oleh | INGOT SIMANGUNSONG
MINGGU 24 November 2024, setelah tahapan demi tahapan Pemilihan Kepala Daerah [Pilkada] Gubernur, Bupati dan Wali Kota dijalani, masuklah ke tahapan masa TENANG, untuk mempersiapkan diri [para pemilik suara hak pilih] untuk memasuki Tempat Pemungutan Suara [TPS] pada Rabu, 27 November 2024.
Tiga hari berada di suasana TENANG, diharapkan menjadi momentum melonggarkan atau menyingkirkan rasa penat, agar berganti dengan suasana yang lebih santai, nyaman dan cerah ceria.
Pesta demokrasi yang menyita sangat banyak enerji, pikiran dan materi [sebagai cost politic], maka masa TENANG diharapkan dapat menjadi media relaksisasi pikiran dan seluruh komponen fisik para pasangan calon, begitu juga dengan tim PEMENANGAN.
Masa TENANG, juga diharapkan dapat menjadi komponen mediasi silaturahmi antar seluruh pasangan calon dan tim pemenangan, agar rasa kebersamaan, rasa toleransi, rasa sepenanggungan dalam membangun daerah masing-masing, dapat terawat dengan baik dan beradab.
Masa TENANG, juga diharapkan menjadi media introspeksi diri bagi para pemilik hak suara, sebelum memasuki BILIK SUARA untuk menetapkan pasangan mana yang pantas dan layak menjadi gubernur, bupati dan wali kota pada 5 tahun ke depan.
Ujung dari tahapan Pilkada, adalah ketika para pemilik hak suara menerima kertas suara, kemudian berdiri di depan kotak suara dan berkompromi dengan HATI NURANI, untuk menusukkan ujung paku yang tajam ke arah gambar [atau nomor] pasangan calon gubernur, bupati dan wali kota.
HATI NURANI-lah, yang akhirnya memutuskan siapa yang dipilih. Dengan lebih awal membangun dialog bersama HATI NURANI, ke depan pun tidak muncul rasa penyesalan, ketika yang dipilih melakukan penyimpangan dari visi-misi pembangunan daerah yang dipimpinnya. Kenapa? Karena, para pemilik suara, punya keterbatasan akses dalam “menyelami karakter pasangan calon” yang hendak dipilih.
Kemudian, yang tidak kalah sangat pentingnya, adalah bagaimana para pasangan calon dan tim pemenangan, dapat menerima KEKALAHAN mau pun KEMENANGAN dengan berbalut bungkus keADABan dan keIKHLASan.
Karena sebuah pertarungan, selalu dan selalu, hanya pada satu tujuan, yaitu meraih keMENANGan atau keKALAHan.
Yukkk… memasuki masa TENANG dengan keTENANGan yang dibungkus keberADABan, dan keberHATI NURANIan.
Penulis, INGOT SIMANGUNSONG, Pimpinan Redaksi Segaris.co