PEMATANGSIANTAR — SEGARIS.CO — Penasehat Pengurus Cabang (PC) Al Washliyah Kota Pematangsiantar, Ki Darjat Purba, memberikan pandangan penting terkait pemilihan pemimpin pada Pilkada Siantar 2024.
Ia menekankan pentingnya memilih pemimpin yang ahli dan tidak terjebak pada fanatisme suku, agama, atau ras.
Sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Simalungun, Ki Darjat mengingatkan masyarakat agar selektif dalam menentukan pemimpin.
Ia mengutip hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang berbunyi, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.”
Hadist ini, menurutnya, menjadi peringatan untuk menghindari memilih pemimpin yang tidak berkompeten, yang dapat membawa kerusakan.
Ki Darjat menegaskan bahwa fanatisme buta dalam memilih pemimpin, baik berdasarkan suku, agama, atau ras, disebut dengan ta’asub, sebuah sikap yang bertentangan dengan ajaran agama dan dapat berdampak buruk bagi masyarakat.
“Memilih pemimpin berdasarkan fanatisme buta adalah ta’asub,” ujarnya saat menerima kunjungan calon Wakil Wali Kota Pematangsiantar, Ade Sandrawati Purba, yang berpasangan dengan Mangatas Marulitua Silalahi, calon Wali Kota.
Dalam kesempatan tersebut, Ki Darjat juga mengingatkan agar agama tidak digunakan sebagai alat politik dalam Pilkada.
“Saya sangat tidak suka orang yang memperalat agama,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan simpatinya terhadap sosok Mangatas Silalahi, yang menurutnya memiliki kecerdasan dan pengalaman yang cukup sebagai mantan Anggota DPRD selama 20 tahun.
Pengalaman tersebut dinilai Ki Darjat sebagai modal penting dalam memimpin daerah.
Sementara itu, Ade Sandrawati Purba meminta bimbingan dari Ki Darjat, baik selama masa kampanye maupun jika terpilih kelak.
“Mohon bimbinglah aku, Panggi, baik sekarang maupun jika nanti terpilih. Aku tetap akan butuh bimbingan dari Panggi,” katanya.
Ki Darjat menutup dengan pesan agar pemimpin yang dipilih adalah mereka yang memiliki kompetensi, integritas, dan kemampuan untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat. [Samsudin Harahap/***]