NAGORI DOLOK SIMBOLON, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, berada di ujung kecamatan yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.
“Hanya perjalanan dua kilometer, sudah sampai ke Kabupaten Serdang Bedagai. Kita akan ketemu dengan perkampungan Desa Seribut, Nagaraja, Sipis-pis dan tembusnya ke Kota Tebingtinggi,” kata Gamot Huta I, Sudarno kepada segaris.co yang berkunjung ke nagori (desa) tersebut, Sabtu (03/06/2023).
Di Nagori Dolok Simbolon, kata Sudarno, ada tiga huta (kampung) yakni Huta I, II dan III yang jumlah penduduknya 330 kepala keluarga.
Gamot Huta I, Sudarno: “Mohon Pak Bupati Simalungun prioritaskan bangun jalan 12 kilometer”
Sudarno menyampaikan bahwa jalan utama Nagori Dolok Simbolon, merupakan jalan lintas truk atau angkutan berat yang membawa material pasir, batu, dan hasil perkebunan (sawit dan getah) dari wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, yang dibawa menuju Kota Pematang Siantar dan daerah lainnya.
Tahun 1990-an, pengusaha panglong terbesar di Kota Pematang Siantar, truk angkutannya melintas membawa material pasir dan batu dari Kabupaten Serdang Bedagai. Begitu juga pengusaha sawit dan karet, membawa hasil kebun mereka melintasi jalan utama Nagori Dolok Simbolon.
Di jalan sepanjang 12 kilometer dari Simpang Sinaksak sampai ke Nagori Dolok Simbolon, terlihat badan jalan yang sudah dilakukan pengerasan dengan bebatuan sebesar mangga dan kelapa.
Bongkahan bebatuan tersebut, menjadi “tidak karuan”, disebabkan truk yang melintas dengan muatan yang melebihi kapasitas. Sehingga, bebatuan yang semula menyatu (padat), menjadi tercerai-berai, sehingga sulit dilintasi kendaraan roda dua mau pun roda empat.
Kondisi jalan yang rusak itu juga, yang mengharuskan pemilik angkot menghentikan operasional mengangkut anak sekolah dan warga, karena kerusakan kendaraan tidak sepadan dengan penghasilan.
Jalan utama nagori dicor beton
Tahun 2016, Sudarno menyebutkan, dengan alokasi anggaran dana desa, dilaksanakan pengecoran beton jalan utama Nagori Dolok Simbolon.
“Pengecoran beton sepanjang 200 meter, dengan anggaran dana desa,” kata Sudarno.
Namun, setelah selesai pengecoran beton, tahun 2017 keluar SK Bupati yang menyebutkan bahwa jalan utama Nagori Dolok Simalungun, adalah jalan kabupaten.
“Karena sudah ditetapkan sebagai jalan kabupaten, pengecoran beton tidak dapat lagi dilanjutkan. Tinggal menunggu anggaran dari kabupaten, agar jalan utama dapat dilanjutkan pengecoran beton,” kata Sudarno.
Warga Nagori Dolok Simbolon, menurut Sudarno, mempertanyakan, apakah tidak boleh menggunakan anggaran dana desa untuk melanjutkan pengecoran jalan utama.
“Kita berikan pemahaman, bahwa anggaran dana desa hanya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan jalan desa, tidak dapat dialokasikan untuk pembangunan jalan kabupaten,” kata Sudarno mengulangi penyampaian pemahaman tentang penggunaan anggaran kepada warga, khususnya di Huta I yang dipimpinnya sejak tahun 2012 tersebut.
Untuk itulah, Sudarno mengharapkan Bupati Kabupaten Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga memberikan perhatian khusus ke Nagori Dolok Simbolon, agar jalan sepanjang 12 kilometer hingga ke Simpang Sinaksak, benar-benar layak dilintasi kendaraan roda dua dan empat.
“Setidaknya dilakukan perataan bebatuan yang sudah berserakan. Dengan dilakukan pengerasan ulang, akan sangat membantu warga yang beraktifitas menuju Pematang Siantar,” kata Sudarno. (Ingot Simangunsong/***)