TOBA — SEGARIS.CO — Untuk meningkatkan minat kerja dan mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Toba, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) menyelenggarakan pelatihan pembuatan souvenir kayu melalui bidang tenaga kerja. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas angkatan kerja.
Henri Silalahi, Kepala Bidang Tenaga Kerja DPMPTSPTK, menjelaskan bahwa pelatihan ini telah berlangsung selama tiga hari dengan diikuti 20 peserta, terdiri dari 6 perempuan dan 14 laki-laki.
“Kami berupaya semaksimal mungkin untuk menarik minat kaum muda agar ikut serta dalam program pelatihan ini,” ujar Henri.
Hak jawab Vandiko soal tuduhan Narkotika dikirim ke Dewan Pers
Ia juga menambahkan bahwa tujuan akhir dari pelatihan ini adalah agar para peserta dapat memasarkan produk mereka dan menjadi pengusaha baru di Kabupaten Toba.
“Kabupaten Toba merupakan destinasi wisata super prioritas, dan untuk mendukung hal tersebut, kita harus menciptakan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam membuat souvenir. Kami berharap para peserta pelatihan ini nantinya dapat membuka usaha mikro atau kecil,” katanya.
Selain itu, Henri juga mengungkapkan harapannya agar pemerintah kabupaten lebih memperhatikan kebutuhan peralatan bagi para peserta pelatihan.
“Dari pelatihan tahun 2020 hingga 2023, hampir separuh dari peserta telah berhasil menjadi pengusaha kecil dan memiliki galeri. Seperti Galeri Joni Silalahi, yang kini menjadi pusat kegiatan pelatihan pengrajin kayu,” katanya.
Namun, Henri juga menyampaikan adanya kendala terkait minimnya sarana dan prasarana.
“Keterbatasan alat dan bahan menjadi tantangan bagi peserta untuk berkreasi. Oleh karena itu, kami mengimbau para peserta untuk menggunakan bahan secara hemat,” katanya pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Salah satu peserta pelatihan, Doni Simangunsong, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini memberikan manfaat bagi dirinya dan peserta lainnya.
“Kami berharap setelah pelatihan ini, kami bisa memiliki alat kerja, baik di rumah maupun di sanggar. Sebab, alat-alat yang dibutuhkan, seperti mesin multifungsi, sangat mahal,” katanya. [Paber Simanjuntak/***]