SUGIEM S.Pd SD, kelahiran 6 April 1971, anak kedua dari enam bersaudara pasangan Rubio dan Sumiyem.
Saat ini, sejak 16 Juli 2018, Sugiem menduduki jabatan Kepala SD Negeri 097799 Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, juga sebagai Ketua PGRI Kecamatan Dolok Batu Nanggar dan pada Konferensi Luar Biasa PGRI Kabupaten Simalungun yang digelar di Gedung Aula Majelis Ulama Indonesia (MUI) Simalungun pada Sabtu (16/07/2022), dikukuhkan dan dilantik sebagai bendahara PGRI Simalungun periode 2022-2027.
Sugiem dipercaya untuk mendampingi Ketua PGRI Simalungun, Drs Zocson Midian Silalahi M.Pd dan sekretaris Mangsor Sinaga S.Pd.
“Saya tidak menyangka, saya pikir hanya untuk sementara saja, menunggu ada bendahara yang lain, tetapi malah dikukuhkan untuk sampai 2027,” kata Sugiem kepada segaris.co, Rabu (20/07/2022).
Baca juga :
Kaswini: “Bu Sugiem banyak beri perubahan, dan sangat memperhatikan guru tenaga honor”
Menjalankan amanah dari Allah
Setelah adanya dukungan yang menguatkan dirinya, Sugiem menerima amanah tersebut, sebagai amanah dari Allah.
“Saya menjalankan amanah dari Allah. Hal ini juga, yang dalam perjalanan karir saya sebagai tenaga pendidik, senantiasa saya tanamkan dalam diri saya, bahwa apa yang sedang saya kerjakan atau lakukan, merupakan amanah dari Allah. Jadi, saya jalankan dengan apa adanya saja, tidak neko-neko,” kata Sugiem ibu dari empat anak dan empat cucu itu.
Sugiem paham betul, bahwa ketika segala sesuatunya dikerjakan atas keyakinan pada Allah, maka hasilnya akan baik.
“Saya percaya, bahwa dengan keyakinan pada Allah, maka hasilnya baik, tidak hanya bagi saya, tetapi bagi orang lain juga,” kata Sugiem.
Guru panutan, almarhum Malim Manik
Menjadi seorang pendidik, bagi Sugiem, sudah dicita-citakan sejak kecil (Sekolah Dasar), walau sempat ingin menjadi Polisi Wanita (Polwan).
Sebagai seorang putri, yang dilahirkan di Nagori (Desa) Bah Tobu, Sugiem pun menuntut ilmu dasar di SD 094129 Bah Tobu, Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
Di sekolah itulah, Sugiem kecil menemukan sosok guru panutannya, yakni almarhum Malim Manik.
“Guru itu, sangat mengesankan sekali di mata saya. Dalam situasi bagaimana pun, saya melihat almarhum tetap kelihatan gembira, tersenyum dan ramah. Figur almarhumlah, yang mendorong saya untuk semakin kuat menjadi guru,” kata Sugiem.
Menjadi guru di tempat almarhum
Setelah menyelesaikan Pendidikan dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Kota Pematangsiantar, ternyata tidak dapat langsung mengajar, karena harus dilengkapi lagi dengan jenjang Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
“Jenjang itu harus dimiliki untuk persyaratan dapat mengajar di SD. Saya pun masuk ke Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar, jurusan PGSD. Makanya, karena kami pada saat itu, adalah angkatan pertama, gelar kesarjanaan kami, S.Pd SD. Untuk angkatan selanjutnya, hanya S.Pd saja,” kata Sugiem.
Tahun 1993, Sugiem pun menerima SK penempatan di SD Negeri 091696 Afdeling Mayang, sampai tahun 1998.
Tahun 1998, garis tangan menetapkan, Sugiem pun mendapat tugas mengajar di SD 094129 Bah Tobu, dimana ia pernah mengecapkan Pendidikan SD dan bertemu kembali dengan guru panutannya, almarhum Malim Manik.
“Saya menjadi guru di Bah Tobu sampai tahun 2009. Saya pindah ke SD Bah Tobu saat itu Pak Malim Manik masih guru, tiga bulan kemudian Pak Malim Manik menjadi kepala sekolah. Almarhum Pak Malim Manik sebagai kepala sekolah saya, yang selalu mendorong dan banyak memberikan motivasi kepada saya… hingga pada akhirnya saya dapat menjadi kepala sekolah di SD Negeri 091598 Dolok Merangir. Jadi, kami sama-sama menjadi kepala sekolah. Apa yang saya terapkan dalam kepemimpinan, hampir kesemuanya turun dari almarhum,” kata Sugiem yang menggambarkan, walau dirinya dengan almarhum berbeda keyakinan, tetapi nasehat-nasehat yang menguatkan dirinya justru datang dari almarhum Malim Manik.
