan ekonomi”
Apa sebenarnya penyakit anak saya
Sampai juga ke rumah keluarga Desni Rahmadani, yang sederhana. Di ruang tamu, tergelar ambal. Ada anak bayi tetidur pulas, ditutupi kelambu. Kemudian, ayunan kain sarung menggelantung. Di dalamnya tertidur, Siti Khodijah.
“Lagi tidur dia, bu,” kata Desni Rahmadani kepada Jenny Marpaung, Suremi, dan Risma Rina Lumban Tobing.
Kepada segaris.co, Desni Rahmadani memaparkan, bahwa kelahiran Siti Khodijah dengan berat badan 2,1 Kg.
Jenny Marpaung menyebutnya, berat badan lahir rendah.
Siti Khodijah lahir tanpa suara tangisan, dengan bantuan seorang bidan desa. Desni Rahmadani mengaku sudah merasa khawatir, namun semangat untuk tetap merawatnya tetap dilakukan.
“Saya berusaha tegar untuk tetap menjaga dan merawatnya,” kata Desni Rahmadani yang mengaku setiap melihat kondisi anaknya, senantiasa bertanya dalam hati, “apa sebenarnya penyakit anak saya.”
Baca juga : Bawa kasus tanah rakyat vs PT Soeloeng Laoet, DPW GAMAT Sumut siap bermitra dengan Kanwil BPN Sumut
Kata dokter ada virus
Sekali waktu, karena pertumbuhan Siti Khodijah, tidaklah seperti anak-anak lainnya, Desni Rahmadani bersama suaminya konsultasi ke dokter yang berpraktek di Simpang Dua, Kota Pematang Siantar.
Menurut dokter itu – seperti yang disampaikan Desni Rahmadani kepada segaris.co – ada virus di tubuh Siti Khodijah.
“Hanya disebut ada virus,” kata Desni Rahmadani.
Artinya, tidak ada penjelasan yang detil, virus apa dan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk proses pengobatan dan lainnya.
Hingga pertemuan dengan segaris.co, Kamis (25/08/2022), Desni Rahmadani hanya sebatas melihat tidak adanya perubahan dalam pertumbuhan fisik Siti Khodijah.
“Saya pengen tahu apa sakit anak saya,” kata Desni Rahmadani yang menjelaskan, pernah berat badan Siti Khodijah mencapai 8 Kg.
Namun, tidak berapa lama, Siti Khodijah mengalami penyakit sekujur tubuh mengalami luka seperti cacar, yang mengakibatkan berat badannya menurun drastis. Tulang kaki dan tangannya mengecil. Sering mengalami demam dan menceret.
Tetap dikunjungi tenaga kesehatan
Yenny Rading Silalahi menyampaikan, pihaknya tetap melakukan kunjungan rutin untuk melihat perkembangan kesehatan Siti Khodijah.
“Kita tetap berkunjung. Tim selalu kontrol dan membawa makanan asupan gizi dan obat-obatan buat penguatan tulang,” kata Yenny Rading Silalahi.
Namun, Desni Rahmadani tetap berharap adanya uluran tangan dari dermawan, agar Siti Khodijah dapat perhatian khusus terkait kesehatannya ke depan.
“Kami belum punya BPJS,” kata Desni Rahmadani yang menyampaikan bahwa suaminya, sehari-hari bekerja di kebun sawit dan mengembalakan lembu untuk menghidupi keluarga. (Ingot Simangunsong/***)