MENAMPAR, cari muka dan menjerumuskan.
Tiga hal itulah yang disampaikan Joko Widodo (Jokowi) terkait gelora sahwat politik orang-orang yang menginginkan Joko Widodo menjadi Presiden 3 periode.
Walau ketiga hal tersebut sudah disampaikan Jokowi dalam bentuk tulisan mau pun visual (video/youtube), para pesahwat politik yang terakhir menyebut nama KOBAR (koalisi bersama rakyat), tidak menjadi surut.
Di Sumatera Utara, dengan keberanian tanpa memikirkan apa dan bagaimana perasaan Jokowi, mereka malah mendeklarasikan Jokowi Presiden 3 periode. (Biarlah itu menjadi urusan mereka. Anjing menggonggong kafilah berlalu).
Etika politik
Jokowi telah menunjukkan betapa pentingnya etika politik dalam mengelola sahwat politik kekuasaan.
Bagi Jokowi, ketika sudah ada ketentuan yang menetapkan sesuatu jabatan hanya dua periode, maka harus dipatuhi. Tidak diperbolehkan membentuk berbagai opini, agar ketentuan dapat dirubah atau diabaikan hanya dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Padahal nyatanya, yang menonjol adalah atas nama kepentingan seseorang, kelompok atau golongan. Buktinya koalisi itu tidak berjalan bersama gerbong lembaga lainnya yang mengatasnamakan rakyat.
Sahwat politik
Kegamangan atau mengabaikan kematangan berpolitik, maka keriuhan Presiden Jokowi 3 periode dipantik 3 ketua umum partai yakni Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN) dan Erlangga Hartarto (Golkar) dengan wacana penundaan Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak tahun 2024.
Terlepas siapa yang berada di belakang suara ketiga ketua umum partai tersebut (dan biarlah menjadi urusan PDI-Perjuangan untuk meremuk redamkan sahwat politik mereka), wacana itu sesungguhnya bentuk ketakutan para pewaris rezim Orde Baru terhadap lahirnya Presiden baru yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan Jokowi.
Sahwat politik, lazimnya lahir dari “ketakutan politik” karena serasa semakin kecil kemungkinan merebut kekuasaan untuk menegakkan kembali rezim yang sudah “hancur”. Mainan yang dapat ditampilkan, ya menguatkan wacana tunda pemilu 2024 dan hembuskan Presiden Jokowi 3 periode.
Estafet Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo – Gubernur Jawa Tengah – dengan kacamata politik rakyat awam (tidak perlu sekelas kemampuan berpolitik 3 ketua umum partai itu), sudah dapat merasakan aura estafet kepemimpinan bangsa dari Jokowi.
Jokowi dan Ganjar Pranowo, adalah kader ideologis Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Estapet ini, menjadi salah satu penyebab gentarnya tiga ketua umum partai dalam bertarung di Pemilu Serentak 2024.
Ditambah lagi gerakan relawan Dulur Ganjar Pranowo (DGP) yang dikomandoi Raden Zieo Suroto, semakin membumi dalam memperjuangkan estafet kepemimpinan nasional yang benar-benar mumpuni dan mampu meneruskan pembangunan yang sudah dikerjakan Jokowi.
Ganjar Pranowo yang semakin menguat dengan etika politik yang santun tapi tegas dan jelas arah, adalah penerus estafet kepemimpinan Jokowi.
KOBAR pun bakalan “melempem” jika memahami makna dari kandungan kata “menampar, cari muka dan menjerumuskan” yang disampaikan Jokowi.
Itu pun jika mereka sadar, bahwa politik juga beretika!!!
By Ingot Simangunsong