SIMALUNGUN — SEGARIS.CO — Jembatan Silotuha yang terletak di Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, mengalami kerusakan parah selama lebih dari 20 tahun.
Hingga saat ini, belum ada tindakan perbaikan yang berarti dari pemerintah. Situasi ini mengundang kritik tajam dari masyarakat setempat, yang merasa diabaikan oleh pemerintah.
Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Hutabayu Raja, melalui perwakilannya menyampaikan keprihatinannya kepada media pada Kamis (07/11/2024).
Masyarakat di wilayah ini merasa kecewa, lantaran perbaikan Jembatan Silotuha hanya dijadikan bahan kampanye oleh para politisi yang berlaga dalam pemilu, baik pada Pemilu Legislatif, Pilpres, maupun Pilkada.
Di NIAS… TERBONGKAR penyalahgunaan KTP untuk meteran Listrik 5.500 kWh
“Setiap kali ada pemilu, perbaikan Jembatan Silotuha dijanjikan. Masyarakat hanya diberi harapan palsu, tapi realisasinya tak kunjung ada hingga saat ini,” ungkap perwakilan DPK LIRA Hutabayu Raja dengan nada kesal.
Keinginan warga untuk melihat jembatan tersebut diperbaiki bukan hanya sekali disampaikan.
Aspirasi ini selalu diangkat dalam berbagai rapat, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
“Desa Jawa Baru secara konsisten mengajukan pembangunan Jembatan Silotuha sebagai prioritas utama di setiap Musyawarah Desa untuk diajukan ke pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat,” ujar DPK LIRA Hutabayu Raja.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Pemerintah menggunakan anggaran APBD Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp3,257 miliar untuk membangun bronjong di tepi sungai.
Proyek bronjong yang difasilitasi oleh aspirasi anggota DPRD Provinsi Sumut, Rony Situmorang dari Fraksi Nasdem itu, hanya dilakukan di satu sisi, yaitu sisi Kabupaten Simalungun, dan dianggap tidak membantu mengatasi masalah jembatan.
Warga justru merasa proyek bronjong ini memperparah kerusakan jembatan karena menyempitkan aliran sungai.
“Kami meminta pembangunan bronjong ini dihentikan karena tidak ada manfaatnya,” tegas perwakilan DPK LIRA Hutabayu Raja.
Lebih lanjut, investigasi DPK LSM LIRA Kecamatan Hutabayu Raja menduga bahwa proyek bronjong tersebut terkait kepentingan pribadi pangulu setempat.
“Pangulu sepertinya senang anggaran turun untuk bronjong senilai Rp3,2 miliar itu karena lokasi tersebut berdekatan dengan tanah mertuanya,” ungkap DPK LIRA Hutabayu Raja.
Pada 5 November 2024, masyarakat menyuarakan aspirasinya dalam rapat di kantor Pangulu Jawa Baru yang turut dihadiri Camat Hutabayu Raja, perwakilan PUPR, Bhabinkamtibmas, serta masyarakat setempat.
Setelah diskusi panjang, akhirnya disepakati bahwa pembangunan bronjong dihentikan sementara, dan anggaran diusulkan dialihkan untuk membangun Jembatan Silotuha.
“Kesepakatannya jelas, bronjong dihentikan sementara dan anggaran harus difokuskan untuk Jembatan Silotuha,” kata DPK LIRA Hutabayu Raja, yang didukung penuh Bupati LSM LIRA Simalungun, Hotman P. Simbolon. [Red/***]