NURHASMI (62), warga Huta Dolok Hataran, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, sudah puluhan tahun menderita diabetes militus (gula).
“Tiga bulan lalu, bagian telapak mengalami luka kecil, kemudian semakin hari lukanya semakin melebar dan mengakibatkan terjadinya pembusukan,” kata Nurhasmi kepada segaris.co, saat menjalani pengobatan lanjutan di Klinik Syahrul Husada “Pusat Perawatan Luka Modern”, di Jalan Lintas Medan-Pematangsiantar, Dusun III Desa Limbung, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (21/07/2022).
Baca juga :
Kaki busuk karena diabetes, Syahrul Nasution: “Perawatan, solusi hindari amputasi”
Menahan rasa sakit dan aroma tidak sedap
Nurhasmi pun merasa terbebani, dengan kondisi kaki kanannya yang lukanya semakin melebar, tapaknya keroak, serta membuatnya harus menahan rasa nyeri.
Belum lagi, luka yang membusuk tersebut, menyebarkan aroma tidak sedap.
“Saya merasa sedih sekali, putus asa dan merasa rendah diri. Malu. Belum lagi menahan rasa sakit, denyutnya yang menyakitkan,” kata Nurhasmi.
Baca juga :
CCTV ditemukan, tim kuasa hukum: “Puji Tuhan…”
Berobat ke Klinik Syahrul Husada
Sekali waktu, Nurhasmi dibawa berobat ke Klinik Syahrul Husada, yang pemiliknya adalah Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Simalungun, Syahrul Nasution.
“Niatnya berobat, terbaca bahwa klinik ini, disebut Pusat Perawatan Luka Modern, kami tanya apakah luka saya dapat dirawat. Kata Pak Syahrul bisa, dan mulailah saya jalan perawatan luka,” kata Nurhasmi.
Proses perawatan pun sudah berjalan 3 bulan, hasilnya cukup menenangkan perasaan Nurhasmi, karena kaki kanan yang membusuk itu sudah semakin membaik.
“Saya bersyukur kepada Allah, karena luka busuk sudah terobati, dan saya sudah dapat berjalan. Hati saya serasa plong, tidak lagi merasa putus asa, suami merasa senang. Begitu juga seluruh keluarga. Tidak adalagi aroma busuk yang mengganggu,” kata Nurhasmi.
Tidak hanya itu, Nurhasmi juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Syahrul Nasution yang telah merawatnya dengan baik, sehingga terbebaskan dari luka yang lebih parah.
“Saya berterimakasih kepada Klinik Syahrul Husada,” kata Nurhasmi. (Ingot Simangunsong/***)