MESKI mengaku selama ini tidak ada masalah dengan Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck sebagaimana anggapan sebagian masyarakat soal peluang maju bersama kembali pada Pilgub 2024, Edy menyebut hal itu tergantung politik.
“Bisa jadi. Itu jabatan politik. Bisa bersama dan bisa tidak bersama. Itu tergantung nanti dipikirkan berikutnya,” kata Edy Rahmayadi saat dirubung wartawan usai melantik dan mengambil sumpah jabatan Arief Trinugroho sebagai Sekdaprovsu di Aula Tengku Rizal Nurdin, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Medan, Jumat (19/08/2022).
Pelantikan itu dihadiri Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, unsur Forkopimda, dan pimpinan OPD Provsu lainnya.
Edy juga menepis anggapan bahwa dia dan Ijeck sudah terjadi keretakan dalam memimpin Sumatera Utara. Termasuk dalam menjalankan roda pemerintahan yang sering diasumsikan berjalan sendiri – sendiri.
“Ibarat suami istri. Kalau satu diselesaikan suami, yang satu lagi diselesaikan istri. Kalau gak bisa dilakukan berdua, terpaksa dibagi. Tapi kalau ada ribut sana ribut sini, ya, tidak terlepas dari wartawan. Tapi nanti tanyakan ke Wagub (yang kebetulan berada di samping Edy). Kami tidak ada masalah. Kami sudah berjanji di dalam sumpah. Dan sumpah itu di hadapan Presiden. Seperti tadi itu (pelantikan Sekdaprov Sumut). Demi Allah saya bersumpah. Begitu itu. Sampai berakhir nanti di tanggal 5 September 2023,” jelas Edy.
Sementara Wagub Ijeck mengatakan persoalan tanggung jawab antara gubernur dan wakil gubernur, sudah ada porsinya masing – masing.
Ijeck juga menyadari posisinya sebagai wakil gubernur yang artinya ia hadir di mana pun atas perintah gubernur mewakili Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
“Tentang apa yang terjadi di luaran ini, soal ‘keretakan’ gubernur dan wakil, biarlah itu masyarakat masing-masing menilai. Tapi sampai sekarang ini kami masih tetap baik. Dan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara tetap berjalan sesuai aturan dan tujuannya,” terang Ijeck.
Ijeck juga bisa memilah tupoksinya sebagai Wakil Gubernur dan Ketua Partai Golkar Sumut yang dianggap bisa menjadi ketimpangan dalam menjalankan roda pemerintahan.
“Ya selagi tugas di pemerintahan tidak terganggu, saya di partai politik. Partai Golkar punya tanggung jawab membesarkan partai karena saya diamanahkan sebagai Ketua Golkar Sumatera Utara. Dan target kami jelas untuk memenangkan pemilu 2024. Dan kami tidak akan menyia-nyiakan waktu yang ada ini,” pungkasnya. (Sipa Munthe/***)