Oleh | Ki Tito Gatsu
RADIKALISME dan infiltrasi asing adalah hal yang paling berbahaya. Tentu kita masih ingat peristiwa di Iraq, Syria dan Lybia negara petro dolar yang makmur, bisa dalam sekejap menjadi negara luluh lantak.
Afghanistan yang merupakan negara modern pertama di Asia Barat (tahun 1960-1970 an) yang kembali ke masa jahiliyah dan mengalami kemunduran peradaban, dan kebodohan itu semua karena infiltrasi asing dan radikalisme.
Negara-negara imperialis tak akan segan-segan mengeluarkan dana milyaran dolar terutama bagi pengkhianat bangsa dan perusak negeri untuk menguasai sumber daya suatu negara.
Political Brief
Berbeda dengan NU dan Muhammadiyah yang memiliki akar di Kalimantan, jaringan HTI/FPI basisnya relatif lemah.
Basis terkuat ada di Banjarmasin. Upaya FPI/RS masuk ke Kalteng di 2012 ditolak oleh Suku Dayak yang mendapat dukungan dari Suku Melayu. IKN di Kaltim membuat jaringan HTI/FPI sulit untuk lakukan tekanan politik.
Pernyataan Ketua Umum PB NU, KH Yahya Cholid Staquf, bahwa PB NU akan membuka kantor di IKN merusak rencana pengembangan narasi bahwa umat Islam menolak IKN pindah.
Kalkulasi untuk membuat pemerintah “memilih” antara orang Dayak dan umat Islam yang jauh lebih besar jadi gagal. Rencana ini akan dipakai oleh Anies Baswedan untuk galang aksi dan dukungan paska selesai menjabat.
Narasi PKS Tolak IKN
Daerah-daerah basis PKS sedang dikerahkan untuk membuat penolakan IKN dengan narasi: perpindahan IKN semestinya persetujuan daerah-daerah lain, tidak hanya politisi Jakarta yang sudah dibayar oleh kontraktor.
Skenario politik 2024, yang dikembangkan oleh jaringan HTI/FPI dengan sayap politik PKS, Gatot Nurmantyo, dan Jusuf Kalla adalah: a) politic of anger dari masyarakat muslim dengan menciptakan fatamorgana politik yaitu islamophobhia, komunisme, dan China, b) politic of fear dari berbagai komunitas minoritas atau lawan politik dengan lakukan aksi masa, pelaporan, serangan, dsb sehingga mereka akan diam. Skenario ini dianggap berhasil pada Pilkada DKI khususnya pada putaran II yang sebabkan pemilih Basuki Tjahja Purnama takut datang ke TPS.
Pada sisi lain, Anies Baswedan sedang jalankan program khusus untuk bangun citra sebagai pemimpin nasional. Politik primordial dijalankan oleh tim dan koordinator khusus.
Kalkulasi politiknya, ambil sebagian besar pendukung Prabowo Subianto dan ambil separoh pendukung Jkw. Kalkulasi ini beririsan dengan strategi PKS yg berencana ambil 75% suara ‘oposisi’ yang 40%.
Diarahkan Hanya Perhatikan Medsos Tertentu
Perlawanan publik dengan pengusiran Haekal Hasan dan Khalid Basalamah secara fisik dikhawatirkan oleh jaringan HTI/FPI akan menular dan diikuti oleh berbagai daerah lain.
Kesungkanan karena memakai identitas agama dan timur tengah ditakutkan memudar. Analisa internal identifikasi hal ini akibat kombinasi: a) semakin percaya dirinya identitas Islam lokal, khususnya NU, b) semakin banyak ustadz NU yang aktif, c) sel-sel dalam aparat banyak dipindah sehingga tidak bisa beri dukungan. Untuk itu aksi seperti di Madura dilakukan untuk cegah penyebaran aksi penolakan.
Jaringan HTI/FPI terdiri dari pasokan (pesantren, pelajar, pencari kerja), pos komando yg merupakan komplek kos/asrama dengan kegiatan usaha, dan titik agiprop (agitasi dan propaganda) yaitu tempat ibadah yang dikuasai sekaligus jadi titik penggalangan masa.
Anggota jaringan diarahkan untuk hanya perhatikan medsos tertentu yang disiapkan dan abaikan sumber berita lain.
Mari kita jaga Indonesia yang indah jangan sampai dirusak para pengkhianat bangsa dan bajingan berkedok ulama. Merdeka!!!
Salam Cinta Damai dan Persatuan Indonesia.