PEMINDAHAN Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan memasuki babak baru. Menteri PUPR memastikan bahwa kontrak proyek pembangunan Istana Kepresidenan akan ditandatangani pekan ini.
Direncanakan bahwa pada semester-I tahun 2024, presiden dan beberapa kementerian dan lembaga sudah berkantor di Nusantara. Pemindahan IKN ini telah melalui berbagai tahapan hingga ditemukan beberapa alasan utama, yakni mengurangi beban Jakarta dan Jabodetabek, mendorong pemerataan pembangunan ke wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur.
Hal ini disampaikan Presidium Kongres Rakyat Nasional (KoRaN), Sutrisno Pangaribuan, dalam rilisnya yang diterima di Medan, Kamis (03/11/2022).
Menurut Sutrisno, untuk mengubah mindset pembangunan dari Jawa Centris menjadi Indonesia Centris, memiliki IKN yang merepresentasikan identitas bangsa, kebinekaan dan penghayatan terhadap Pancasila, adalah sebuah kebutuhan yang mutlak.
Untuk meningkatkan pengelolaan pemerintah pusat yang efisien, sambungnya, Indonesia perlu memiliki IKN yang menerapkan konsep smart, green, and beautiful city. Tujuannya, untuk meningkatkan kemampuan daya saing (competitiveness) secara regional maupun internasional.
Momentum pemindahan IKN tersebut, imbuhnya lagi, bersamaan dengan peralihan kepemimpinan nasional. MPR/DPR/DPD-RI dan Presiden hasil Pemilu 2024 akan dilantik pada Oktober 2024, dan diharapkan dilantik di IKN.
“Komitmen Presiden Joko Widodo membangun kesadaran Indonesia Centris tentu menarik dalam momentum demokrasi Pemilu 2024 ini,” sebut Sutrisno.
Dewan Pembina DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP) itu juga mengungkap beberapa nama yang muncul sebagai kandidat presiden dan wakil presiden yang didominasi oleh tokoh- tokoh politik nasional.
“Ganjar Pranowo sesungguhnya termasuk tokoh politik lokal, namun telah berhasil merebut hati rakyat, dari Sabang sampai Merauke. Akan tetapi, Ganjar Pranowo berasal dari pulau Jawa. Maka dibutuhkan pendamping calon wakil presiden dari luar pulau Jawa,” ungkapnya.
Mantan Staf Ahli DPRD Sumut 2019-2021 ini menguraikan, dalam sejarah pergerakan pemuda, perjuangan kemerdekaan, hingga menjadi negara merdeka dan memiliki presiden dan wakil presiden, keterwakilan nusantara menjadi konsensus bersama. Kepemimpinan Nasional pertama, Soekarno dari Jawa, Mohammad Hatta dari Sumatera.
“Tentu bukan karena kebetulan itu dirancang, pasti telah melalui berbagai percakapan intensif dari para pendiri bangsa. Di masa orde baru pun, Presiden Soeharto, Jawa, pernah menunjuk Adam Malik, asal Sumatera dan Baharuddin Jusuf Habibie, asal Sulawesi sebagai Wakil Presiden. Sewaktu Presiden Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Hamzah Haz, berasal dari Kalimantan. Periode pertama Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan periode pertama Presiden Joko Widodo, Wakil Presidennya Jusuf Kalla, asal Sulawesi,” jelasnya.
Berdasarkan fakta tersebut, menurutnya sudah tepat jika Calon Presiden Ganjar Pranowo disandingkan dengan Calon Wakil Presiden dari luar pulau Jawa
Dalam mindset Indonesia Centris, beberapa nama yang berasal dari luar pulau Jawa yang dapat dipertimbangkan sebagai kandidat wakil presiden untuk Ganjar Pranowo.
Dengan pemikiran itu, imbuhnya lagi, nama-nama yang masuk dalam tabulasi tersebut yaitu, Luhut Binsar Panjaitan, yang saat ini menjabat Menko Kemaritiman dan Investasi, berasal Sumatera Utara. Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, asal Riau.
Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ), Komisaris Utama Pertamina, asal Bangka Belitung. Erich Thohir, Menteri BUMN, asal Lampung. Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum DPP PAN, asal Lampung.
Selain itu, H. Isran Noor, Gubernur Kalimantan Timur, Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, asal Sulawesi Selatan, Muhammad Zainul Madji yang akrab disapa dengan Tuan Guru Bayang (TGB) yang saat ini didapuk menjadi Ketua Harian DPP Partai Perindo, asal Nusa Tenggara Barat ( NTB ), Victor Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Rukka Sombolinggi, Sekjend AMAN sekarang, berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan, dan Wayan Koster, Gubernur Bali, serta Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi, asal Maluku, dinilai pantas mendampingi Ganjar.
“Daftar nama-nama tersebut, selain memiliki latar belakang berasal dari luar pulau Jawa, mereka juga memiliki berbagai kompetensi, kualifikasi untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Calon Presiden, Ganjar Pranowo. Selanjutnya Presidium Kongres Rakyat Nasional (KoRaN) akan melakukan rangkain kongres rakyat nasional di ibukota- ibukota provinsi luar pulau Jawa,” beber Sutrisno.
Diurainya, agenda-agenda utama kongres nantinya adalah memotret Indonesia dari berbagai aspek untuk memastikan kesinambungan, menghimpun dan menginventarisasi berbagai aspirasi masyarakat daerah.
Kemudian menyusun program-program sebagai bahan masukan untuk visi, misi calon presiden, melakukan sosialisasi terhadap Ganjar Pranowo dan kandidat-kandidat calon wapres, menghimpun dan menginventarisasi putra-putri daerah sebagai kandidat menteri.
Sutrisno berharap, rangkain Kongres Rakyat Nasional itu nantinya dapat menjadi momentum konsolidasi anak bangsa, silaturahmi nasional dalam menghadapi pesta demokrasi 2024.
Selain menghasilkan keputusan-keputusan sesuai agenda utama di atas, kongres juga sebagai momentum deklarasi kebangsaan untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. (Sipa Munthe/***)