IGNAS KLEDEN, seorang sastrawan, sosiolog, cendekiawan, dan kritikus sastra yang telah berpulang ke Sang Khaliknya, dikenal atas kontribusinya yang beragam dalam dunia intelektual Indonesia.
Sebagai seorang sastrawan, karyanya telah menjadi bagian penting dari perbendaharaan sastra Indonesia.
Kritikus sastra yang andal, Ignas Kleden tidak hanya menulis karya-karya kreatifnya sendiri, tetapi juga mengulas dan menganalisis karya-karya sastra dari penulis lain dengan kecerdasan dan kepekaan yang luar biasa.
Selain sebagai sastrawan, Ignas Kleden juga dikenal sebagai seorang sosiolog dan cendekiawan yang berpengaruh.
Penelitiannya dalam bidang sosiologi telah memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek masyarakat dan budaya Indonesia.
Pemikirannya yang kritis dan analitis membuat kontribusinya dalam memahami dinamika sosial menjadi sangat berharga bagi perkembangan ilmu sosial di Indonesia.
Kepergian Ignas Kleden merupakan kehilangan yang besar bagi dunia intelektual Indonesia. Warisan pemikirannya dan karya-karyanya akan terus dikenang dan dihargai oleh generasi-generasi mendatang.
Semangatnya dalam menggali dan mengungkap kebenaran melalui karya sastra dan pemikiran intelektualnya akan terus menginspirasi dan memotivasi para pencinta sastra dan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Ignas Kleden, seorang intelektual yang lahir dan dibesarkan di Waibalun, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 19 Mei 1948, meniti pendidikan awalnya di sekolah calon pastor.
Meskipun berhasil lulus dengan predikat terbaik di sekolah dasar, namun ia memutuskan untuk keluar karena merasa tidak mampu berkhotbah dengan baik.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Ledalero, Maumere, Flores pada tahun 1972.
Pengalaman pendidikan formalnya tidak berhenti di situ. Ignas Kleden meraih gelar Master of Art dalam bidang filsafat dari Hochschule fuer Philosophie, Muenchen, Jerman pada tahun 1982.
Tidak hanya itu, ia juga meraih gelar Doktor dalam bidang sosiologi dari Universitas Bielefeld, Jerman pada tahun 1995.
Sebelum terjun sepenuhnya ke dunia sastra dan ilmu pengetahuan, Ignas Kleden pernah bekerja sebagai penerjemah buku-buku teologi di Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores.
Ia juga memiliki pengalaman sebagai editor di beberapa yayasan, seperti Yayasan Obor Jakarta (1976-1977), Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta (1977-1978), dan Society For Political and Economic Studies, Jakarta.
Pada tahun 2000, bersama dengan rekan-rekannya, Ignas Kleden turut mendirikan Go East yang kemudian berkembang menjadi Pusat Pengkajian Indonesia Timur.
Selama masa tinggalnya di Flores, ia sudah aktif dalam dunia tulis-menulis dengan mengirimkan tulisannya ke majalah Basis Yogyakarta.
Setelah pindah ke Jakarta pada tahun 1974, ia semakin aktif dalam menulis baik untuk majalah maupun jurnal.
Esainya mengenai sastra telah dimuat di berbagai media, seperti majalah Basis, Horison, Budaya Jaya, Kalam, harian Kompas, dan lain-lain.
Karya-karyanya yang berupa esai juga turut dimuat dalam beberapa buku, antara lain “Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan” yang merupakan pilihan cerpen Kompas tahun 1997, serta “Buku dalam Indonesia Baru” tahun 1999 yang memuat tulisannya berjudul “Buku di Indonesia: Perspektif Ekonomi Politik tentang Kebudayaan”. Selain itu, Ignas Kleden juga dikenal melalui buku kumpulan esainya yang berjudul “Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan” tahun 1988, dan “Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan” tahun 2004.
Semoga almarhum diberikan tempat yang layak di sisi Sang Khalik dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. [catatan|Ingot Simangunsong/***]