Baca juga :
Zocson Midian Silalahi, Mangsur Sinaga dan Sugiem, pimpin PGRI Kabupaten Simalungun 2022-2027
Menjadi bermanfaat dan memberi perubahan
Bagi Sugiem, kehadiran dan keberadaan di mana saja pun, haruslah menjadi bermanfaat dan memberikan perubahan.
Ketika 16 Juli 2018, Sugiem menerima SK penempatan sebagai Kepala SD Negeri 097799 Bandar Selamat, dan memulai tugas, dirinya sangat terkejut melihat kondisi sekolah tersebut.
“Kamar mandi tidak ada, anak didik kalau mau ke kamar mandi harus menumpang ke rumah penduduk. Penataan lingkungan sekolah yang semberawut. Pokonya memprihatinkan sekali,” kenang Sugiem.
Sama seperti yang dilakukannya di SD Negeri 091598 Dolok Merangir, Sugiem pun mulai membenahi sekolah tersebut, agar benar-benar nyaman, aman dan layak sebagai rumah kedua bagi para tenaga pendidik, anak didik dan orangtua.
“Pertama sekali, saya kumpulkan komite bersama orangtua murid untuk membicarakan masalah kamar mandi. Komite dan orangtua memberikan respon luar biasa, kamar mandi pun terbangun dengan lantai keramik. Tenaga pendidik dan anak didik, tidak lagi menumpang kamar mandi ke rumah penduduk,” kata Sugiem.
Kemudian, Sugiem menjelaskan, walau pun jarak rumahnya yang jauh di Nagori Bah Tobu ke Bandar Selamat, namun tidak menghalangi semangatnya untuk sampai ke sekolah jam 07.00 WIB.
“Saya harus memberi contoh dalam menjalankan disiplin, saya terapkan guru harus lebih awal sampai dari anak didik,” kata Sugiem yang juga menjelaskan bahwa yang selalu datang lebih awal, jam 07.00 WIB adalah guru agama Islam, Pak Rivo Ramadani.
Menghilangkan imej rumah kurang terurus
Hal lain yang harus dilakukan perubahan secepatnya, adalah menghilangkan imej yang berkembang di kalang masyarakat, bahwa SD yang dipimpinnya tidak lagi disebut sebagai rumah kurang terurus.
“Karena tidak terawatnya taman, lampu sekolah tidak pernah menyalah di malam hari, rumah dinas guru yang sudah rusak parah dibiarkan begitu saja. Itulah yang dibenahi. Memang butuh waktu, tidak segampang membalikkan telapak tangan,” kata Sugiem.
Bersyukur, kata Sugiem, para guru dapat mengerti dan memahami, serta mau bekerjasama, kemudian mulai dibenahi semua yang ada di lingkungan sekolah.
“Taman mulai kita tata, rumah dinas guru yang sudah tidak terpakai dirubuhkan dan dijadikan taman serta tempat anak beraktifitas. Ruang kepala sekolah yang dulunya tidak diperhatikan, sekarang ini sedang kita renovasi untuk dipergunakan sebagai tempat kegiatan agama bagi anak didik,” kata Sugiem yang menjelaskan bahwa jumlah anak didiknya ada 170 orang, PNS 4 orang dan 6 tenaga honor ditambah operator.
Setelah dilakukan gerakan perubahan, maka imej rumah tidak terurus pun, sudah tidak disebut-sebut lagi. Sekolah itu sudah kelihatan asri, dan nyaman.
Bahkan di bawah pohon rindang, Sugiem membuat tempat duduk dari semen yang memanjang, dimana anak didik saat istirahat belajar, dapat menikmati makanan (bontot) yang dibawa dari rumah.
“Di sekolah tidak ada kantin, anak-anak tidak diberi kebebasan jajan, mereka membawa bontot yang disediakan orang tua mereka,” kata Sugiem.
Mewakili kecamatan untuk tingkat kabupaten
Yang menggembirakan, hasil dari gerakan tersebut, SD Negeri 097799 Bandar Selamat yang dipimpinnya, masuk dalam nominasi 2 sekolah yang mewakili Kecamatan Dolok Batu Nanggar, untuk dipertandingkan di tingkat Kabupaten Simalungun di bidang keasrian, kenyamanan dan keamanan sekolah.
“Sekolah kami ini, bersama satu sekolah lainnya di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, masuk sebagai nominasi yang diperlombakan untuk tingkat Kabupaten Simalungun,” kata Sugiem. (Ingot Simangunsong/***)