SEDIH benar nasib seorang ibu beranak empat, Marliana boru Sihotang (58) yang berprofesi sebagai juru parkir di ruas Jalan Raden Saleh, Medan, viral difitnah dan dibully di akun Tik Tok Alvin Matondang atau Mamak Gardam, Rabu (12/10/2022).
Akun itu pun dibanjiri komentar hujatan dari netizen, setelah oknum yang diduga sebagai pemilik akun kembali memviralkan ibu-ibu petugas parkir.
Sebelumnya Mamak Gardam juga telah meviralkan ibu tersebut dalam akun instagramnya Alfin_mtd dan mengundang beragam komentar.
“Kasihan ibunya ya Allah,” komentar pemilik akun hhh, Ridho Safdinata juga berkomentar, “Mobil elit bayar parkir sulit.”
Bahkan pemilik akun Ronnyanggarasimanjuntak, terkesan mengejek pelaku yang memviralkan, sedikit-sedikit viral,” unggahnya.
Sedangkan, Eni_Syahfitri dalam unggahannya mengaku prihatin. Dia mengunggah, “Sebagai anak tukang parkir, jadi ingat emakku yang juga pernah diginiin, Padahal bayar uang setoran tiap hari.”
“Ya Allah orang kaya-orang kaya,” kata Yugapratama74.
Baca juga :
Zocson Midian Silalahi: “Rapat koordinasi kemitraan BBGP, berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan ke Parapat”
Baca juga :
Di SD Negeri 091594 Dolok Ilir, Rosmawati Tambunan: “Dibimbing Korwil, kemampuan Calistung siswa sudah 80 persen”
Begitu juga komentar Angel, “kalau parkir cuma 1 atau 2 jam okelah, tapi kalau parkir pagi sore keluar agak-agak ajalah kita.”
“Kasihan ibu itu aku kenal di jalan raden saleh,” kata sorirambe920.
Informasi yang diperoleh wartawan, Ibu petugas parkir tersebut, bahkan dipaksa minta maaf oleh seseorang diduga suruhan pemilik akun. Permintaan maaf direkam dalam video.
Sebelumnya diberitakan petugas parkir, Marliana Sihotang, yang akrab dipanggil Butet, kerap diperlakukan kasar, bahkan dimaki-maki saat ingin menagih uang parkir.
Saat disambangi di tempatnya biasa bertugas, Kamis (13/10/2022), Ibu tiga putra dan satu putri ini menerangkan kalau dirinya kembali mengalami perlakuan kurang menyenangkan dari salah seorang pemilik mobil karena menagih biaya parkir Rp5.000.
“Aku diviralkan orang di internet tanpa aku bisa membela diri, padahal aku tidak kasar meminta uang parkir ke dia. Dan aku tahunya dari warga yang biasa parkir disini,” ucapnya lirih.
Seperti biasa, sambungnya, sore itu dia menagih uang parkir kepada pemilik mobil yang merupakan tamu Dinas Kebudayaan Pemko Medan.
Mobil tersebut, kata Butet, parkir sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari. Sedangkan petugas parkir juga wajib membayar setoran untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Pemko Medan.
Baca juga :
Osde Simarmata: “Tingkatkan kualitas pendidikan, kejar target siswa mampu Calistung”
“Jadi aku mohon ke dia, tambahlah jadi Rp5.000, biar aku nggak rugi. Karena seharusnya kan sudah berapa mobil yang bisa parkir di situ,” ungkap Butet.
Namun si pemilik mobil menolak karena yang resmi di kertas parkir tertera Rp3.000. Ia beralasan nanti susah minta pertanggungjawaban penggantian uang parkir ke kantornya.
“Jadi kubilang ke dia, kalau memang begitu kukasihpun dua karcisnya,” ucap Butet.
Pemilik mobil ternyata malah sengaja memvidiokan percakapan tersebut, dengan beberapa adegan diduga sengaja dipotong.
Sementara itu, informasi yang diperoleh wartawan, pemilik akun Alfin_Mtd alias Mamak Gardam merupakan sosok yang lagi viral di dunia hiburan Kota Medan.
Dia diketahui merupakan rekanan Dinas Kebudayaan Medan, yang bekerja mengisi sejumlah “panggung hiburan” di kota metropolitan ini.
Butet yang saat ditemui turut dibantu putrinya yang baru menyelesaikan kuliahnya dari Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI), mengaku kalau per harinya dia menyetor ke Dinas Perhubungan Kota Medan Rp150.000.
“Terkadang kalau kurang, saya yang nutupi. Apalagi kalau musim hujan seperti saat ini. Tak ada yang parkir Pak. Dan dari penghasilan inilah saya membesarkan anak-anak saya. Yang paling kecil, laki-laki. Dan mudah-mudahan tahun depan tamat SMA-nya,” ujarnya.
Dia mengaku, pendapatannya per hari sebagai juru parkir di lokasi tersebut, kisaran Rp50.000 sampai Rp 100.000. Dan biasanya dia bertugas sampai pukul 18.00 WIB.
Suaminya disebutnya bekerja sebagai tukang bangunan. “Kalau Bapak anak-anak saya, kerjanya tak tentu. Kalau ada kerjaannya, ya ikut jadi tukang bangunan Pak,” terangnya.
Butet mengaku sudah lima belas tahun bekerja sebagai juru parkir di tempat itu.
“Tadi pagi saya didatangi orang yang mengaku sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan dan didampingi tiga orang pegawainya. Mereka minta agar saya meminta maaf kepada orang yang memvideokan saya itu. Tapi saya menolaknya karena saya tidak merasa berbuat salah kepadanya. Saya direkam oleh mereka. Tapi saya hanya meminta maaf kepada warga masyarakat Kota Medan atas perlakuan saya itu. Semoga masyarakat mau memaafkan saya,” beber Butet.
Dirinya berharap agar berita yang dibuat tidak menimbulkan masalah kelak baginya karena dia mengaku sebagai masyarakat kecil, sulit mendapatkan sumber penghidupan yang layak.
Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis, via pesan WhatsApp (WA)-nya, meski sudah dibaca, hingga berita ini tayang, Iswar tidak memberikan tanggapan.
Hal yang sama juga ditunjukkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan, OK Zulfi. Kedua nomor WA-nya belum membaca pesan meski pesan telah terkirim. (Sipa Munthe/***)