STUNTING adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata atau anak sangat pendek serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama.
Masalah tersebut, salah satu masalah prioritas bagi Puskesmas Silau Malaha, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, yang dipimpin Yenny Rading Silalahi, S.Tr.Keb, MKM.
Masalah stunting di wilayah Puskesmas Silau Malaha yang terdiri dari Desa Silau Malaha, Silau Manik, Silampuyang, Pematang Silampuyang dan Desa Marihat Baris, ditanggungjawabi Bidang Pengelola Gizi, Matilda Juni Sinaga.
Tidak harus mahal
Ada 4 balita yang terkonfirmasi stunting, dua anak di Desa Marihat Baris dan dua anak lagi di Desa Silampuyang.
“Keempat anak balita tersebut mendapat perhatian khusus dan serius dari Puskesmas,” kata Matilda Juni Sinaga kepada segaris.co, Senin (21/03/2022).
Menurut Matilda Juni Sinaga, keempat anak balita tersebut sudah dua bulan ini dalam pengawasan Puskesmas Silau Malaha.
“Ini kita hendak berangkat menjenguk keempat anak balita tersebut, untuk mengetahui perkembangan dan perubahan yang dicapai, sekalian menyerahkan susu dan makanan bergizi,” kata Matilda Juni Sinaga.
Kasus stunting, terjadi dikarenakan ibu kurang memahami bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi bagi anak yang sedang dalam pertumbuhan.
“Pemenuhan gizi bagi anak-anak tidak harus dengan biaya mahal. Yang terpenting itu terpenuhi apa yang disebut 4 sehat 5 sempurna,” kata Matilda Juni Sinaga.
Masalah ekonomi salah satu penyebab
Untuk upaya menolkan stunting di wilayah Puskesmas Silau Malaha, penyuluhan dan penambahan pengetahuan terkait masalah gizi, senantiasa disampaikan pada gelar kegiatan Posyandu setiap bulannya.
Diharapkan, khususnya para ibu muda yang belum matang sudah menikah, masalah kesehatan ibu dan bayi dapat dipahami agar program Pemkab Simalungun menolkan stunting dapat terwujud, khususnya di wilayah Puskesmas Silau Malaha, kata Yenny Rading Silalahi.
“Selain tingkat pengetahuan dan pendidikan, masalah ekonomi salah satu penyebab keterbatasan dalam memenuhi asupan gizi pada anak, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya tidak sesuai dengan yang diharapkan,” kata Yenny Rading Silalahi.
Penulis: Ingot Simangunsong, Foto: Puskesmas Silau Malaha