Catatan | INGOT SIMANGUNSONG
DI Pilkada Kota Pematangsiantar 2024 — diprediksi tidak akan hadir bakal calon Wali Kota — yang akan “borong partai politik”.
Kenapa? Karena — walau pun Susanti Dewayani menggantikan almarhum Asner Silalahi — setuju tidak setuju, jika masih berniat, maka Susanti Dewayani akan melanjutkan kepemimpinannya untuk Kota Pematangsiantar, tidak akan tertarik untuk hal tersebut.
Soalnya, nilai fulus untuk itu, tidaklah sedikit. Lebih afdol, membangun komunikasi dengan partai politik yang satu visi-misi.
Kalau pun mau mengulangi sejarah tahun 2020, melawan “KOTAK KOSONG”, sampai saat ini, belum muncul figur “TUAN TAKUR” yang akan sanggup memborong partai politik, seperti yang dilakukan almarhum Asner Silalahi.
Apalagi, Pilkada Serentak 2024 sangat berdekatan sekali dengan gelaran Pemilihan Presiden [Pilpres] dan Pemilihan Legislatif [Pileg] yang sudah usai pada Rabu 14 Februari 2024.
Di tahapan Pilpres dan Pileg, para donatur [termasuk yang bakal calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2024], sudah menguras pundi-pundi keuangannya.
Kemudian, untuk bakal calon Wali Kota Pematangsiantar, sudah muncul atau dimunculkan beberapa nama yang berhubungan dengan keorganisasian mau pun partai politik.
Sudah mengemuka, nama Hendra Simanjuntak SPd MPd [Ketua GAMKI Kota Pematangsiantar, seorang akademisi Wakil Rektor Univesitas HKBP Nommensen], Mangatas Silalahi [Ketua Partai Golkar Kota Pematangsiantar, Wakil Ketua DPRD], Ronal Tampubolon [Ketua Partai Hanura, Wakil Ketua DPRD Kota Pematangsiantar], Sakti Sihombing [Sekretaris Partai Demokrat Pematangsiantar], dan Erizal Ginting [Partai Amanat Nasional].
Jika Erizal Ginting serius dengan mengemuka namanya di bursa bakal calon Wali Kota Pematangsiantar, besar kemungkinan Susanti Dewayani akan menghentikan langkah politiknya dan akan kembali menekuni praktik dokter spesialis anak yang sempat ditinggalkannya.
*****
PILKADA Kota Pematangsiantar 2024, menjadi menarik, dengan munculnya nama politisi yang memimpin partainya, seperti Mangatas Silalahi [Golkar] dan Ronal Tampubolon [Hanura].
Mangatas Silalahi — dengan 5 kursi Partai Golkar di DPRD Kota Pematangsiantar periode 2024-2029 — kabarnya sudah mendapat restu dari petinggi Golkar untuk maju di Pilkada Kota Pematangsiantar.
Kemudian yang patut dinantikan, adalah sikap Ketua PDI Perjuangan yang juga Ketua DPRD Kota Pematangsiantar, Timbul Marganda Lingga di pencalonan Wali Kota Pematangsiantar.
Dengan perolehan 7 kursi DPRD Kota Pematangsiantar periode 2024-2029, Timbul Marganda Lingga, dapat melenggang sebagai bakal calon atau calon Wali Kota Pematangsiantar.
Atau Timbul Marganda Lingga, lebih memilih tetap lagi sebagai Ketua DPRD untuk lima tahun ke depan, dan menjadikan PDI Perjuangan sebagai kapal bagi bakal calon lainnya.
Kemudian, satu nama yang patut diberikan perhatian, adalah Hendra Simanjuntak, yang muncul bukan dari lingkungan partai politik.
Hendra Simanjuntak yang dikenal melalui sosialisasi dengan tagline “Hasian”, tentu akan berjuang dari garis non partai politik, yakni dari jalur independen.
Nahhhh… mereka sudah disebut-sebut dan digadang-digadang, bahkan sudah mulai membangun komunikasi ke para calon pemilih di “pusaran politik” Pilkada Kota Pematangsiantar yang akan digelar November 2024.
Adrenalin politik Hendra Simanjuntak, Mangatas Silalahi, Ronal Tampubolon, Sakti Sihombing dan Erizal Ginting [Susanti Dewayani], tidak hanya ditakar dari kesiapan mental dan spritual saja.
Pesta Demokrasi Pilkada setali tiga uang dengan Pilpres dan Pileg, yang membutuhkan cost politic atau biaya politik yang tidak sedikit nilai nominalnya.
Ketersediaan ATM cost politic — bukan money politic — menjadi tolak ukur bagi para figur atau tokoh yang akan memasuki “pusaran politik” Pilkada Kota Pematangsiantar.
Cost politic, sesuatu yang harus tersedia dan akan lebih keras/deras menguras adrenalin para figur atau tokoh bakal calon Wali Kota Pematangsiantar 2024.
Cost politic — mau tidak mau, suka tidak suka — akan menjadi media utama memperlancar tahapan demi tahapan yang harus dilalui para bakal calon untuk menjadi calon.
Artinya, tanpa cost politic yang terukur dan berjenjang, nonsen tahapan demi tahapan Pilkada akan diselesaikan dengan baik. Tentu, agar tidak terlempar dari “pusaran politik” Pilkada Kota Pematangsiantar.
Yakhhh… para calon pemilih, hanya mengamati, siapa dan bagaimana figur atau tokoh, yang terlempar dari “pusaran politik” karena keterbatasan cost politic.
Sekali lagi, cost polìtic bukan money politic.
Pematangsiantar, 23 Maret 2024
Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi Segaris.co, mentor Gerakan Daulat Desa/GDD Sumatera Utara, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo