“POSISI IDI harus dievaluasi. Kita harus membuat undang-undang yang menegaskan izin praktik dokter adalah ranah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan,” kata Menteri Hukum dan HAM RI, Yassona Hamonangan Laoly dalam siaran pers, Rabu (30/03/2022).
“Kita segera menyusun undang-undang dan atau penyempurnaan sebuah produk undang-undang yang menggariskan izin praktik seorang dokter ditangani Pemerintah Republik Indonesia,” kata Yasona Hamonangan Laoly menanggapi hasil Muktamar XXXI Ikatan Dokter Indonesia di Banda Aceh, 24–25 Maret 2022, yang merekomendasikan pemecatan permanen dan pencabutan izin praktik mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof Dr dr Terawan Agus Putranto (57 tahun).
DSA dan VIN
Terawan Agus Putranto dipecat karena metoda pengobatan pasien stroke menggunakan sistem cuci otak atau dikenal Digital Subtraction Angiogram (DSA) sejak tahun 2018.
Terawan Agus Putranto dipersalahkan pula karena memberikan suntikan Vaksin Immunoteraphy Nusantara (VIN) lewat cel dentritik di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta, sebagai upaya menimbulkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terpapar Corona Virus Disease-19 (Covid-19).
Yasona Laoy menyesalkan putusan IDI memberhentikan permanen mantan Menteri Kesehatan, Dokter Terawan yang merupakan seorang spesialis radiologi dari keanggotaan.
“Saya sangat menyesalkan putusan IDI, apalagi sampai memvonis tidak diizinkan melakukan praktik untuk melayani pasien,” kata Yasona Laoly.
Pengalaman emperik dan tidak meragukan kredibilitas
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu juga bercerita pengalaman ketika menerima vaksin Nusantara dari Putranto.
Bahkan, Yasona Laoly mengaku tidak meragukan kredibilitas dan keahlian sang dokter itu. Sejak lama Yasona Laoly mengaku sangat berminat mendapatkan Vaksin Immunoteraphy Nusantara.
Yasona Laoly mengetahui sejumlah tokoh nasional dan Pejabat Tinggi Negara, jadi tim relawan Vaksin Immunoteraphy Nusantara, dan sampai sekarang tidak ada keluhan.
“Saya tahu banyak pejabat tinggi negara yang sudah menerima suntikan vaksin Nusantara dari dr Terawan, serta sangat menyakini keampuhannya,” ujar Yasona Laoly.
Yasona Laoly menceritakan pengalaman dua sahabatnya mengikuti metode Digital Subtraction Angiogram (DSA) yang dilakukan Putranto.
Setelah mengikuti DSA dari tentara dokter itu, dua orang sahabatnya merekomendasikan agar Yasona Laoly mengikuti metode DSA.
Menurut Yasona Laoly, pengalaman dari dua sahabatnya serta pasien lain merupakan pengalaman empirik dan fakta. (***)