DONNA Pandiangan – Kepala SMP Negeri 1 Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara – terobsesi untuk penguatan etika dan akhlak di lingkungan sekolah yang dipimpinnya.
Nantinya, masalah etika dan akhlak tidak hanya diterapkan bagi anak didik saja, juga di kalangan guru, pegawai dan para tenaga honor.
“Dua hal itu, etika dan akhlak, penguatan muatan yang ingin saya terapkan di sekolah ini,” kata Donna Pandiangan di ruang kerjanya kepada segaris.co, Selasa (21/06/2022).
Menurut Donna Pandiangan, etika dan akhlak menjadi sangat penting diterapkan, agar terkhusus para anak didik dalam menyerap ilmu pengetahuan, juga mampu mengimplementasinya dengan kekuatan etika dan akhlak.
“Ya, kalau mereka nantinya menjadi apa pun, jadilah sesuatu yang beretika dan berakhlak. Pemahaman itu, yang mau kita terapkan di sekolah ini,” kata Donna Pandiangan.
Nah, untuk lingkungan SMP Negeri 1 Gunung Malela, para anak didik, ya harus jadi anak didik yang beretika dan berakhlak. Demikian juga guru, pegawai mau pun yang honor, dari pimpinan hingga tukang kebun.
“Itu yang ingin saya wujudkan selama memimpin di sekolah ini,” kata Donna Pandiangan.
Baca juga : SMP Negeri 1 Gunung Malela, Donna Pandiangan: “Asrikan taman, tetapkan tukang kebun dan berdayakan lahan 16 rante”
Joglo literasi
Kemudian, Donna Pandiangan merasa demikian pentingnya untuk meningkatkan pengayaan literasi bagi anak didik di sekolah tersebut.
Di tengah-tengah halaman sekolah, ada joglo dan di tempat lain ada perpustakaan sekolah.
Donna Pandiangan pun, terinspirasi hendak mengombinasikan joglo dengan perpustakaan.
Disampaikannya, bahwa di perpustakaan banyak buku bacaan, yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan anak didik. Buku-buku pilihan itu, dari berbagai ilmu pengetahuan.
“Saya mau padukan keduanya, menjadi joglo literasi. Bentuk joglo akan dipoles gaya milenial dengan tata letak buku yang menarik. Konsepnya, petugas joglo literasi dalam satu minggu, diwajibkan menawarkan 50 buku bacaan kepada anak didik. Kemudian anak didik dapat baca buku di joglo literasi dengan bentuk lesehan,” kata Donna Pandiangan.
Baca juga : Di SMP Negeri 1 Gunung Malela, Donna Pandiangan: “Saya rubah black board menjadi white board, dari kapur tulis menjadi spidol”
Aktifkan mading
Kelanjutan dari joglo literasi, Donna Pandiangan akan mengaktifkan pengadaan majalah dinding (mading).
“Siswa yang aktif meminjam dan membaca buku, kita siapkan wadah untuk berkreasi dalam bentuk aktifitas menulis artikel, puisi, cerita pendek atau fotografi. Karya mereka kita publikasikan di majalah dinding,” kata Donna Pandiangan.
Menurut Donna Pandiangan, anak didik perlu juga diberikan bimbingan dalam bertutur yang baik dan benar melalui karya tulis mau pun lisan.
“Mau jadi apa pun mereka kelak, kemampuan bertutur secara lisan mau pun tulisan, perlu mereka pelajari. Agar apa yang ingin mereka sampaikan, dapat dipahami orang lain,” kata Donna Pandiangan.
Memberikan reward
Kesemua yang ingin diwujudkan Donna Pandiangan itu, tidak hanya sebatas program biasa- biasa saja.
Terhadap pencapaian etika ahlak, literasi dan pengisian aktif di mading, Donna Pandiangan sudah ancang-ancang untuk mempersiapkan reward (penghargaan).
“Saya akan lakukan penilaian terhadap anak didik, guru, pegawai mau pun tenaga honor hingga tukang kebun, dan sebagai imbal baliknya saya akan siapkan reward, penghargaan,” kata Donna Pandiangan. (Ingot Simangunsong/***/selesai)