TOBA – SEGARIS.CO – PT. Inalum telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Pintu Pohan, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba, dengan mendampingi Kelompok Tani Cabai Pintu Pohan di area seluas setengah hektar.
Penanaman cabai yang dimulai pada Januari lalu telah memasuki masa panen sejak awal Mei.
“Hingga panen kelima, kami telah memanen 1,7 ton cabai. Meski ada 4 rante yang gagal, kami optimis mencapai 6 ton dari target awal 8 ton,” ungkap Ramses Butarbutar, Ketua Kelompok Tani, pada Jumat (17/05/2024) di Adian Bolon, Desa Halado.
Acara panen raya ini dihadiri oleh Bupati Toba, Poltak Sitorus, sejumlah pejabat daerah, serta Deputi General Manajer PT. Inalum, Daniel Jimmy P. Hutauruk. Program ini menjadi salah satu bukti nyata komitmen PT. Inalum dalam memberdayakan masyarakat sekitar operasionalnya.
Pemkab Toba salurkan bantuan ke warga terdampak pohon tumbang
Ramses Butarbutar menegaskan bahwa seluruh kebutuhan pertanian dipasok oleh PT. Inalum.
“Semua kebutuhan mulai dari bibit, kompos, mulsa, hingga obat-obatan disediakan oleh Inalum. Kami hanya menyediakan tenaga,” ujarnya, menjelaskan bahwa kelompok tani terdiri dari lima orang.
Daniel Jimmy P. Hutauruk menambahkan bahwa pendampingan ini menunjukkan komitmen PT. Inalum dalam memperkuat masyarakat.
“Kami fokus pada penguatan masyarakat, bukan sekadar memberikan bantuan,” katanya.
PT. Inalum tidak hanya menyediakan sarana produksi tetapi juga mendatangkan tenaga ahli untuk melatih petani, termasuk dalam pembuatan pupuk.
“Kami melibatkan tenaga ahli untuk melatih masyarakat, dan kegiatan ini akan terus kami kembangkan ke sektor pertanian lainnya seperti bawang merah,” tambahnya.
Bupati Toba, Poltak Sitorus, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam program ini.
“Terima kasih kepada kelompok tani. Tanpa usaha kalian, program ini tidak mungkin terwujud,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan dalam mewujudkan ketahanan pangan.
“Ketahanan pangan tidak bisa dicapai oleh pemerintah saja. Dibutuhkan kerjasama dengan masyarakat, swasta, dan BUMN/D, seperti yang kita lihat hari ini,” jelasnya.
Menurutnya, peningkatan ketahanan pangan dapat dicapai melalui sinkronisasi dan hilirisasi pertanian.
“Kita harus sukseskan program ini dari pusat hingga tingkat petani. Kepala desa harus melihat potensi pangan di desanya dan mengembangkannya, apakah itu cabai atau komoditas lainnya,” kata Poltak.
Hilirisasi dilakukan dengan mengembangkan produk turunan dari hasil pertanian.
“Kita harus mengembangkan produk turunan seperti saus cabai, bukan hanya menjual cabai segar,” tuturnya kepada para petani.
“Integrasi dan keberlanjutan pertanian ini harus dilakukan bersama melalui sinkronisasi dan hilirisasi,” pungkasnya. [Paber Simanjuntak/***]