JAKARTA – SEGARIS.CO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerima laporan mengenai 27 kasus kematian yang menimpa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) selama periode sebelum, saat, dan setelah hari pemungutan suara Pemilu 2024.
Laporan ini didasarkan pada data sementara periode 10-15 Februari 2024, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
Menurut Nadia, penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak, dengan sembilan kasus, diikuti oleh delapan kasus death on arrival yang penyebabnya masih dalam konfirmasi.
Ruang SD Negeri 091276 Semangat Baris terbakar, PGRI Simalungun berkunjung dan berikan tali asih
Terdapat juga empat kasus kecelakaan, dua kasus septic shock, dua kasus tanpa komorbid, satu kasus Acute Respiratory Distress Syndrome, dan satu kasus hipertensi.
Dari data tersebut, kasus kematian KPPS terbanyak terjadi di Jawa Tengah (tujuh kasus), diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Barat (lima kasus masing-masing), serta DKI Jakarta (tiga kasus).
Ada juga dua kasus di Banten dan Sumatera Selatan, serta masing-masing satu kasus di Sumatera Utara, Riau, dan Sulawesi Utara.
Meskipun demikian, angka kematian ini telah mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, berkat upaya promosi dan pembatasan usia serta skrining yang telah dilakukan.
Pada peristiwa terbaru, KPU Provinsi Jawa Barat mencatat bahwa enam petugas KPPS dan satu anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) meninggal dunia karena kelelahan saat melaksanakan tugas pemungutan suara Pemilu 2024.
Keenam petugas KPPS berasal dari Kabupaten Garut (dua orang), Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan dua orang dari Kabupaten Bogor.
Sedangkan anggota PPS yang meninggal berasal dari Kabupaten Tasikmalaya.
Selain itu, Ketua KPPS di TPS 07 Desa Bakiruk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Marselina Hoar, juga meninggal dunia setelah melaksanakan tugas pencoblosan Pemilu 2024.
Jemris Fointuna dari KPU NTT Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerima laporan mengenai 27 kasus kematian yang menimpa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) selama periode sebelum, saat, dan setelah hari pemungutan suara Pemilu 2024.
Laporan ini didasarkan pada data sementara periode 10-15 Februari 2024, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
Menurut Nadia, penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak, dengan sembilan kasus, diikuti oleh delapan kasus death on arrival yang penyebabnya masih dalam konfirmasi.
Terdapat juga empat kasus kecelakaan, dua kasus septic shock, dua kasus tanpa komorbid, satu kasus Acute Respiratory Distress Syndrome, dan satu kasus hipertensi.
Dari data tersebut, kasus kematian KPPS terbanyak terjadi di Jawa Tengah (tujuh kasus), diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Barat (lima kasus masing-masing), serta DKI Jakarta (tiga kasus).
Ada juga dua kasus di Banten dan Sumatera Selatan, serta masing-masing satu kasus di Sumatera Utara, Riau, dan Sulawesi Utara.
Meskipun demikian, angka kematian ini telah mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, berkat upaya promosi dan pembatasan usia serta skrining yang telah dilakukan.
Pada peristiwa terbaru, KPU Provinsi Jawa Barat mencatat bahwa enam petugas KPPS dan satu anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) meninggal dunia karena kelelahan saat melaksanakan tugas pemungutan suara Pemilu 2024.
Keenam petugas KPPS berasal dari Kabupaten Garut (dua orang), Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan dua orang dari Kabupaten Bogor. Sedangkan anggota PPS yang meninggal berasal dari Kabupaten Tasikmalaya.
Selain itu, Ketua KPPS di TPS 07 Desa Bakiruk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Marselina Hoar, juga meninggal dunia setelah melaksanakan tugas pencoblosan Pemilu 2024.
Jemris Fointuna dari KPU NTT menyebut bahwa Marselina meninggal pada Jumat siang, namun penyebab pastinya belum dapat dipastikan karena masih menunggu rekam medis.
Marselina meninggal pada Jumat siang, namun penyebab pastinya belum dapat dipastikan karena masih menunggu rekam medis. [RE/***]