Cerpen Karya | Arya Noel Lamtama Gultom
[Pengantar: Mediaonline Segaris.co menjalin kerjasama dengan SMP Negeri 2 Bandar, Kota Perdangangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun dalam mengapresiasi bakat seni siswa, khususnya karya tulis, CERITA PENDEK, yang dimulai updatenya, hari ini Senin 22 Januari 2024. Semoga bermanfaat dan membangkitkan semangat menulis di kalangan siswa di Kabupaten Simalungun. Terimakasih Bu Bintang Narumiris Simanjuntak S.Pd, M.Pd, Kepala SMP Negeri 2 Bandar serta tim pengajar, red. Silahkan menikmati Cerita Pendek perdana, karya Arya Noel Lamtama Gultom]
*****
PADA masa pilagitania kaum Elf tinggal di tempat yang bernama Kaz’q, tempat yang mengeluarkan cahaya indah dan mempunyai beribu-ribu senjata.
Kaum Elf hidup damai selama tiga ratus ribu tahun, namun masa-masa itu tidak lagi dapat dirasakan karena Kaz’q atau tempat para kaum Elf telah disihir oleh penyihir kegelapan yang membuat cahaya Kaz’q mulai menghilang.
Cahaya pada tempat kaum Elf bukanlah sekedar cahaya biasa, namun cahaya itu adalah pelindung nyawa yang diciptakan oleh 7 leluhur para Elf pada masa dilagitania. Jika cahaya itu hilang, Elf akan mulai melemah dan Elf akan punah.
“Ajar, cahaya terus menerus melemah, apa yang dapat kita lakukan,” ujar sang Kepala kaum.
“Kita harus tau apa yang sebenarnya terjadi,” ucap sang Ajar.
“Bagaimana cara kita untuk tau apa balik masalah dari semua ini?” tanya sang Kepala kaum.
“Siapkan kuda dan beberapa pasukan, kita akan ke Gunung Orod plual ered-o golodh,” kata sang Ajar yang menyatakan gunung pengetahuan.
Setelah mereka samapi di puncak gunung itu, Ajar pun mengucapkan kata “Edr-cin i ylv-o truth” dan keluar lah cawan yang lumayan besar dan berisikan air, lalu Ajar pun berbisik sesuatu dan cawan pun mulai mencerminkan seorang penyihir kegelapan yang berjubah hitam memegang pedang dan berkuda hitam.
Dengan keringat yang menetes dan ketakutan yang memenuhi muka, Ajar pun sedikit tersentak karena telah lama sekali penyihir hitam tidak muncul. Lalu cawan pun berganti dan mencerminkan sebuah gunung dan di dalamnya terdapat kediaman sang penyihir kegelapan.
Lalu, dengan kepala yang masih memikirkan hal Itu, Ajar pun pulang ke Kaz’q dan ternyata cahaya semakin meredup dan Ajar langsung mengatakan, “tambahi pasukan kita langsung saja cari gunung itu.”
Lalu kepala kaum pun mengangukkan kepalanya dan mulai menyiapkan pasukan.
Mereka pun terbagi menjadi tiga tim. Satu tim ke arah utara, satu tim ke arah timur, dan satu lagi ke arah selatan, dan Ajar serta kepala kaum masuk ke dalam tim menuju arah utara dan Ajarmengatakan kepada mereka, mereka harus kembali ke barat yaitu Kaz’q setelah 3 hari.
Pada petualangan yang menegangkan dengan kuda putih yang dipacu dan pandangan mata ke depan, akhirnya gunung yang ditinggali oleh penyihirpun telah ditemukan.
Mereka bergegas kembali ke arah barat atau kaz’q untuk menjemput para pasukan.
Selagi menyiapkan pasukan, kepala kaum pun bertanya “apa yang kita lakukan untuk mengembalikan cahaya ini Ajar, dengan bagaimana?”
“Itu sudah menjadi ketetapan leluhur dan menjadi ramalan, kita harus mengambil 7 pedang pendiri Kaz’q yang berada di 4 kuil berbeda dan menyatukannya di Orod plual ered-o golodh atau gunung pengetahuan dan menusukkanya tepat pada jantungnya,” jawab Ajar.
”Bagaimana kita tau dimana kuil itu dan apakah waktu kita cukup?” Tanya kepala kaum.
“Kita tidak ada pilihan lain kau tau itu, penyihir itu pasti sangat kuat untuk dapat menyihir penjaga nyawa yang telah dibuat oleh 7 pendiri Kaz’q, maka dari itu siapkan para pasukan, aku akan bersiap,” jawab Ajar.
Kepala kaum pun mulai menyiapkan pasukan sedangkan Ajar pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku sejarah dan melihat peta.
Mereka hanya mempunyai waktu 30 hari sampai dimana kaum Elf akan punah, ternyata satu kuil berada Neorafuin tempat dimana terdapat ular berkepala 3 yang besar dan siapa pun yang menatap mata ular tersebut akan menjadi debu.
Mereka pun mulai mendatangi kuil pertama yang berada di Gunung Sorode dan mengambil 2 pedang pendiri Kaz’q, lalu pergi ke kuil kedua berada pada pulau Poig yang sangat cantik nan asri dan mengambil 2 pedang pendiri Kaz’q.
Mereka pun pergi menuju kuil ketiga yang berada pada Gunung Sorodei. Mereka mencari pedang di kuil tersebut, namun tidak dapat. Tiba-tiba seorang wanita cantik berambut putih yang mengeluarkan cahaya yang sangat terang muncul di hadapan mereka.
