AMERIKA SERIKAT (AS) akan mengirim bantuan militer tambahan untuk Israel yang tengah berperang dengan kelompok Hamas Palestina sejak akhir pekan lalu.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joe Biden yang juga mengatakan, bantuan militer tambahan yang akan AS kirim termasuk amunisi dan alat pencegat untuk sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome.
“Kami akan memastikan bahwa Israel tidak kehabisan aset penting ini untuk mempertahankan kota dan warganya,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, Selasa (10/10/2023).
Lusiana S.Pd: “Sosialisasi SMPN 1 Bosar Maligas melalui kegiatan EKSTRAKURIKULER”
Biden mengatakan kabinetnya telah berkonsultasi dengan Kongres sejak awal perang Israel vs Hamas berkecamuk lagi pada Sabtu (07/10/2023), dan mendesak Kongres untuk mengambil sikap guna mendukung Israel.
“Ini bukan tentang partai atau politik. Ini tentang keamanan dunia kita, keamanan Amerika Serikat,” kata Biden seperti dikutip The Times of Israel.
Meski begitu, Biden menegaskan bahwa langkah AS mengerahkan armada kapal induk termasuk USS Gerald R Ford ke dekat Israel bukan untuk ikut campur memerangi Hamas.
Ia mengatakan manuver itu dilakukan sebagai deterrence atau strategi pertahanan agar musuh berpikir dua kali untuk menyerang AS dan sekutunya, dalam hal ini Israel.
Sebelumnya, seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS mengatakan akan “meningkatkan” pasokan baru pertahanan udara, amunisi, dan bantuan keamanan lainnya ke Israel demi membantu merespons serangan Hamas.
“Pesawat-pesawat sudah lepas landas,” kata pejabat Pentagon yang tidak ingin disebutkan namanya kepada wartawan seperti dikutip Reuters.
“Kami meningkatkan dukungan kepada Israel… Kami terus menjalin kontak dengan rekan-rekan kami di Israel untuk menentukan dan kemudian mendukung kebutuhan mereka yang paling mendesak.”
Meski begitu, AS belum merinci sejauh mana permintaan bantuan keamanan Israel.
Pejabat tersebut juga tampaknya menepis kekhawatiran bahwa Amerika mungkin akan kesulitan untuk memasok bantuan militer Israel ketika di saat yang sama juga memasok persenjataan ke Ukraina yang masih berperang melawan Rusia.
“Kami dapat melanjutkan dukungan kami kepada Ukraina, Israel, dan menjaga kesiapan global kami,” kata pejabat itu.
Israel telah menggempur Jalur Gaza selama empat hari terakhir setelah militan Hamas menyerbu kota-kota di Israel selatan dalam serangan mendadak yang menewaskan ratusan warga Palestina di wilayah itu.
Dikutip AFP, serangan Israel itu merupakan balasan atas serangan Hamas ke Israel pada Sabtu pekan lalu. Hamas mengklaim tujuan serangan ini untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.
Milisi Hamas menembakkan ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Beberapa dari anggotanya bahkan sempat menyusup ke Israel dan melarikan diri ke Gaza dengan menculik sekitar 100 sandera.
Sejauh ini, The Washington Post melaporkan setidaknya lebih dari 1.000 orang tewas dan 2.800 orang lainnya terluka dari pihak Israel.
Sementara itu, sebanyak 920 orang tewas dan 4.600 orang lainnya terluka dari pihak Palestina baik di wilayah Jalur Gaza maupun di Tepi Barat. (***)