IRJEN Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka penembakan Brigadir J atau Novriyansah Yosua Hutabarat. Publik mempertanyakan motif penembakan.
Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, membeberkan motif penembakan kliennya. Menurut Kamaruddin, insiden itu berkaitan dengan bisnis gelap di ranah kepolisian.
“Ada yang beri informasi ke saya. Ini kaitannya dengan judi dan tata kelola sabu-sabu. Ada bisnis di antara mereka,” kata Kamaruddin di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022.
Kamaruddin meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk menuntaskan keterlibatan mafia sabu-sabu dan judi di balik kematian Brigadir J. Bila perlu, melibatkan pihak luar untuk mengusut tuntas motif pembunuhan Brigadir J.
“Ini tugas Kapolri untuk tuntaskan. Mereka (polisi) tersandera dalam lumpur itu, ini harus terlibat angkataan darat laut dan udara. Harus ada TNI yang masuk,” kata dia.
Baca juga : Anggota DPRD Simalungun “menyandera” 3 KTP, satu handphone, dan 3 ijazah, Willy Sidauruk: “Ini bisa tergolong pemerasan”
Motif soal perempuan
Selain itu, Kamaruddin menyebut pembunuhan Brigadir J didasari dendam Ferdy Sambo kepada kliennya. Sebelum penembakan, Brigadir J disebut memberi tahu istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati bahwa suaminya menemui perempuan lain.
“Ada motif soal perempuan lain juga, saat itu almarhum memberikan informasi kepada Puteri Candrawati bahwa Sambo sedang pergi ke rumah selingkuhannya,” ujarnya.
Satu koper besar
Polri selesai menggeledah rumah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo untuk mencari bukti pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J). Polisi menyita sejumlah barang bukti.
Tampak dua personel Brimob Polri membawa bukti ke Bareskrim Polri. Bukti itu dimasukkan ke koper hitam besar.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan koper tersebut merupakan barang bukti terkait kasus Brigadir J. Menurut dia, bukti itu dibawa untuk pendalaman.
“Ya, sudah saya tanyakan, bahwa seluruh barang bukti yang disita sedang diperiksa dan dianalisis sama penyidik,” kata Dedi saat dikonfirmasi, Rabu, 10 Agustus 2022.
Dedi tak memerinci apa saja bukti yang disita. “Tidak disampaikan, karena teknis oleh penyidik,” ujar jenderal bintang dua itu.
Penggeladahan dilakukan di tiga lokasi pada Selasa, 9 Agustus 2022. Pertama di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga Nomor 58, Pancoran, Jakarta Selatan. Kemudian, rumah pribadi Ferdy Sambo yang berada di Jalan Saguling, Duren Tiga Barat, Jakarta Selatan; dan rumah mertua Ferdy Sambo di Jalan Bangka XI A, Kemang, Jakarta Selatan.
Saat penggeledahan di rumah pribadi Ferdy Sambo, dua personel Brimob membawa satu boks kontainer berwarna putih dengan tutup warna biru. Boks kontainer tersebut langsung dimasukkan ke dalam mobil taktis berlapis baja milik Brimob.
Sementara itu, di rumah mertua Ferdy Sambo ada enam item disita polisi. Bukti itu berupa sepatu hingga baju dan lainnya.
Baca juga : Kehilangan emas, anggota DPRD Simalungun “sandera” 3 KTP, handphone dan 3 ijazah warga Gunung Malela
Ancaman hukuman mati
Polri menetapkan empat tersangka dalam kasus penembakan Brigadir J. Keempatnya ialah Irjen Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (RE) atau E, Bripka Ricky Rizal (RR), dan KM alias Kuat yang merupakan asisten rumah tangga (ART) sekaligus sopir Putri Candrawathi, istri Irjen Sambo.
Keempat tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, juncto Pasal 55 dan 56 KUHP. Dengan ancaman hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun. (***)