Wanita itu memegang kedua pedang itu, dan berkata “inikah yang kalian cari? Hati hati wahai keturunanku, diriku akan terang jika berdekatan dengan kareker yaitu ular berkepala 3.”
Wanita itu memberikan kedua pedang tersebut ke Ajar dan kepala kaum, lalu wanita itu berubah menjadi batu-batu yang sebesar genggaman tangan Ajar.
Dan ternyata sisa waktu mereka tinggal 20 hari, lalu mereka pun segera pergi ke Neorafuin untuk mendapatkan pedang terakhir milik ketua pendiri Kaz’q yang berada di kuil abadi di mana kuil tersebut hanya dapat terlihat jika mereka membunuh karaker.
Hawa yang sangat dingin dan kegelapan Bertebaran, mereka pun mulai memasuki tempat itu dan beberapa waktu setelah mereka masuk tiba-tiba batu itu mengeluarkan cahaya yang bertanda bahwa karaker atau ular berkepala tiga berada di dekat mereka.
Ajar pun menyuruh mereka untuk menunduk karena jika mereka melihat mata ular itu mereka akan menjadi debu. Terdengar suara gesekan jalan ular dan batu pun tetap bercahaya pertanda bahwa karaker telah dekat.
Ajar pun mulai memegang pedangnya dan melihat melalui pedangnya ketika kareker mulai ingin menyerang.
Ajar langsung berkata dengan keras “lawan karaker yang berada pada belakang kalian dengan mata yang tertutup.”
Pada saat karaker lengah, para pasukan Ajar langsung cepat bergegas berdiri di punggung kuda menujuh ke arah karaker dan Ajar pun langsung menusukkan pedangnya ke kepala karaker yang berada di tengah. Seketika ular pun hilang dan tiba-tiba di hadapan mereka terdapat kuil yang bercahaya ajar pun masuk dan mengambil pedang terakhir dan pada pedang tersebut tertulis Galad must n-uireb.
Dan mereka pun langsung pergi ke Gunung Orod plual ered-o golodh, dan Ajar pun berkata “Galad must n-uireb” yah itu adalah tulisan yang berada pada pedang milik ketua dari 7 leluhur pencipta Kaz’q.
Tiba-tiba muncul lah lingkarang pada puncak gunung itu dan batu dari transformasi dari wanita Oada kuil ketiga pun keluar dari tas Ajar dan berubah kembali menjadi seorang wanita.
“Kita kembali lagi, wahai keturunanku,” kata wanita itu. Dan wanita itu tiba-tiba menjadi api yang sangat terang yang membuat semua pasukan termasuk Ajar dan Kepala kaum menutupi mata mereka, dan muncullah pedang yang sangat cantik namun berbahaya, karena satu tebasannya dapat merubuhkan dinding kuil.
Lalu ajar pun mengambil pedang itu dan ternyata waktu yang tersisa hanya 7 hari lagi, lalu mereka langsung mendatangi kediaman sang penyihir.
Saat mereka berada di depan gunung kediaman penyihir itu, seeokor kupu-kupu menghinggapi Ajar dan seketika kupu-kupu itu berubah menjadi api.
Namun api itu berkata “apa kabar suadaraku.”
Tanpa sadar api itu berbayangan seorang penyihir dan api itu pun berubah menjadi penyihir hitam yang menunggangi kuda dan memegang Pedang Api.
Penyihir pun mulai menyerang pasukan, darah bertebaran dimana-mana, ratusan anak panah menempel pada tanah dan mayat kuda.
Karena pasukan sangat berkurang banyak dan kepala kaum pun telah tergeletak di tanah, Ajar pun mulai maju dan menyerang penyihir. Namun Ajar tidak begitu kuat untuk mengalahkan penyihir, pedang perkumpulan 7 pedang pencipta Kaz’q pun terlempar dan saat Ajar ingin dibunuh oleh penyihir itu, penyihir melihat ke arah sang Ajar.
Ajar pun tau bahwa sebenarnya penyihir itu adalah saudaranya yang telah dibuang karena merusak citra nama ayah mereka yaitu pada masa piragitania yaitu masa ke lima dari dunia Elf.
Dan saudaranya ini bertahun-tahun belajar dan memutuskan untuk menjadi penyihir demi membalaskan dendam terhadap kaum Elf.
Dan setelah Ajar mengetahuinya, penyihir pun langsung menusukkan pedangnya ke Ajar, namunkepala kaum bergegas bangkit untuk mengambil pedang perkumpulan 7 pedang pendiri Kaz’q dan langsung menusukkan ke jantung penyihir.
Namun tetap saja ajar tidak dapat terselamatkan karena pedang penyihir didasari oleh kutukan kuat dengan Kepala kaum dan sisa pasukan pun kembali ke Kaz’q dan nampak bahwa cahaya pelindung nyawa Elf yang berada pada Kaz’q telah bercahaya terang kembali.
Dan mulai dari kejadian itu Kaz’q kembali hidup damai dan kepala kaum menjadi Ajar di masa yang baru yaitu masa Guaragitania masa ke-7 dari masa Elf.
Dendam tidaklah dapat menyelesaikan masalah, namun bersusahalah untuk dapat bangkit dari keterpurukan. [***]
[Penulis, Noel Lamtama Gultom, siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 2 Bandar. Hoby: menonton film yang bergenre fantasi seperti sihir mau pun kerajaan. Nama Orangtua: Franky Manapar Gultom/Ostrida Defa Defi Sinaga Prestasi: Juara 2 kelas dan Juara 3 umum pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024, pernah menjadi KETUA OSIS periode 2023, dan ikut menjadi anggota FORASIMA (Forum Anak Kabupaten Simalungun].