WAKIL Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah yang juga Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) melantik tiga pengurus Cabang (Pengcab) Tako yakni Pengcab Medan, Deliserdang dan Binjai, di Medan Club, Jalan RA Kartini Medan, Minggu (21/08/2022).
Untuk Pengcab Medan, Musa Rajekshah melantik Dewi Maharani Panjaitan sebagai ketua, Bambang S Mawardi sebagai Ketua Pengcab Deliserdang, dan Imelvie Lubis sebagai Ketua Pengcab Binjai.
“Selamat untuk ketua dan para pengurus yang telah dilantik. Perlu kita saling ingatkan bahwa mengurus organisasi olahraga ini pastinya butuh pengorbanan. Bukan hanya waktu tapi juga pikiran dan materi. Semoga ketua yang dilantik sudah siap untuk itu. Kalo gak siap maka sia-sia amanah waktu yang diberikan kepada kita,” ujar pria yang akrab disapa Ijeck tersebut.
Ia juga meminta ketua dan pengurus untuk rela berkorban. Sebagai orang yang diamanahkan menjadi ketua, ke depan Ijeck mengatakan akan memperbaiki internal Tako lebih dahulu. Setelah itu, ia akan meningkatkan Training of Trainer (TOT) pelatihan untuk para juri, pelatih maupun para guru.
Baca juga : Edy Rahmayadi: “Bagaimana membangkitkan kembali kejayaan pendidikan”
Baca juga : Marito Nababan, dengan pendidikan SMA paparkan masalah persampahan ke mahasiswa dan dinas kebersihan
“Jika ini telah dilakukan maka baru bisa kita membawa Tako lebih berprestasi lagi dan kembali di urutan pertama seperti tahun 1970 an,” ujar Ijeck.
Karena seperti diketahui bahwa dulunya Sumut itu gudangnya atlet untuk berbagai cabang olahraga. Dan kehadirannya di Tako harus bisa membawa perubahan agar Tako Sumut bisa kembali berprestasi. Apalagi dalam waktu dekat akan dilaksanakannya Pekan Olahraga Nasional (PON), dan Sumut jadi tuan rumah.
“Persiapan para atlet harus dilakukan dari sekarang. Saya sangat berharap banyak atlet-atlet kita nantinya yang bisa membawa harum nama Sumut,” ujarnya.
Menambahkannya, Dewan Guru Besar Tako, Guru Riza Mutiara mengatakan bahwa Tako berdiri tahun 1963. Pada tahun 1964 ia sudah bergabung dengan Tako, dan sekarang menurutnya prestasi Tako menurun.
“Perlu pembinaan ke pelatih dan kami berharap pemerintah daerah segera melakukan sertifikasi untuk pelatih, guru dan wasit. Harusnya pelatih tak bersertifikat tidak boleh mengirim murid ke sabuk hitam. Intinya harus diadakan pelatih bersertifikat,” harapnya. (Sipa Munthe/***)