KOORDINATOR Wilayah Pendidikan Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun, Osde Simarmata SPd menyampaikan, masalah yang dihadapi 31 SD Negeri dan 3 SD Swasta ke depan di Dolok Batu Nanggar adalah jumlah siswa baru yang semakin berkurang.
“Jumlah siswa baru, semakin berkurang dan sangat berdampak terhadap kelangsungan proses belajar mengajar. Bahkan ada sekolah karena ketidakcukupan jumlah siswanya, idealnya ya diregruping ke sekolah lain,” kata Osde Simarmata yang didampingi Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Dolok Batu Nanggar, Ahmad Fuadi SPd MPd – yang juga Kepala SD Negeri 091610 Afdeling 10 Dolok Ilir – kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (14/02/2022).
Memang, kata Osde Simarmata, Dinas Pendidikan sudah memberikan sinyal tentang adanya kebijakan pemerataan sebaran siswa baru ke sekolah-sekolah yang minim siswanya.
Kemudian, adanya permintaan para orangtua didik, agar tidak dilakukan regruping sekolah karena pertimbangan jauhnya jarak sekolah dengan tempat tinggal.
“Ada sekolah yang tetap dipertahankan karena pertimbangan jarak tempuh yang semakin jauh, tidak ada angkutan dan harus melintasi kebun sawit. Ya, bagaimana anak didik SD harus berjalan kaki demikian jauh melewati pepohonan sawit,” kata Osde Simarmata.
Tingkatkan kualitas tenaga didik
Sementara itu, Ahmad Fuadi mengungkapkan, dengan dilakukannya ke depan pemerataan jumlah anak didik, menjadi tantangan bagi para kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing.
“Kepala sekolah dan para guru diminta untuk bersama-sama memikirkan peningkatan kualitas pendidikan,” kata Ahmad Fuadi.
Kenapa demikian? Karena orangtua yang sudah menentukan pilihan sekolah untuk anaknya, harus pindah ke sekolah lain.
“Kita kan harus menjaga agar orangtua tidak merasa kecewa ketika anaknya dipindahkan. Ya caranya dengan kualitas pendidikan serta adanya rasa aman dan nyaman di sekolah,” kata Ahmad Fuadi.
Belum punya kamar mandi dan asbes rusak
Osde Simarmata menyampaikan bahwa secara fisik bangun, sekolah di wilayah kerjanya, masih cukup baik.
“Hanya beberapa sekolah saja yang belum memiliki kamar mandi. Misalnya dinSD Negeri 091610 dan SD Negeri 091611 di Afdeling 10, Dolok Ilir,” kata Osde Simarmata.
Menurut Ahmad Fuadi, bahkan SD Negeri 091611 untuk kamar mandi, kebutuhan air bersihnya masih dari masyarakat.
Osde Simarmata, juga menyampaikan ada sekolah yang butuh perbaikan lantai yang belum keramik dan asbes rusak karena sesuatu hal rubuh.
“Syukur ketika asbes rubuh, sedang tidak berlangsung proses belajar mengajar. Kita sudah ajukan perbaikannya ke Dinas Pendidikan. Semoga secepatnya terealisasi,” kata Osde Simarmata.
Penulis/Foto: Ingot Simangunsong