DIREKTORAT Event Daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) “Penyelenggaraan Event di Sumatera Utara” di Santika Premiere Dyandra Hotel and Convention Medan, Kamis (03/02/2022).
Direktur Event Daerah, Reza Fahlevi menyampaikan bahwa event adalah magnet untuk mendatangkan wisatawan, dan wisatawan datang karena ada event yang keren.
“Semoga dengan lahirnya event-event terbaik dari Sumut, kami siap untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan. Kami juga pastinya ikut mempromosikan event, tentunya dengan konten-konten yang keren yang telah disiapkan dinas mau pun komunitas,” kata Reza Fahlevi.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events), Rizki Handayani menyampaikan, dengan datangnya wisatawan untuk menyaksikan event, tentunya itu menjadi salah satu langkah cepat dalam memicu menggeliatnya perekonomian pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Sumatera Utara bisa meraih peluang itu karena Sumatera Utara memiliki banyak potensi yang bisa disajikan dalam bentuk event, baik itu potensi budaya, seni tari, musik dan kuliner yang berbasis budaya,” kata Rizki Handayani.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Zumri Sulthony menekankan adanya ide event yang berkelanjutan, agar event tersebut benar-benar memiliki makna.
“Covid sangat mempengaruhi terbatasnya pergerakan event pariwisata di Sumatera Utara dalam 2 tahun terakhir. Karenanya, ide event yang berkelanjutan sangat diperlukan. Para pelaku asosiasi harus berkolaborasi bersama muda-mudi dengan memunculkan ide milenial. Sangat disayangkan bila nantinya event tidak terkoordinir dengan baik dan event tersebut tidak memiliki makna,” kata Zumri Sulthony.
Kabupaten Samosir Konsisten
Kemudian Kepala Divisi Pemasaran Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT), Siswanto Sinambela menjelaskan, tidak harus menunggu event-event besar. Namun, sebaiknya yang dilaksanakan adalah event-event organik, seperti yang berasal dari masyarakat.
“Walau event tersebut sederhana, namun bila memiliki target pasar yang berkelanjutan, itu akan sangat bermakna dalam menarik minat wisatawan, apalagi bila promosi dilakukan dengan baik.
Diketahui, salah satu kabupaten/kota di kawasan Danau Toba yang konsisten melaksanakan event adalah Kabupaten Samosir. Bahkan, salah satu event tahunan, yaitu Samosir Music International (SMI) masuk dalam 100 Event Nasional, sebelum pandemi melanda,” kata Siswanto Sinambela.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir, Tetti Naibaho menyampaikan bahwa tahun ini Kabupaten Samosir juga melaksanakan beberapa event bertema budaya dan sport tourism, yaitu Festival Gondang Naposo, Pekan Kebudayaan Daerah, Samosir Lake Toba Ultra Marathon dan Festival Sipinggan.
Sementara, untuk SMI, Tetti Naibaho menjelaskan bahwa pelaksanaannya terkendala karena harus mendatangkan banyak musisi dari Eropa, terutama negara Austria, dimana para musisi ini akan tampil menyanyikan lagu-lagu Batak.
“Pelaksanaan SMI akan sangat ribet karena para musisi tersebut harus menjalani karantina. Kami juga sangat berharap agar pelaksanaan event jangan dipersulit. Mau tak mau, kita memang sudah harus bersahabat dengan pandemi ini,” kata Tetti Naibaho yang juga memohon adanya dukungan untuk pelaksanaan event di Kabupaten Samosir, baik itu dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, BPODT dan Kemenparekraf.
Tetti Naibaho juga berharap dilakukannya promosi bersama agar geliat event yang dilaksanakan Disbudpar Samosir semakin besar.
Dalam FGD tersebut, beberapa organisasi dan asosiasi kepariwisataan juga memberikan masukan bagaimana pelaksanaan event yang baik.
Direktur Rumah Karya Indonesia (RKI), Marojahan Manalu menyampaikan, anggap saja konten merupakan rumah kita, yang artinya konten bisa berupa alam, budaya, keramahtamahan dan semua hal yang bisa kita dapat di dalam rumah/tempat kita.
“Belajar konten sama dengan belajar dari rumah dan membangun konten sama dengan membangun rumah. Coba kita membangun konten dengan modal utama dari masyarakat dengan rasa kepemilikan, maka bisa diangkat event atau konten yang melibatkan masyarakat, stakeholder dan pemerintah,” kata Marojahan Manalu.
Ketua Asosiasi Perusahaan Penyelenggaraan dan Pelaksana (APPARA), Teuku Nur Azan juga menyampaikan bahwa pelaksanaan event akan berjalan optimal bila terjalin kolaborasi dan sinergi seluruh stakeholder, baik dari pusat, daerah dan sektor lainnya yang terhubung secara langsung.
Selain itu, harus dilakukan perencanaan yang matang terkait konten, narasi dan publikasi kalender event dan semua itu harus sudah tersusun jauh-jauh hari.
“Tahun 2022 kita harapkan menjadi tahun bangkitnya industri event dengan tetap memperhatikan prokes. Mengumpulkan massa dalam jumlah besar mungkin tidak bisa, akan tetapi masih bisa dilakukan dengan jumlah terbatas. Bisa dilakukan lewat online maupun offline,” kata Teuku Nur Azan.
Kurator Bidang Manajemen Event, Debora Saron Pardede menambahkan, bahwa berbicara tentang event tidak hanya terkait event organizer, akan tetapi juga terkait event planing dan event management.
Debora Saron Pardede menekankan, harus memantapkan bagaimana agar event yang dilaksanakan bisa memberi ingatan dan kenangan bagi wisatawan terkait pada attraction (atraksi), engage (keterlibatan) dan maintain (pemeliharaan).
Penulis: Ingot Simangunsong, Sumber/Foto: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir