PEMATANGSIANTAR – SEGARIS.CO — Pengamat sosial dan pemerintahan Kota Pematangsiantar, Kristian Silitonga, SH, mengungkapkan keresahannya menjelang Pilkada Pematangsiantar yang akan digelar pada 27 November 2024.
Kekhawatiran Kristian muncul dari dua hal utama:yakni potensi masyarakat salah dalam memilih pemimpin dan rendahnya partisipasi pemilih di TPS.
Menurutnya, masyarakat perlu memahami betapa pentingnya peran Pilkada dalam menentukan masa depan kota.
“Pilkada adalah kesempatan rakyat untuk memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan,” ungkap Kristian.
Ia menekankan pentingnya memilih pemimpin yang tepat agar Kota Pematangsiantar dapat maju sesuai potensinya.
Kristian percaya bahwa Pematangsiantar memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan untuk berkembang.
Hak jawab Vandiko soal tuduhan Narkotika dikirim ke Dewan Pers
Namun, kemajuan kota ini bergantung pada kehadiran sosok pemimpin yang memahami permasalahan lokal dan mampu menyelesaikannya dengan pendekatan khas “anak” Pematangsiantar.
“Yang kita butuhkan hanyalah pemimpin yang tepat, yang mengerti seluk-beluk masalah dan kebutuhan kota ini,” ujarnya.
Dalam pandangannya, sosok yang memenuhi kriteria tersebut adalah Mangatas Marulitua Silalahi, calon Wali Kota nomor urut 2.
Kristian menyebut Mangatas sebagai sosok yang memahami dinamika kota, memiliki visi yang jelas, serta keberanian dalam memimpin.
“Ini bukan sekadar soal pengalaman, tetapi soal keberanian memimpin. Mangatas adalah pemimpin yang memiliki nyali untuk mengambil kebijakan mendasar,” kata Kristian.
Ia menekankan bahwa keberanian adalah kualitas penting yang harus dimiliki seorang pemimpin, terutama dalam situasi saat ini di mana Pematangsiantar tertinggal dari daerah lain.
Seorang pemimpin, menurut Kristian, harus berani mengambil risiko dan melakukan terobosan kebijakan demi mempercepat pembangunan.
“Mangatas memiliki semua itu. Kota ini butuh pemimpin dengan mental petarung, bukan sekadar sosok yang sibuk dengan seremonial tanpa arah yang jelas,” lanjutnya.
Kristian mengingatkan bahwa pemimpin yang hanya berfokus pada rutinitas dan gaya seremonial tidak akan mampu membawa Pematangsiantar maju.
Ia menutup pernyataannya dengan harapan besar bahwa masyarakat akan bijak dalam menentukan pilihannya, memilih pemimpin yang benar-benar memahami jiwa kota dan siap berjuang untuk kemajuan bersama. [Samsudin Harahap/***]