PEMATANGSIANTAR – SEGARIS.CO – DALAM beberapa tahun terakhir, pemikiran bunuh diri atau “suicidal thought” telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di kalangan Gen Z Indonesia.
Generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 ini mengalami berbagai tantangan yang mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Artikel ini akan mengeksplorasi apa itu suicidal thought, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan pemikiran ini di kalangan Gen Z Indonesia, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
Apa itu Suicidal Thought?
Suicidal thought adalah pemikiran atau keinginan untuk mengakhiri hidup sendiri. Ini bisa berkisar dari pikiran yang sesekali tentang kematian hingga rencana yang rinci untuk bunuh diri.
Meski pun tidak semua yang mengalami suicidal thought akan mencoba bunuh diri, pemikiran ini adalah tanda serius dari tekanan psikologis yang membutuhkan perhatian segera.
Faktor-faktor yang Berkontribusi
Tekanan Akademis dan Karier
Gen Z di Indonesia seringkali menghadapi tekanan yang besar untuk sukses secara akademis dan karier.
Sistem pendidikan yang kompetitif dan harapan tinggi dari keluarga dapat menciptakan stres yang berlebihan.
Kegagalan atau ketakutan akan kegagalan sering kali mengakibatkan pemikiran negatif tentang diri sendiri.
Media Sosial dan Kesehatan Mental
Media sosial memainkan peran ganda dalam kehidupan Gen Z. Sementara platform ini bisa menjadi sumber dukungan sosial, mereka juga dapat memperburuk masalah kesehatan mental.
Perbandingan sosial, cyberbullying, dan tekanan untuk selalu tampil sempurna dapat meningkatkan rasa cemas dan depresi.
Isolasi Sosial
Pandemi COVID-19 telah memperparah perasaan isolasi di kalangan Gen Z. Pembatasan sosial, belajar dari rumah, dan kurangnya interaksi tatap muka membuat banyak dari mereka merasa terisolasi dan kesepian. Isolasi sosial ini sering kali menjadi pemicu utama bagi pemikiran bunuh diri.
Stigma Kesehatan Mental
Meskipun kesadaran akan kesehatan mental meningkat, stigma terhadap masalah ini masih kuat di Indonesia.
Banyak yang enggan mencari bantuan profesional karena takut dianggap lemah atau “gila”. Akibatnya, banyak yang menderita dalam diam dan tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Langkah-langkah untuk Mengatasi
Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi
Program edukasi di sekolah dan komunitas dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan cara mengatasi suicidal thought.
informasi tentang layanan kesehatan mental dan bagaimana mencari bantuan adalah langkah penting.
Mendorong Komunikasi Terbuka
Membuka ruang bagi Gen Z untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa takut dihakimi sangat penting.
Keluarga, teman, dan pendidik harus didorong untuk mendengarkan dan memberikan dukungan emosional.
Meningkatkan Akses ke Layanan Kesehatan Mental
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah perlu bekerja sama untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas. Ini termasuk menyediakan lebih banyak layanan konseling, hotline krisis, dan program dukungan komunitas.
Mengurangi Stigma
Kampanye publik untuk mengurangi stigma seputar kesehatan mental dan suicidal thought dapat membantu mendorong lebih banyak orang untuk mencari bantuan.
Menceritakan kisah-kisah sukses dari mereka yang telah mengatasi masalah kesehatan mental dapat menjadi inspirasi dan memberikan harapan.
Pemikiran bunuh diri adalah masalah serius yang mengancam kesejahteraan Gen Z di Indonesia. Dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan aman bagi generasi muda.
Kesadaran, komunikasi, akses ke layanan, dan upaya untuk mengurangi stigma adalah kunci untuk melawan krisis kesehatan mental ini. [Ingot Simangunsong/***]