JAKARTA – SEGARIS.CO – Menteri BUMN, Erick Thohir, menginformasikan potensi calon Menteri Keuangan yang akan dipilih oleh Prabowo Subianto jika dia menang dalam Pilpres 2024.
Bahkan, Erick Thohir menyebutkan bahwa ia telah mendengar empat nama calon Menteri Keuangan dari kalangan bankir, di mana salah satunya adalah Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
“Saya rasa keempatnya memiliki kualitas yang bagus. Namun, saya tidak dalam posisi untuk menilai siapa di antara mereka yang lebih pantas. Pasti ada otoritas yang lebih mengerti,” ujar Erick pada Minggu (3/3).
Namun, untuk informasi lebih lanjut mengenai calon-calon tersebut, Erick Tohir menyarankan akan lebih baik jika ditanyakan kepada pemerintahan ke depan.
“Yang pasti, menurut saya, keempat figur tersebut sangat berkualitas,” kata Erick Thohir.
Suara PSI … MENINGKAT TAJAM, Anies Baswedan: JANGAN BIARKAN PEMILU RUSAK
Sementara itu, beberapa waktu lalu, media asing Bloomberg melaporkan bahwa Prabowo sedang mempertimbangkan empat bankir untuk posisi Menteri Keuangan.
Dari empat calon tersebut, tidak ada nama Sri Mulyani, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Salah satu calon bankir yang disebut-sebut adalah Budi Gunadi Sadikin, yang sering disebut BGS, karena memiliki pengalaman luas di dunia perbankan, termasuk pernah menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri.
Calon kedua yang disebut-sebut adalah Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri sejak tahun 2015.
Calon ketiga adalah Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, yang juga memiliki pengalaman sebagai wakil menteri luar negeri, wakil menteri perdagangan, wakil menteri keuangan, dan Kepala BKPM.
Terakhir, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, juga disebut-sebut sebagai calon Menteri Keuangan. Sebelumnya, yang juga memiliki pengalaman di Bank Mandiri.
Bloomberg menjelaskan bahwa Prabowo mencari teknokrat yang mampu mengamankan pendanaan untuk janji-janjinya dalam kampanye, sambil menjaga kehati-hatian fiskal.
Calon yang terpilih nantinya diharapkan dapat menjaga disiplin fiskal, yang penting untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dan meyakinkan investor asing, serta mengamankan pendanaan yang cukup untuk rencana pengeluaran besar Prabowo. [RE/***]